9. Deal

35 8 0
                                    

.....

"Sendirian aja neng" ujar Aka dengan nada yang dibuat-buat. TElunjuknya menoel-noel pipi Alea. Alea yang merasa risih segera menutup novel yang ia baca lantas memukulkannya pada Aka.

"Becanda le"gerutu Aka sembari mendaratkan pantatnya pada kursi taman. Alea membenarkan sedikit duduknya agar ada diposisi aman.

"Lo suka banget disini"ucap Aka sembari mengedarkan pandangannya pada taman belakang sekolah yang tak banyak dikunjungi itu, hanya segelintir murid yang mungkin tidak suka dengan keramaian.

"Banget. Disini enak,tempatnya tenang cocok buat cari inspirasi atau nenangin diri. Kenapa emang?" Aka menggeleng pertanda tidak apa-apa. Ia meraih telapak tangan kosong Alea,cowok itu memainkannya terus sekedar membunuh bosan mungkin. Alea hanya diam, paham akan sifat Aka yang sebentara lagi akan menjadi Hobi.

"Gue dulu sering main kesini sama Iki, disitu" mulai Aka menunjuk pohon Akasia yang menjulang tinggi. Alea mengikuti arah telunjuk Aka. Ada ribuan pertanyaan muncul diotaknya.

"Dulu tiap jum'at-sabtu-minggu gue sama Iki sering main kesini. Main bareng sama kakak kelas tapi kebanyakan gue sama Iki ngehabisin waktu disini. Karena apa? Karena Iki gak sepetakilan gue, dia orangnya kalem banget meskipun dia sebenarnya lebih parah dari gue. Orang tua gue gak tahu, gimana bejatnya Iki. Mereka selalu ngebanggain Iki. Yang mereka lihat Iki itu anak baik-baik sedangkan gue? anak bejat yang gak tahu aturan."

"Maksud kamu? Aku masih belum paham" tanya Alea. Cewek itu mengernyitkan dahinya mencoba mencerna setiap kata yang dilontarkan Aka. Aka berdecak kesal lantas menarik kuncir rambut yang Alea pakai hingga terlepas bersamaan dengan angin lewat yang menerbangkan rambut Alea.

"Ishhh Aka kebiasaan deh"decaknya menyelipkan sejumput rambut kebelakang telinganya. Aka terkekeh pelan,menurutnya wajah Alea ketika kesal itu lucu dan Aka suka akan hal itu.

"Ngambek nih ye"goda Aka mendekatkan sedikit wajahnya kesamping wajah Alea. Aka meniup telinga Alea jahil membuat Alea bergidik geli dan menjauhkan wajahnya dari Aka.

"Aka! Annoying banget sih jadi cowo" ucap Alea memukul pundak Aka kesal dengan novel yang masih digenggamannya.

"Tapi ganteng kan?" Ucap Aka PD dengan senyum lebarnya. Aka mengedipkam sebelah matanya lucu.

"Apa kata kamu aja deh. Capek lama-lama kalo ngomong sama kamu"ucap Alea kembali membuka halaman novel yang tadi belum ia baca berusaha mencari aktifitas lain dan menghiraukan Aka yang terus-terusan menggodanya dengan menoel-noel pipinya.

"Njirrrr gue dikacangin"gerutu Aka. Dari ekor mata Alea bisa terlihat cowok itu kini memainkan ponselnya dengan wajah ditekuk sebelas lengkap dengan sedikit kerucutan dibibirnya. Alea menahan tawanya kala itu. Ia mencoba hanyut dalam setiap kata yang ada pada novel tersebut.

"Pulang yuk"ajak Alea saat hari makin sore. Diliriknya jam tangan yang melingkar manis dipergelangannya. 16.05. Aka tak menggubrisnya sedikitpun. Tak mendapat respon sama sekali. Alea menoleh kesamping. Ia menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya singkat. Cowok itu ternyata tidur dengan tangan didepan dada.

"Kamu makin ganteng kalo tidur"guman Alea pelan. Bagi Alea wajah Aka saat tertidur itu seperti bayi. Polos dan damai. Dan disitu Alea bisa menangkap bahwa Aka memang tidak seperti apa yang dilihat orang-orang diluar sana. Aka punya satu sisi yang tak semua orang tahu.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang