Setelah beberapa hari lalu akku kebandung untuk melalukan pendaftaran ulang. Kini tibanya aku akan pergi. Besok aku akan meninggalkan kota ini untuk waktu yang cukup lama.
Malam ini aku sampaikan keinginanku pada ketua remaja mengadakan perpisahan dan doa bersama di rumahku. Mereka datang dan antusias. Seusai doa bersama inilah fase perpisahan itu. Aku sampaikan ucapak terima kasih dan mohon maaf karena tidak mampu menjalankan tugasku hingga akhir periode.
"Assalamualaikum wr. Wb"
"Waalaikum salam wr wb."
"Kepada rekan-rekan sekalian, hari ini mungkin akan menjadi hari terakhir kita bersama seperti ini. Untuk waktu 3 atau empat tahun aku tidak bisa berkumpul dengan kalian lagi. Terima kasih banyak untuk pengalaman hebatnya, terima kasih telah menjadi teman, sahabat yang senantiasa menasehati dalam kebaikan. Dan mohon maaf jika aku tidak bisa menjalankan tugasku hingga akhir periode. Danaku juga mohon maaf jika selama bersama kalian ada sesuatu dariku yang telah melukai hati kalian. Aku mohon maafkan aku. Dan aku minta doa semiga aku bisa menyerap ilmu dengan baik. Menjadikan ilmu yang aku dapat bisa bermanfaat untuk semua orang. Oh iya pesanku jaga diri, jaga organisasi apapun yang terjadi jangan biarkan organisasi ini bubar. Kita satu keluarga dan akan tetap menjadi keluarga."Air mataku sudah membasahi pipi, aku tidak bisa menahan air itu luruh. Perpisahan dengan mereka adalah sesuatu yang berat untukku." Aku selaku ketua remaja mewakili yang lain, merasa bangga karena kamu sudah mendapatkan beasiswa itu. Kami pun berterima kasih untuk waktu dan semua yang pernah kamu lakukan. Dan kami pun mohon maaf jika pernah melukai hatimu selama berorganisasi. Benar kita satu keluarga, akan selalu bahagia jika salah satu dari kami bahagian. Walaupun disisi lain kami kehilangan kehadiranmu. Tapi insyaAllah kita akan bertemu dan berkumpul seperti ini lagi." Ucap ka Jaka
Perpisahan itu diakhiri dengan jabatan tanpa sentuhan dan pelukan bagi yang remaja akhwat. Tangisku luruh ketika memeluk mba Lisa yang menjadi orang yang paling dekat denganku di organisasi itu. Dan aku melihat Ka Halim. Tak ada ekspresi yang aneh. Sama seperti yang lain tetap senyum. Ya layaknya laki-laki . Entah sedihkah dia? Ah sudahlah lupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar CintaNya
SpiritualEntah berapa kali aku jatuh cinta dan berapa kali juga cinta itu harus bertepuk sebelah tangan. sudah biasa memang, setiap saat harus menata hati. Membuang dan berusaha move on. Tak seperti biasanya, kali ini aku sangat sulit untuk move on. pertemua...