6. Annoying

25 10 0
                                    

.....

[Alea]

Aku menundukkan kepalaku membaca novel yang belum selesai aku baca. Sebelah telingaku telah tersumpal oleh earphone. Jika biasanya dua telingaku tertutup kini hanya satu. Satu earphone ku menyumpal ditelinga seseorang yang kini sedang berada disampingku.

Jika kalian menebak itu Aka. Maka aku akan mengucapkan selamat karena jawaban kalian benar.

Cowok itu sedang memainkan game diponselnya. Sesekali aku meliriknya yang sepertinya tak terusik sedikitpum dengan bising kendaraan yang lalu lalang. Dibawah pohon Akasia ini aku sering menghabiskan waktuku, sekedar membaca novel-novelku. Biasanya Maura lah yang menemaniku namun karena Maura ada urusan jadilah Aka yang menemani.

"Udah puas ngelihatinnya?"

Sial!

"Em-apasih? "Elakku.

Bego! Alea Bego!

Ahhhh sumpah aku Malu. Malunya pakai banget. Bayangin kamu lagi ngelihatin cowok entah itu yang kamu taksir atau enggak, terus ketahuan?

Gimana rasanya?

Njirrrr Malu. Malu-maluin banget.

"Cie blushing" godanya mencolek daguku membuatku agak risih. Aku tak menggubrisnya lebih memilih menyibukkan diri dengan novel yang berada dipangkuanku. Aka tak henti-hentinya menggodaku membuatku jengah sendiri.

Aha aku punya ide.

Aku menutup novelku lantas meletakkannya dikursi. Aku mengubah posisiku menjadi menghadap dirinya. Aku tersenyum penuh arti kepadanya sedangkan dia menaikkan sebelah alisnya ingin tahu.

Dengan sekali gerakan tanganku sudah berada diperutnya dan menggelitikinya tanpa ampun. Enak aja bikin aku blushing. Rasain tuh!

Hahahahaa..

"Aduhhh...le..ampun ampun..hahhaha..anjirr...Ale geli" pekiknya geli. Merasa sudah puas aku menghentikan aksiku dan kembali menyandarkan punggungku pada kursi taman dengan tangan yang aku lipat didepan dada. Aka menoel pipiku berkali-kali membuat aku mengerucutkan bibirku kesal.

1 fakta baru.

Aka itu Annoying banget!

"Cie ngambek"ucapnya. AKu melirik ia sekilas.

"Kamu tuh ya nyebelin tahu gak"ucapku akhirnya. Kesal juga lama-lama kalau gini terus.

"Ikut gue yuk"ucapnya beranjak dari duduknya dan menarik tanganku lembut. Mau tak mau aku mengikutinya saja.

.....

"Kita ngapain disini? "Tanya sembari mengedarkan pandanganku keseluruh penjuru.
Padang Ilalang.

Aka menarik tanganku lagi masuk lebih dalam lagi. Ilalang-ilalang tinggi itu bergoyang-goyang seolah menari. Aka membawaku masuk lebih dalam melewati tengah-tengah ilalang tersebut.

"Dulu gue sering kesini"ucapnya saat kita berada ditengah-tengah(?),mungkin. Yang jelas sekarang kita berada ditengah-tengah lahan kosong yang dikelilingi ilalang yang menjulang tinggi.

Aku memejamkan mataku sejenak menikmati Angin sore yang menggores kulitku.

"Menurut lo kehilangan itu apa?" Tanya Aka. Aku menoleh kearahnya cepat. Ia menaikkan sebelah alisnya lalu menatap lurus kedepan. Aku menghela nafas sejenak.

"Yang aku tahu. Kehilangan yang paling menyakitkan adalah ketika kita ditinggal untuk selamanya. Dan dunia kita berbeda. Dan sampai kapanpun dia gak akan pernah kembali lagi meskipun kita nangis darah. Kehilangan orang yang udah meninggal, itu yang paling menyakitkan apalagi orang itu masuk bagian terpenting dalam hidup kita."

"Ada gak sih orang yang gak mau kehilangan? "Tanya Aka. Kini aku melihat pancaran yang berbeda dari iris abu-abu miliknya.

"Gak ada orang yang mau kehilangan. Manusia ingin semuanya abadi tapi nyatanya semua yang ada didunia ini gak abadi kecuali tuhan." Ucapku. Entah dorongan dari mana aku berani mengusap punggungnya.

Aku tak tahu betul apa yang terjadi dengan cowok disampingku. Tapi aku merasakan Aka gak baik-baik aja.

.....

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang