12. Aura!

29 6 0
                                    

.....

Alea melangkahkan kakinya menyusuri koridor yang makin ramai karena jam istirahat sedang berlangsung. Matanya menyisir mencari Maura yang sedari tadi belum kembali.

"Alea!"

Panggilan itu membuat. Alea membalikkan badannya. Seorang cowok dengan tampilan. acak-acakkan berlari kecil kearahnya.

"Lo Alea kan?" Tanya cowok tersebut. Alea menganggu bingung sedangkan cowok didepan Alea menghela nafas lega.

"Kenapa?" Tanya Alea dan matanya jatuh pada badge name yang tertempel diseragamr cowok itu.

Donny Ariefio.

"Gapapa. Cuma tadi Aka nyuruh gue kesini buat ngasih tahu lo, entar pulang sekolah lo ditungguin Aka dipohon Akasia" ucap Donny sembari mengatur nafasnya yang masih tersenggal-senggal.

"Kamu temennya Aka? " tanya. Alea menunjuk Donny dengan telunjuknya. Donny memukul keningnya konyol.

"Bukan le, gue bukan temennya Aka tapi gue pacarnya"

"Hah?pacar?kok bisa?kalian gay?"

Donny melotot saat Alea menyerangnya dengan banyak pertanyaan.

"Ya Allah" ucapnya sembari meraup wajahnya kasar. "Lo cantik-cantik dodol juga ya ternyata"

"Hah?"

"Hah?" Donny mengikuti apa yang Alea lakukan dengan gaya konyolnya. "Gue balik dulu le, capek gue ngomong sama lo" ucap Donny akhirnya dan melenggang pergi meninggalkan Alea yang masih bingung.

.....

Brakkkkk.....

Alea kaget setengah mati saat mejanya digebrak tiba-tiba. Hampir saja ia terjatuh dari kursinya jika ia tidak berpegangan pada sudut meja. Alea mendongakkan kepalanya takut.

Aura.

"Lo gue perhatiin makin kesini lo makin ngelunjak tahu gak! Emang lo siapa? Beraninya deketin Aka! Merasa cantik! Hah?" Gertak Aura marah. Wajahnya merah padam. Tangannya terkepal kuat diatas meja. Alea kembali menundukkan kepalanya takut, tak berani menatap mata berlensa biru yang menatapnya tajam seperti ingin memakannya hidup-hidup. Beberapa kali Alea memejamkan matanya menetralisir rasa takut yang membuncah.

Geram. Ucapannya tak direspon sama sekali, Aura menarik dagu Alea kasar membuat Alea mau tak mau menatap mata biru itu. Tangan kiri Aura yang tak melakukan apa-apa terangkat menjambak rambut milik Alea. Alea meringis merasakan sakit dikulit kepalanya. Air matanya mulai luruh satu persatu seiring dengan erangan kecilnya.

Kringggg.....

Bel tanda berakhirnya istirahat membuat Aura melepaskan jambakaannya pada rambut Alea. Tatapan tajam itu masih ditujukan untuk Alea yang kini menunduk, Aura menarik dagu Alea(lagi) "Urusan kita belum selesai! Pulang sekolah gue tunggu lo ditoilet lantai 1. Ngerti?" Alea mengangguk saja. Untuk saat ini ALea lebih memilih menurut. Aura melenggang pergi dari kelasnya diikuti dengan 2 sahabatnya.

Tubuh Alea melorot pada kursinya. Ia memejamkan matanya sekejap, tangannya mengusap kepala yang masih terasa nyeri itu. Tangan kirinya mengusap kasar air mata yang membasahi pipi chubby miliknya.

"Alea! Lo gapapa kan? Gue denger dari anak-anak, Aura habis ngelabrak lo. Bener?" Tanya Maura heboh saat tiba dikelas. Alea menggeleng tanda tak apa. Dan tak lama semua murid masuk kekelas dengan buru-buru diikuti Pak Ferry yang berajalan dengan santai menenteng sebuah penggaris kayu panjang.

.....

Aka mengetuk-etukkan jarinya pada bangku taman dibawah pohon Akasia nenunggu loading game yang ada diponselnya. Ia celingukan mencari sosok Alea yang tak kunjung datang padahal bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar setengah jam yang lalu.

"Maura!" Pekiknya saat melihat sosok Maura berjalan kearah parkiran. Aka berlari kecil menghampiri Maura setelah sebelumnya memasukkan ponsel pada saku celana.

"Kenapa?"

"Alea mana?"

"Gak tahu. Tadi dia keluar duluan. Emang dia gak sama lo ya?"

"Yaudah. Thanks ya"

Aka mengacak rambutnya asal. Satu yang dapat Aka sinpulkan. Alea lupa jika harus menemui Aka.

"Shitttt! Itu anak kemana sih?"

Brakkkk....

Suara pintu yang dibanting begitu kuat membuat Aka menoleh cepat. Pintu Toilet. Aka mengernyitkan keningnya, melihat pintu toilet yang tertutup sempurna.

Penasaran, Ia mendekati toilet tersebut. Menempelkan telinganya pada pintu agar ia bisa mendengar apa yang sedang terjadi. Beruntung ini bukan toilet khusus wanita.

.....

"Maksud lo apa? Deketin si Aka? Ngerasa cantik lo?" Gertak Aura menarik rambut Alea kuat membuat Alea meringis sembari memegang kepalanya.

"Ana! Lo jaga pintu!" Perintah Aura menunjuk pintu. Ana mengangguk singkat.

"Denger ya! Ini pertama dan terakhir kalinya gue ingetin lo secara langsung kayak gini.jangan pernah deketin Aka! Jauhin dia, sejauh-jauhnya! Ngerti?" Ucap Aura berapi-api.

Bugggg....

Aura mendorong tubuh Alea hingga membentur wastafel. Alea memejamkan matanya sejenak lantas memegangi punggungnya yang terasa nyeri. Tak sampai disitu saja, Aura menarik Alea hingga ia tersungkur kelantai.

"Se-..."

Brakkkk.....

Aura,Alea dan dua sahabat Aura menoleh bersamaan kearah pintu. Aura dan kedua sahabatnya membelalakkan matanya saat melihat seseorang yang mendobrak pintu toilet. Sedangkan Alea, cewek itu memegangi punggungnya yang terasa nyeri.

"Aka!" Seru Aura kaget.

Aka. Cowok itu berlari kecil kearah Alea yang masih duduk diatas lantai.

"Lo gapapa?" Tanya Aka sembari membawa Alea kedalam gendongannya. Alea diam, wajahnya ia sembunyikan pada dada bidang Aka. Aka menatap tajam Aura

"Sekali lagi lo giniin Alea, lo berurusan sama gue." Ucap Aka ketus dan berlalu dari toilet meninggalkan Aura yang masih mematung.

Sesaat setelah Aka dan Alea pergi. Aura menghentak-hentakkan kakinya yang terbalut sepatu nike berwarna putih itu kelantai dengan perasaan kesal yang luar biasa.

"Anjirrrr....awas aja. Gue gak bakal berhenti sampai disini" gumannya tak lupa senyum miringnya.

.....


Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang