3.Thanks God

65 13 2
                                    

.....

Alea menguncir rambutnya menjadi satu lantas meraih tas ransel berwarna biru. Ia mematut dirinya dicermin sekejap. Saat semuanya selesai Alea pun melenggang keluar menuju lantai dasar. Ia meniti satu per satu anak tangga. Dilihatnya sang mama sedang menata sarapan dimeja makan. Alea menghampiri Lisa-mamaAlea-. Dikecupnya pipi kanan Lisa singkat lalu Alea duduk dikursi yang bersebelahan dengan Lisa.

"Bang Reno kapan pulang dari jogja? "Tanya Alea sembari memakan roti isi miliknya

"Besok mungkin"jawab Lisa melirik Alea yang kini sedang meminum susunya. Alea mengangguk lantas beranjak dari duduknya. Ia meraih tangan kanan Lisa dam mencium punggung tangannya.

"Aku berangkat dulu ma"pamitnya tak lupa mencium kilat pipi sang Mama. Lisa tersenyum lantas mengangguk singkat.

.....

"Le lo udah ngerjain PR fisika?"

"Udah, kenapa ra?"

"Pinjem"ucap gadis berambut sebahu dengan badge name Maura Zevania Derlyan. Alea memutar bola matanya malas sedangkan Maura memasanf puppyeyesnya. Kalo sudah begini, Alea bisa apa?. Ia mengambil buku fisika-nya lantas menyodorkan pada Maura. Maura tersenyum girang lantas memeluk Alea erat.

"Makasih le. Lo tuh emang sahabat yang paling best"ucapnya giran. Alea hanya mengangguk-anggukkam kepalanya dan berusaha melepaskan pelukan Maura yang membuat ia sesak.

"Kamu kalo seneng biasa aja donk. Sesak tahu"sungut Alea saat pelukan MAura terlepas. Maura hanya memberikan cengirannya lantas duduk dibangkunya dan sibuk menyalin PR fisika.

.....

Aka memainkan benda berukuran 3×3 tersebut. Memutar-mutanya beberapa kali. Bosan. Diletakkannya rubik tersebut di meja lantas menarik dasi abu-abu yang terasa mencekik. Ia menenggelamkan kepalanya pada lengan.

Davin.

Sahabat sekaligus teman sebangkunya datang. Davin  mengambil duduk diatas meja. Ia melirik Aka sebentar lantas berdecak.

"Ck..galau mulu lo"ucapnya mencibir. Aka tak merespon. Cowok berambut coklat itu tetap pada posisinya. Davin menoleh dan beranjak dati duduknya ganti duduk dibangkunya. Ia menepuk bahu Aka.

"Oiii hari ini free class semua guru rapat."pekik cowok bertubuh gempal dari ambang pintu dan itu berhasil membuat Aka bangkit dari duduknya dan melenggang keluar kelas. Davin  langsung mengikuti Aka dari belakang. Ia tahu Aka tidak baik-baik saja.

"Nyet..woyy..Aka..."pekik Davin  yang sama sekali tak digubris oleh Aka. Aka menghentikan langkahnya saat kakinya telah menginjak halaman belakang sekolah. Ia duduk dibawah pohon yang rindang. Tangannya merogoh saku celananya. Sebuah earphone dan ipod. Ia lantas menyumpal kedua lubang telinganya dengan earphone tersebut. Davin ikut duduk disebelah Aka. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah ia susun dikubur kembali. Davin  tahu dan cukup paham akan Aka. Ia lebih memilih diam. Tugasnya saat ini hanya satu. Menemani Aka.

.....

"Ra kamu ngeliatin apa sih?"tanya Alea penasaran namun pandangannya masih pada hot chocolate yang ia pesan tadi. Lama tak ada jawaban Alea mengangkat kepalanya lalu mengikuti arah pandang Maura. Pandangannya terkunci pada sosok cowok dibawah pohon. Aka. Ia melirik Maura sebentar. Dia ngelihatin Aka?, pikirnya.

Ada rasa tak rela hinggap di benaknya saat Maura melihat Aka dengan tatapan berbinar penuh makna. Cemburu? Entahlah ia tak tahu. Tapi kalo rasa cemburu itu tak mungkin menurutnya. Ia baru bertemu kemarin dan ia juga tak mengenal betul sosok Aka. Dahinya mengernyit tiba-tiba menyadari satu hal.

Aka ngapain disini?

Sekolah atau apa?

