Ba'da magrib aku mengendarai sepeda biru yang sudah lama tak aku pakai. Putaran demi putaran hingga sampai dan berhenti di depan masjid. Entah mengapa kaki ini bergetar. Jantungku berdegup kencang. Entah uforia apa ini. Hingga air mataku menetes. Aku sudah bulatkan tekadku untuk mengabdi di tempat ini. Aku ingin berbagi ilmu bersama mereka. Suara riuh terdengar dari ruang sekre remaja yang sekaligus menjadi majlis ta'lim tempat segala kegiatan remaja berlangsung. Aku melihat dua remaja tengah mengajar ngaji anak-anak. Dua orang yang aku kenal.
"Assalamualaikum." Ucapku saat berada di depan pintu dan menghentikan aktivitas di dalam ruangan itu sejenak
"Waalaikum salam." Jawab mereka ramai
"Syrai?"
"Mba syrai?" Tanya mereka setelah mereka meyakinkan ingatan mereka tentangku. Dan aku hanya menjawab dengan anggukan kepala dan senyuman. Kemudian Laras mendekat dan memelukku erat. Aku merasakan ada yang basah dibahuku. Begitu pula aku telah membuat basah bahu Laras.
Aku sangat merindukan gadis ini. Dia sudah tumbuh besar dan aku lihat dia sudah lebih percaya diri
"Ya Allah mba syrai aku kangeeen banget sama mba." Ucapnya seraya menyeka air mata yang sudah lebih dulu menggambarkan kerinduannya. Lalu dia mengguncang tanganku menandakan dia begitu terkejut akan kehadiranku. Ah sikapnya belum juga berubah.
"Ya sudah lanjutkan dulu mengajarnya nanti kita bisa ngobrol lagi. Nanti mba boleh ngajar disini kan?"
"Boleh mba, boleh banget. sebentar ya mba." Ucapnya lalu meninggalkanku dan melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti
Dan aku melihat sosok yang sedari tadi hanya terdiam."Ka Arfan? "
"Bagaimana kabarmu ?"
"Alhamdulillah aku baik ka, ka arfan sendiri?"
"Aku juga baik . "
" Ya sudah silahkan lanjutin lagi ngajarnya. Maaf sudah mengganggu."
"Oh iya sampai lupa, ditinggl dulu ya rai"
"Iya ka"Ka Arfan adalah salah satu anggota remaja masjid. Aku tidak begitu dekat dengannya. Hanya saling kenal dan tak saling mengobrol. Sejauh yang aku tahu ka Arfan sempat pergi ke luar kota untuk melanjutkan pendidikannya juga. Sepertinya dia sudah lulus dan sama sepertiku kembali ke tempat ini ..
Satu jam kemudian. Ba'da sholat isya aku , Laras dan ka Arfan duduk di depan ruang sekre. Sebenarnya aku bingung sejak kapan ka Arfan mulai ikut bergabung. Tapi biarlah toh aku pun tidak merasa terganggu dengan kehadirannya. Kami saling menanyakan kabar masing-masing dan aktivitas apa yang sedang dijalani . Hingga suatu pertanyaan yang membuatku terkekeh.
"Kamu sudah punya calon rai?"
"Belum ka, belum ada yang mau sama saya hehe." Ucapku sedikit humor
"hehee bisa aja kamu mah."
"Kalau ka Arfan? Sudah menikah?"
"Belum, masih menunggu."
"Menunggu? Berarti sudah ada dong."
"Ada sih."
"Cieeee nanti undangannya jangan lupa ya ka. Hehe"
"Iya."
"Haduuuuh ngomongin apaan ini, aku gak ngerti aku kan masih kecil dan masih polos gitu.hehee"
"Hahaaa bentar lagi juga kamu gede ras. Sekarangkan sudah mau lulus SMA."
"Hehe iya, tapi belum waktunya ah ngomongin masalah begituan. Laras mah mba mau fokus memperbaiki diri sama sekolah dulu. Jodoh mah kalau sudah waktunya juga bakal dateng sendiri. Hehee"
"Nggih (Iya) yang sudah mulai bijaksana. Hehee "Obrolan terus berlanjut hingga pukul 9 lalu kami berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.
Suasana ini yang selalu membuatku ingin kembali, kebersamaan dan tawa bersama mereka. Alhamdulillah Allah selalu menjagaku bersama orang-orang soleh dan soleha .
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar CintaNya
SpirituálníEntah berapa kali aku jatuh cinta dan berapa kali juga cinta itu harus bertepuk sebelah tangan. sudah biasa memang, setiap saat harus menata hati. Membuang dan berusaha move on. Tak seperti biasanya, kali ini aku sangat sulit untuk move on. pertemua...