5. Tak Terduga

74 7 0
                                    

Sekali lagi terdengar suara bel berbunyi, dan tak ada satupun diantara kami yang beranjak dari tempat duduk masing-masing.

"Apa mungkin itu PS? " akhirnya aku bertanya.

"Mungkin saja," jawab John. Lalu dia berpaling pada Amber "Amber, bawa Jane dan Keira ke kamar, biar kami yang akan menghadapinya. Kau tahu apa yang kau lakukan, jika terjadi apa-apa bukan?" tutur John.

Amber mengangguk patuh kemudian dia berdiri dari duduknya dan menarik Jane,  saat dia ingin menarikku. Buru-buru aku menjauh "Aku tidak mau! Sampai kapan kalian ingin menghindari Power Suckers? Aku akan tetap disini dan membantu".

"Kalau begitu aku disini saja dan membantu kalian," kata Jane mendukungku.

"Aku juga, aku tidak ingin pergi dari sini," kata Amber.

Sebelum John bicara, sekali lagi terdengar bel berbunyi, akhirnya dia mendesah "Baiklah, mari kita hadapi siapapun itu yang ada dibalik pintu," katanya sambil menatap lurus kearah pintu.

Dengan berani John melangkah kearah pintu, sementara Nathan langsung berdiri didepanku, aku langsung berpegangan ditangannya dan Jonas berdiri didepan Jane dan Amber. Setelah sampai didepan pintu. John memandang kearah Nathan, dan Jonas bergantian. Merekapun mengangguk bersamaan.

Kurasa itu menandakan bahwa mereka siap, dan akupun menyiagakan diriku. Meskipun aku tidak tahu bagaimana caranya berkelahi.

Dengan perlahan John membuka pintu, dan disana berdiri seorang laki-laki dengan topi berwarna merah menutupi wajahnya. Dia memakai sepatu berwarna merah, celana jeans, baju kaos berwarna putih dan jaket berwarna merah serta tas ransel yang sepertinya lumayan berat,  Kemudian dia mengangkat kepalanya dan melepas topinya.

"Apakah aku terlambat datang untuk makan malam?" tanyanya sambil tersenyum. Astaga, dia tampan sekali.

"Kamu siapa?" John menatapnya sengit.

"Aku teman yang sedang berkunjung dan telah melalui perjalanan panjang, serta sedang kelaparan, tidakkah kamu ingin membiarkanku masuk terlebih dahulu?" jawabnya sambil nyengir dan menatap kami semua.

"Katakan apa maumu? Atau lebih baik kamu pergi saja," kata John sekali lagi.

"Aku, tentu saja ingin bergabung dengan kalian semua para EXO. Dan apapun yang terjadi aku takkan pergi, karena aku sudah menempuh perjalanan panjang hingga sampai kesini," jawabnya.

"Tidakkah kamu ingin membiarkan aku masuk?" tanyanya lagi karena tidak ada yang menanggapi perkataannya tadi. Tapi John hanya diam saja dan memandangnya dari atas sampai bawah, "Hei, bukan aku saja kan yang melihat petir menyambar helikopter itu? Jika berlama-lama disini mungkin saja Power Suckers akan datang,"katanya sekali lagi.

"Baiklah, ayo masuk," akhirnya John membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan dia masuk.

Setelah masuk kedalam rumah, dia langsung menghempaskan tubuhnya di sofa dan menghela napasnya. Kami hanya berdiri melihatnya. Merasa bersalah, akhirnya dia kembali berdiri dan mengulurkan tangannya kearah John.

"Aku Allan Russell, 18 tahun, manusia magnet dan mampu mengalirkan listrik," katanya. Astaga dia memperkenalkan dirinya lengkap sekali, tapi John tidak menyambut uluran tangannya.

"Ayolah kawan, aku takkan menyetrummu, dan kumohon katakan umur dan Power kalian," katanya dengan wajah memelas yang oh-so-nice.

Akhirnya Jonas berjalan menghampirinya, dan mereka berjabat tangan "Aku Jonas Gordon, 19 tahun, sangat cepat, dan mampu mengeluarkan cahaya dalam gelap," katanya. Merekapun langsung tersenyum satu sama lain.

That PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang