10. Letter

25 10 0
                                    

......

Alea mengaduk-aduk jus jeruk dihadapannya tanpa berniat untuk meminumnya. Didepannya ada Maura yang sedang berkutat dengan latopnya. Alea melirik kepojok kantin yang makin ramai, matanya menangkap sosok yang akhir-akhir ini mengisi harinya. Aka. Cowok itu ada disana, ditengah gerumbulan anak kelas 11-12, dengan secangkir hot chocolate digenggamannya.

"Ka diliatin noh"

"Anjirrrr menang banyak lo ka, dilihatin cewek semanis Alea."

"Kayak gulali ya ka. Manis-manis gimana gitu"

"Bukan gulali nil, tapi Le Mineral coyyy kayak ada manis-manisnya gitu"

Serentetan celetukkan teman-teman Aka terdengar ditelinga Alea yang memang tak jauh dari tempatnya duduk. Alea menundukkan kepalanya malu karena tertangkap basah memerhatikan Aka ditambah Aka juga sempat melihat dirinya. Maura melirik Alea yang mengaduk-aduk jus jeruknya sembari menggigit bibir bawahnya. Maura menutup laptopnya ganti menopangkan dagunya pada telapak tangannya.

"Kenapa lo? Gigit bibir bawah gitu" ucap Maura meledek Alea yang tak kunjung mengangkat kepalanya. Tak lama, Arsy datang. Arsy a.k.a anak kelas 11 yang banyak disukai sama adek kelas. Cowok tinggi dengan kulit coklat yang manis.

"Lo Alea kan?"tanyanya pada Alea yang menunduk. Alea meliriknya sekilas lantas mengangguk pertanda iya tanpa. ada niat menatapnya.

"Dia emang gitu kak" ucap Maura, Arsy menoleh Maura sekilas lalu mengangguk singkat.

"Buat lo. Dari Aka"ucap Arsy menyodorkan selembar kertas pada Alea dan melenggang pergi kembali pada teman-temannya.

'Nanti malam, jam 7, gue jemput!'

Tulisan yang tak terlalu rapi dengan pena yang terkena air es itu telah terbaca oleh Alea. Alea melirik Aka sekilas, Aka tersenyum tipis dan mengedipkan matanya genit lalu sedetik kemudian cowok itu kembali asyik dengan obrolannya.

"Cieeee Ale-Ale...Ale gue nge-fly nih ye, diajak jalan sama Aka"goda Maura menoel-noel pundak Alea.

"Apa sih" elak Alea dengan pipi yang mulai memerah.

"Ya ampun le. Lo pakai blush on ya? Sejak kapan?" Ucap Maura menangkup pipi Alea dan memiringkannya ke kanan dan kiri. Alea yang merasa makin risih melepaskan tangkupan Maura paksa.

"Udah ah..aku ke kelas dulu"ucap Alea beranjak dari duduknya meninggalkan Maura yang menahan tawanya.

"Tuh muka kenapa?"

"Lo?! Ngapain sih lo?" Ucap Maura kesal saat melihat seseorang yang bersuara tadi.

Fanil. Cowok annoying yang jadi musuh bebuyutan seorang Maura sejak jaman SD itu.

"Yah padahal gue kesini disuruh Siar loh"ucap Fanil santai. Maura yang tadinya menunduk langsung mengangkat kepalanya.

"Serius?"tanya Maura dengan mata berbinar. Fanil memutar bola matanya jengah, malas dengan sifat labil Maura. Kalau bukan Siar yang menyuruhnya dan mengancamnya, Fanil gak akan mau nemuin cewek macam Maura yang selalu buat dia emosi.

"Ihhhh kok diem sih...buruan keles" ucap Maura memukul lengan Fanil keras. Fanil memelototkan matanya saat rasa panas dilengannya menjalar cepat membuatnya meringis.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang