5. Alea POV

38 13 0
                                    

.....

[Alea]

Sebulan sejak kejadian ditaman itu. Aku dan Aka menjadi lebih dekat. Pertemanan kita makin intens. Pertemuan kita makin sering. Jalan bareng? Berangkat pulang bareng? Kekantin bareng? Itu hal biasa. Tapi dari itu semua ada satu sisi negatif yaitu aku yang selalu di bully oleh para penggemar Aka disekolah. Ada kalanya aku merasa ingin menjauhi Aka tapi aku berfikir kembali. Apa salah Aka? Aka sudah berbuat baik padaku? Lalu apa alasannya jika aku menjauhi Aka?

Udahlah lo gak usah mikirin mereka. Gue bakal jaga lo dari jauh. Ok?

Gak usah dipusingin Alea. Nih ya gue bakal suruh temen-temen gue ngawasin mereka deh kalo lo masih gak percaya sama gue.

Everything will be fine. Selama lo ada disamping gue dan gue disamping lo. Inget gue ngejaga lo!

Dan masih banyak lagi. Dan tentunya aku mengingatnya. Perlakuan manis Aka selama sebulan ini membuat aku merasa istimewa.

Aku masih ingat kejadian yang paling bikin aku nangis dan ngebuat mata aku sembab.

"Jauhin Aka! "Ucap cewek berambut blonde bername tag. Zeva a.k.a kakak kelas sekaligus ketua cheers disekolah. Aku memundurkan badanku hingga membentur wastafel. Saat itu aku berada ditoilet.

"Lo ngaca dong. Lo itu gak pantas sama Aka. Jangan sok cantik! " ia menyiram bajuku dengan orange juice yang ada ditangannya. Aku hanya diam tak berani melawan. Aku menundukkan kepalaku menatap ujung sepatu hitam yang aku kenakan.

Tiba-tiba ia menarik daguku kasar membuat aku tak mau mendongakkan kepalaku. Tangannya beralih menjambak rambutku yang aku kuncir kuda.
"Awww...kak..sakit"rintihku. Ia tersenyum miring lantas makin menjambak kuat rambutku.

"Sekali lagi gue perintahin. Jauhin Ak--"

"Siapa lo?!" Suara itu. Datar dan dingin. Aku menoleh keambang pintu. Aka berdiri disitu. Matanya tajam menatap Zeva yang perlahan mengendorkan jambakannya. Aku bisa melihat rahang Aka mengeras. Tangannya mengepal. Ia berjalan mendekat kearahku. Merangkul bahuku hingga tubuhku bersentuhan dengan tubuhnya. Tatapan tajam Aka masih tertuju pada Zeva yang tak berkutik. Anak buah Zeva yang kutahu bernama Reni dan Alysa itu sudah pergi sejak kedatangan Aka.

"Siapa lo?! Hah? Beraninya lo nyentuh Alea. Gue kasih tahu. Sekali lagi gue lihat lo bully Alea atau anak lainnya. Gue gak segan-segan buat mgasih tahu ke kepsek. Camkan itu! "Ucap Aka ketus. Datar. Dan dingin sedingin es dikutub utara maupun selatan. Aka menarik tanganku pelan meninggalkan toilet.

Zeva ✔
Mega ✔
Elisa ✔
Denia ✔
Rahma ✔
Dan masih banyak lagi.....

Harus ku akui hidupku sedikit berubah saat aku mengenal Aka. Aku yang dulunya membatasi pergaulanku kini menjadi banyak memiliki kenalan. Ya walaupun kebanyakan laki-laki dan semuanya teman Aka. Banyak sisi yang belum aku ketahui tentang Aka. Dan aku akui bahwa aku nyaman berada didekatnya.

Getaran ponsel yang aku letakkan dikasur membuat aku sadar dari lamunanku. Aku menyambar ponselku dan melihat notifikasi. Sebuah pesan line dari em-Maura?

ZevaniMauraA: le gue didepan rumah lo!

Tanpa menjawab pesannya aku segera beranjak dari kasur lantas mengintip dari jendela kamar. Benar saja Maura disana. Aku berlari kecil menuju lantai bawah. Kebetulan aku hari ini sendirian dirumah alias home alone.

Aku membuka pintu utama menariknya kedalam. Maura berdiri disitu dengan tampilan casualnya. Ia tersenyum hangat lantas memelukku erat. Aku terlonjak tapi aku membalas pelukannya. Aku mendengar ia terisak.

"Kamu kenapa? "Tanyaku sembari mengusap punggung Maura. Aku melepaskan pelukannya lantas menggiringnya duduk disofa.

"Kamu kenapa?" Tanyaku padanya. Ia menghapus air matanya dengan ibu jari lantas menatapku. Aku menaikkan sebelah alisku.

"Siar ngajak gue jalan"ucapnya. Aku membelalakkan mataku tak percaya.

What????

Dia nangis?

Gara-gara diajak jalan sama Siar?

Inget ya!gara-gara diajak jalan sama orang yang dia sukai.

Ini Gila!

Konyol.

"Astaga Maura! Kamu diajak jalan sampai nangis kayak gini? Gila tahu gak! aku kira kamu kenapa"dengusku. Ia nyengir.

"Habisnya gue shock banget. Dan lo tahu gak sih ini itu pertama kalinya ada cowok yang ngajak gue jalan"ucapnya memeluk lenganku erat.

Asal kalian tahu saja. Maura ini memang cantik tapi gak ada satupun cowok yang nembak dia ataupun pdkt sama dia. Karena apa? Karena Maura galak banget kalo sama cowok. Mentok-mentok paling jadi screet admirer nya si Maura itupun kalo ketahuan pasti berabe. Pernah waktu itu ada kakak kelas jadi screet admirer nya Maura,tiap hari ngasih Maura barang yang dia taruh diloker. Kalo gak salah namanya Juno anak futsal di Antares. Dia digebukin sama si Maura karena Maura gak suka ada cowok yang tiap hari nyampahin lokernya dengan surat-surat alay yang errrr....

Ok

Back to topic

"Lagian kamu sih kalo sama cowok galak. Coba kalau gak aku jamin kamu udah punya pacar" ucapku. Ia memutar bola mata jengah sembari melepaskan pelukan pada lenganku.

"Otw"

"Sama?"

"Siar"

"PD banget"

"Dih biarin aja sih. Toh lo juga masih jomblo"

"Otw"

"What?! Otw? Sama siapa? "

"Aka"

"Seriously?demi apa?! "

Oh my mulutku kenapa asal jeplak banget sih. Aku menegakkan tubuhku gelagapan mencari alasan.

"Eh maksud aku-aduh apa sih...gak-.."

"Gak usah ngeles. Emang sih gue perhatiin kalian berdua sering jalan bareng gitu. Kalian deket banget tahu gak. Gue lihat-lihat kalian cocok kok. Saling melengkapi"celetuk Maura. Aku merutuki kebodohanku yang asal jeplak itu.

Ahhhh kenapa bisa? Aku bener-bener malu. Dan malunya pakai banget.

.....

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang