10. Aku

46 5 2
                                    

"Sebenarnya Keira menjadi tembus pandang dan tak terlihat saat dia tertidur atau tidak sadarkan diri."

"Apa??!" aku berteriak sambil berdiri, mataku membulat sempurna untuk saat ini, aku menatap Nathan dengan ekspresi sinis, "Jangan mengada-ngada Nat! Kamu tahu kan aku tidak begitu!"

"Sayangnya iya, Key. Kamu tidak pernah tahu karena kamu tidak sadarkan diri, kamu seperti itu sejak kamu lahir," Nathan menjawab pertanyaanku dengan tenang, bahkan mungkin terlalu tenang, "Itulah alasannya kenapa mom dan dad selalu melarangmu untuk menginap dirumah temanmu, ataupun ikut acara kemah bakti sekolah, karena mereka tidak ingin terjadi apa-apa terhadapmu, Key."

"Bagaimana," aku kembali duduk disamping Nathan, kutundukkan kepalaku karena aku takut mereka melihat ekspresi wajahku, mataku sudah mulai berair saat aku kembali berkata, "Bagaimana mungkin, Nat?"

Akhirnya tangisku pecah, kututup wajahku dengan tangan sambil menggelengkan kepalaku. Bagaimana mungkin ini terjadi? Nathan bilang aku seperti itu sejak lahir? Oh, dan bagus sekali setelah 17 tahun akhirnya aku mengetahuinya. Alasan kedua orangtuaku yang sangat mengekangku selama ini, aku kembali teringat kejadian saat aku meminta izin untuk menginap dirumah Audrey, tetapi mereka malah melarangku habis-habisan. Bahkan ayahku tidur didepan pintu kamarku untuk itu. Begitu juga saat aku meminta izin untuk mengikuti acara kemah bakti sekolah, yang mana teman-temanku ikut semua sedangkan aku dilarang. Aku ingat saat itu aku mengurung diri didalam kamar selama dua hari dan tidak menggubris kata-kata orangtuaku sama sekali karena merajuk.

Ternyata, inilah alasan mereka. Pantas saja, meski ribuan kali aku mengatakan bahwa aku takkan ceroboh memakai kekuatanku didepan teman-temanku atau apapun itu mereka tetap bersikeras. Rupanya mereka seperti itu karena ada kekuatan yang tidak bisa kukontrol, kekuatanku itu muncul saat aku tertidur dan aku tidak menyadarinya, bahkan aku tidak tahu sama sekali.

"Kenapa aku tidak tahu Nat? Kenapa baru sekarang kamu memberitahukan itu kepadaku?" aku berujar disela tangisku sambil menatap kearah Nathan, sementara yang lain hanya melihatku dengan prihatin.

"Maafkan aku Key, Mom melarangku mengatakannya, aku sama sekali tidak bermaksud, aku hanya tidak ingin kamu frustrasi Key." Nathan menghela napasnya "Dad juga melarangku, katanya semakin menarik dan banyak kekuatan seorang EXO semakin PS mengincarnya, karena itulah kami bungkam."

Aku benar-benar tidak menyangka. Tetapi bagaimanapun, niat Nathan dan kedua orangtuaku itu baik, jadi aku takkan bersedih lagi. Kuputuskan untuk menerima saja Power baruku ini. Well, tidak benar-benar baru sebenarnya, aku saja yang baru tahu. Akhirnya aku menangguk sambil menahan isakanku, tak lama kemudian kulihat Amber beranjak kedapur kemudian dia kembali membawa gelas berisi air putih dan memberikannya kepadaku. Aku langsung menenggak habis isinya, aku lelah menangis sepanjang hari ini. Semuanya berkecamuk didalam pikiranku.

Setelah aku kembali tenang dan tidak menangis lagi, kami memutuskan untuk makan malam. Seperti malam-malam sebelumnya aku dan Jane membantu Amber didapur, sementara yang lain melakukan aktivitas masing-masing. Setelah makanan siap kami makan dengan tenang.

Pikiranku kembali melayang memikirkan kejadian tadi, aku menangis bukan karena marah, aku menangis karena merasa telah menjadi anak yang durhaka, selama ini kukira kedua orangtuaku yang tidak menyayangiku, tapi ternyata mereka menyayangiku lebih dari yang kutahu.

Selesai makan dan membersihkan dapur, aku langsung naik kelantai atas, diikuti oleh Allan dan Steven. Allan menunjukkan kamar yang akan ditempati Steven, dan tentu saja letak kamar mereka bersebelahan. Setelah itu Allan dan Steven memasuki kamar mereka masing-masing. Sementara aku berjalan kearah balkon.

Aku berdiri dibalkon tersebut dan menikmati angin malam yang lumayan kencang sehingga membuat rambutku berantakan, saat tanganku terangkat untuk merapikan rambutku. Tiba-tiba saja kurasakan tangan orang lain mendahuluiku, dia menjumput rambutku dan meletakkannya dibelakang telinga.

That PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang