Perjuangan

3.6K 161 0
                                    

Perjuanganku ini bukan bagaimana bisa mendapatkan dia yang aku cintai melainkan perjuangan untuk dapat move on dan melepaskannya. Mudah saja jika kita move on dengan pergi jauh dan tak pernah bertemu dengannya lagi dengan  begitu akan lebih mudah melupakannya. Tapi lain denganku mana mungkin aku harus keluar dari organisasi ini hanya karena perasaanku. Aku ingin tetap menimba ilmu dan pengalaman dalam organisasi ini. Karenanya sulit jika harus move on dengan orang yang hampir setiap hari bertemu.

Setiap kali melihatnya ada dua hal yang terjadi harapan dan rasa sakit. Yang salah dari hatiku adalah berharap darinya yang jelas-jelas tak sedikit pun memperhatikanku. Rasa sakit setiap mengingat apa yang dia lakukan. Suatu hari handphoneku berdering aku lihat ada sebuah pesan dan ternyata pesan itu dari ka halim.
Syrai nanti malem datang ke acara istighosah ga?

InsyaAllah ka

Itu Dwi mau datang ke istighosah sama kamu

Iya suruh datang ke rumahku aja ka

Setelah itu ka Halim tidak membalas lagi. Kenapa ka? Seharusnya aku tidak boleh berharap kau yang menanyakan itu. Ada rasa sakit disana, kenapa bukan aku yang kau tanyakan? Kenapa bukan aku yang kau ajak? Kenapa pula kau harus memberitahuku bahwa kau mengajaknya? Bukankah kau tahu aku mencintaimu? Tak apa jika kau tidak mencintaiku tapi tak bisakah kau menghargai perasaanku.

Entah mengapa aku secengeng ini, menangis hanya karena dia.
Ingat Syrai kamu harus move on ada cinta yang harus kamu perhatikan dan hal  terpenting yang  harus kamu kejar yaitu CintaNya dan MencintaiNya.

Setiap dalam doaku aku memohon ampun padaNya, padaNya yang sering kali aku lalaikan karena urusan duniawi.
Allah, aku mohon hapuslah rasaku jika dia bukan pemilik tulang rusuk yang ada padaku. Aku tak ingin lebih fokus padanya. Aku ingin mencintaiMu. Aku ingin hidup karenamu

*****
Setiap hari aku harus mengendalikan perasaanku, teringat kata seseorang. Dia adalah orang yang seketika menjadi sosok seperti kakak yang aku rindukan.
Dia ka Jaka teman ka halim.
Sejak dia menyukai mba Lisa sahabatku sejak itulah mereka berdua seperti kakakku. Tempat curhat ke dua setelah Allah. Kata-kata yang paling aku ingat

"Sudah move on saja, toh tugas wanita mah hanya menunggu. Menunggu dengan cara yang anggun. Bagai menanam biji buah. Kita siram dan beri pupuk kebaikan setiap hari. InsyaAllah suatu hari nanti akan panen dengan kebaikan pula.
Dan bagaimana caranya move on
Pernah bersepeda kan, pasti pernah dong? Bisa tuh teknik bersepeda kita terapkan dalam move on. Tak ada orang yang langsung bisa bersepeda. Dia harus merasakan sakitnya saat jatuh. Namun jika dia berhenti dan tidak mncoba lagi bagaiman mungkin dia bisa bersepeda dengan mahir. Begitu juga denganmu saat kamu belum bisa move on bukan berarti kamu gagal. Kamu bisa kalau kamu mau mencobanya setiap hari. Lepaskan dia, kalau dia cinta sejatimu maka suatu hari nanti dia akan datang melamarmu. Tenang masih banyak Halim halim yang lain kok. So tetap semangaaat :-D "

Wahai hati yang masih terpaku dengannya, ingatlah bukan ini yang tuhanmu inginkan. Rasa yang Dia titipkn ke dalam hatimu adalah suci jangan kau nodai dengan segala nafsumu ingin memilikinya. Tahan dan simpan dalam-dalam jika waktu yang tepat datang kau akan lihat keajaiban dari rasa yang dijaga oleh iman. Bukankah kau menginginkan kisah yang seperti kisah cinta Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah dan kisah cinta Yusuf dengan Zulaikha. Kisah cinta yang dipersatukan oleh Allah.

Mengejar CintaNyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang