Rumah sakit
Tempat yang sudah tidak asing lagi bagi Arsya sejak setahun lalu ia rutin kesini, bukan dia yang sakit tapi Mama nya mengidap anemia jadi harus rutin mengkonsumsi vitamin dari dokter.
Arsya harus rajin mengantar Mama nya, walau sebenarnya dia tidak terlalu suka berada di tempat ini. Arsya tidak menyukai bau obat yang sangat tercium di setiap rumah sakit.
"Mama ke mobil duluan aja biar aku yang ngantri obatnya di sini," kata remaja berumur 17 tahun itu kepada mama nya.
"Yaudah Mama duluan ya Sya" pamit Arinda wanita yang masih terlihat cantik walau umur nya sudah hampir 45 tahun itu sambil mengusap kepala anak sulung nya.
Arsya duduk di bangku menunggu nama Mama nya di panggil oleh suster yang sedang sibuk meracik obat.
"Hmm sorry lu anak Ghania juga kan?" Tanya seorang cewek berambut panjang yang duduk disebelah Arsya.
Arsya mengganguk ragu. "Iya lo tau darimana?"
Cewek yang memiliki kulit putih pucat itu tertawa. "Siapa ya gak kenal sama ketua geng Aurum Ghania?" kata nya sambil menatap Arsya dengan senyum teduh.
cantik sih tapi sok asik, batin cowok tampan pujaan seluruh cewek di SMA Ghania itu.
"Oh gitu." jawab Arsya dingin.
"Oiya kenalin nama gue Sherin" ujar nya dengan ceria sambil mengulurkan tangan di depan Arsya.
Arsya menghela napas pelan, mengabaikan tangan cewek itu. "Gue ga nanya, sorry." jawab nya singkat dan terkesan dingin.
Mendengar jawaban dari cowok tinggi di sebelahnya itu membuat Sherin tertawa lalu ia turun kan kembali tangan nya.
Lah kenapa dia malah ketawa aneh nih cewek, batin Arsya.
"Lo tuh ... lucu ya ternyata," kata Sherin di sela tawa manis nya.
"Ibu Sherin Nindya" panggil seorang suster di meja kasir.
Sherin bangkit dari bangku nya ia berjalan menuju suster yang memanggil nya, karna obat nya sudah selesai di racik.
Sherin menoleh ke arah cowok dingin itu, "Gue duluan ya" pamit nya ramah pada Arsya yang sedang fokus menatap handphone di tangan nya.
"Hmm ya" jawab Arsya tanpa melihat ke arah Sherin sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leaders Fell In Love
Teen FictionDia ceria, tapi di suatu waktu dia berubah menjadi sendu yang menyedihkan, saya jatuh cinta pada nya. Tapi rasa indah itu muncul bersama ribuan rasa takut kehilangan dirinya, untuk pertama kali nya saya merasa sangat takut seperti ini. -Arsya Dia d...