"Davin ganteng ya? "Tanya Maura tiba-tiba. Kini pandangannya kembali pada bakso miliknya. Lagi dahi Alea mengernyit.

"Jadi dari tadi dia ngelihatin yang disebelahnya Aka? Bukan Aka?"batinnya. Ia memukul pelan keningnya merasa bodoh.

"Lo kenapa sih le? Mukul-mukul kening kayak gitu? "Ucap Maura heran. Alea hanya nyengir sembari menyeruput hot chocolate-nya.

"Ra aku duluan ya. Mau ke perpus. Kamu gapapa kan aku tinggal?"pamit Alea seraya merapikan seragamnya yang kusut. Maura mengangguk singkat.

"Gapapa" ucapnya masih dengan bakso yang berada dimulutnya. Suara yang tidak begitu jelas tapi cukup dimengerti oleh Alea.

Gadis berambut hitam legam itu berjalan melewati koridor dengan santai. Earphone telah tersumpal pada kedu telinganya. Ditangannya terdapat buku yang lumayan tebal. Sesekali ia menyibakkan poni panjangnya yang menutupi matanya. Angin siang itu menerbangkan beberapa helai rambut milik Alea. Sesekali juga ia melirik para siswa maupum siswi yang berlalu lalang ataupun yang duduk dibangku koridor. Ada yang pacaran, ngobrol cantik dengan sahabat, nokrong sama genk, main ponsel dan masih banyak lagi. Ia mendorong pintu perpus kedalam saat tiba didepan perpus. Ia mengedarkan pendangannya keseluruh penjuru perpus. Kaki mungilnya melangkah beberapa langkah dari pintu masuk. Ia duduk dibangku yang berada dipojok.

"Gue boleh duduk disini?" Alea yang sedang mencari halaman buku yang akan ia baca mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang begitu familiar ditelinganya. Aka. Cowok itu berdiri disampingnya dengan senyum tipis miliknya. Alea mengangguk kaku mengiyakan permintaan Aka. Aka duduk disamping Alea. Matanya tak sengaja melihat salah satu kabel earphone yang menggantung. Diambilnya kabel earphone tersebut lantas menyumpalkannya disalah satu telinganya. Lagu milik band lama Greenday mengalun indah.

"Lo suka greenday? "Tanya Aka. Alea menoleh kearah Aka menghentikan aktifitas membacanya.

"He.eh"ucapnya lucu membuat Aka mengacak rambut Alea.

"Ihhh Aka mah gitu. Rusak kan"protesnya. Lagi, Alea berhasil membuat Aka terserang cute agresif sebab gadis didepannya sedang mengembungkan pipinya membuat pipinya menjadi semakin chubby. Aka menggigit bibir bawahnya lucu. Reflek Alea mencubit pipi Aka gemas.

"Kamu lucu. Btw pipi kamu tembem juga"ucap Alea. Aka diam masih cengo dengan tindakan tiba-tiba Alea yang mencubit pipinya.

"Lo gila ya"celetuk Aka. Alea mengernyit. Ditutupnya buku miliknya lantas menggeser posisinya menjadi menghadap Aka.

"Gila? "

"Ya lo gila! Lo tahu gak sih? Gue dari tadi nahan buat gak cubit pipi lo eh lo malah nyubit pipi gue"dengus Aka membuat Alea tertawa. Aka menaikkan alisnya heran saat tawa nyaring Alea menggema diperpustakaan. Beruntung diperpustakaan hanya ada mereka berdua.

"Kamu tahu? Kamu itu lucu banget. Asli"ucap Alea saat tawanya berhenti. Tak tahan akhirnya Aka mencubit pipi Alea gemas. Oh bukan hanya mencubit tapi menguyel-uyel pipi Alea. Alea menepuk-nepuk tangan kedua lengan Aka. Aka terkekeh pelan. Tanpa mereka sadar ada sepasang mata yang memerhatikan mereka dari balik rak buku yang menjulang. Sosok itu tersenyum kecil.

"Aka sakit...sakit...lepasin..Aka"rengek Alea. Dan didetik berikutnya Aka melepaskan tangannya dari pipi Alea. Aka tersenyum puas sedangkan Alea mencebikkan mulutnya dan mengusap-usap pipinya yang berubah merah.

"Sakit ya? "

"Kayak gitu masih tanya"sungut Alea sebal. Aka tersenyum singkat lantas meraih tangan Alea yang mengusap-usap pipinya. Digenggamnya tangan itu lantas tangannya yang ganti mengusap pipi Alea.

Thanks God,

.....

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang