30.Resah

960 63 0
                                    

- Jatuh cinta itu saling menyelamatkan. Rasa terbaik yang diciptakan agar sepasang hati tetap dalam keadaan baik-baik saja. Penagenic -

[i'm sorry for late update. Smile because Arsya come backk♡ Semoga part ini bisa menjawab beberapa partanyaan di part sebelumnya ya!]
.
.
.

"Sya kamu baru pulang?" Tanya Arinda melirik anak sulung nya yang baru saja datang dan berjalan menuju kamar nya.

Langkah Arsya terhenti ia menoleh ke arah Mama nya yang sedang duduk di sofa itu,  "iya," jawab nya datar.

Arinda bangkit lalu menatap Arsya dalam. Ia tau betul bahwa Arsya sedang ada masalah. Sudah beberapa hari wajah nya kusut, pulang selalu larut malam malah kadang ia tak pulang.

"Sebenernya Kamu kenapa?"

Arsya mencoba tersenyum, "Gapapa Ma, Sena mana?"

Arinda menghampiri Arsya seraya mengusap rambut anak sulung nya itu lembut, "Sena udah tidur, kamu beneran gapapa?"

Arsya diam, menatap wajah wanita yang telah melahirkan nya itu. Sudah beberapa hari ia menghindar kontak mata dengan Arinda, ia tahan sesuatu yang ingin sekali ia bicarakan, satu alasan karna Arsya tak mau menyakiti Mamanya.

Tapi harus sampai kapan ia sembunyikan sendiri? mungkin ini saat nya.

Setelah hening beberapa detik, Arsya menghembuskan napas nya,

"Arsya mau cerita, sekalian ada yang mau Arsya omongin Mah"

"Akhirnya, Mama udah nunggu dari kemarin Sya, sekali-kali kamu harus cerita sama Mama jangan selalu lari sendiri seakan kamu gak punya siapa-siapa,"

Arsya tersenyum kaku, Arinda berjalan lalu duduk di sofa semula, Arsya mengikuti.

"kamu mau cerita apa?" tanya nya antusias.

jantung Arsya berdebar kencang, ia tak tahu harus mulai dari mana, ia mengusap dahi nya lalu menatap Arinda, "Arsya jatuh cinta Mah"

Senyum Arinda mengembang menunjukkan sedikit kerutan di wajah nya, ia menatap Arsya penuh arti, sedangkan yang ditatap menunduk.

"Bagus dong, yaampun Mama sempet takut kamu kenapa-napa ternyata ini soal hati ya? terus kamu jatuh cinta sama siapa? Mama kenal gak?"

Arsya menggeleng. Bukan, sebenarnya bukan hal itu yang ingin sekali ia sampaikan, bukan hal tersebut yang membuat ia takut menyakiti Mamanya, ada hal lain yang lebih serius.

"Dia baik Ma, Arsya gak pernah ngerasain kaya gini sebelum nya."

"Terus kenapa kok kamu kaya galau gitu? dia udah punya pacar?" tanya Mama nya penasaran.

"Enggak dia gak punya pacar. Mama pernah ngerasain jatuh cinta kan? Mama pasti pernah ngerasain gimana rasanya mau ngebuat orang yang kita cintai bahagia, mau relain apa aja buat dia, sama kaya Arsya.."

Arinda menatap raut wajah Arsya yang berubah, "Iya Mama pernah ngerasain,"

Arsya memejamkan mata mencoba menarik napas nya, sekejab sesak kembali di dada nya, "Mungkin Mama kira ini cuma cinta anak SMA, tapi Arsya ngerasain yang lebih dari itu Mah. Dia beda, dia punya sesuatu yang ngebuat Arsya yakin, ngebuat Arsya nyaman dan selalu berusaha jadi lebih baik, dia ngebuat Arsya belajar banyak dari hidupnya..."

"Dia pelangi, matahari, bintang, bahkan dia rumah tempat pulang, dia segala bentuk dan ungkapan indah di dunia.. dia segala nya bagi Arsya.." ucap Arsya serak.

Arinda mendengarkan seksama, dari ungkapan barusan terlihat jelas bahwa Arsya sangat mencintai gadis itu, tapi di satu sisi ia bingung kenapa Arsya bercerita tapi raut wajah nya mengambarkan kesedihan, ada apa sebenarnya?

Leaders Fell In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang