17. Latihan Terakhir

43 4 1
                                    

"Lihat ini," Nick menunjuk satu titik yang telah dia gambar pada suatu kertas, "Ini aku, jadi karena kita semua ada 9 maka kira-kira kamu disini," Nick menunjuk kearah titik yang berada di seberang titik tadi. "Karena urutan yang lainnya belum ditentukan, jadi berkonsentrasi lah pada posisimu sendiri."

Aku menganggukkan kepalaku berkali-kali sambil memperhatikan penjelasan Nick. Kemudian dia berdiri, membuat kursi yang didudukinya sedikit berderit. Nick berjalan keluar menuju halaman belakang, aku masih setia mengikuti nya bagaikan seorang sekertaris terhadap atasan. Aku menyengir geli memikirkan kelakuanku.

"Jadi, aku disini," Nick mengambil ranting yang ada di sampingnya kemudian membuat lingkaran kecil yang samar diatas tanah disekeliling nya, kemudian berjalan tiga langkah kedepan dan membuat lingkaran yang sama disekeliling nya, "Kamu disini, anggap saja kita sedang membentuk lingkaran bersama yang lain."

Nick mendekatiku dan dalam sekejap mata, aku sudah berada ditengah-tengah rumahnya, rumahnya yang ada di Indonesia. Masih dalam keadaan kaget, aku mematung sementara Nick membuat lingkaran samar di lantai rumahnya, kali ini dia menggunakan spidol yang dia dapatkan entah darimana. Persis seperti apa yang dia lakukan tadi saat kami di halaman belakang.

"Jadi, ingat. Kamu akan berpindah dari lingkaran tadi ke lingkaran ini, begitu pula sebaliknya." Nick menarikku kemudian memposisikan tubuhku diatas lingkaran yang dia buat, sementara dia sendiri mundur dan berdiri diatas lingkaran posisinya.

"Ingat lokasimu baik-baik, Key. Cobalah lihat sekeliling mu, dan fokuskan dimana kamu akan muncul nanti." aku mengikuti instruksi nya dan mengedarkan pandanganku kesekitar mengingat setiap detail dari rumah Nick. Setelah yakin, aku mengangguk mantap.

Nick melangkah mendekat. Sekali lagi, dalam sekejap mata. Aku sudah berada dihalaman belakang. Tepat diatas lingkaran yang tadi dibuat Nick diatas tanah.

Aku sempat tercengang dan kagum akan kekuatan yang dimiliki Nick. Betapa mudahnya dia memakai kekuatannya.

"Key!"

Aku mengerjapkan mataku, Nick tampak tidak sabar. "Jadi, kamu memperhatikan tidak?"

Aku nyengir sebelum akhirnya menggeleng, Nick tampak menghela napasnya dengan gaya yang dilebihkan. "Jadi, ingatlah keadaan disekeliling mu saat ini, nanti kita akan mulai berpindah setelah ini!"

Aku mengangguk. Mengedarkan pandanganku kesekitar, dan saat aku melihat kearah rumah, mataku bertemu dengan Steven dan Allan yang ternyata sedang menonton kami dari lantai dua. Allan melambaikan tangannya sambil tersenyum sementara Steven meneriakkan kata 'semangat' kepadaku. Aku balas berteriak kepadanya.

"Terima kasih! Tapi sebaiknya kalian masuk kedalam karena aku akan kesulitan berkonsentrasi!" Sebenarnya aku gugup jika kalian melihatnya, terutama jika itu kau. Steven! Aku menambahkan dalam hati sambil tersenyum kearah mereka.

Allan memajukan bibirnya tampak tidak suka, tiba-tiba wajahnya berubah cerah, dia tampak berbisik sebentar kepada Steve, Steve tertawa lalu mengangguk.

"Tetaplah berlatih Key," Steven berteriak.

"Ya! Kamu berlatihlah dengan serius, lalu kami akan menontonmu. Pilihanmu hanya ada dua. Pertama," Allan mengangkat jari telunjuknya "Kami menonton dari atas sini, atau yang kedua," kali ini Allan mengangkat jari tengahnya " Kami masuk kedalam, dan menontonmu langsung dari bawah."

Setelah mengatakan itu, Allan tertawa terbahak sambil memegang perutnya, sementara Steven hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

Aku merasa kalah dalam debat kali ini, aku kembali berbalik, dan tampaklah Nick yang menungguku dengan wajah bosan. "Kamu benar-benar perlu berkonsentrasi, Key."

That PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang