18. Heartbreak

2.1K 142 11
                                    

- I never stopped loving you, I just stopped showing it-

.
.
.

Hari ini Rena teman sebangku Sherin izin tidak masuk sekolah, jadi sherin duduk sendirian,dan sialnya lagi guru yang seharusnya mengajar tidak masuk.

Sukses deh udah gabut, sendirian lagi, batin sherin sambil memainkan game di ponselnya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan satu pesan masuk, ia langsung membukanya.

Arsya : Gabut.

Sherin tersenyum, lalu mulai mengetik balasan.

Sherin : sama,bosen.

"Sher gue duduk disini ya?"

Sherin mengangkat kepalanya,matanya membulat melihat siapa yang ada di depannya, "vanessa?"

Vanessa tersenyum, "boleh kan?"

Sherin mengangguk lalu ia memasukkan ponselnya kesaku.

Vanessa langsung duduk di sebelah sherin,

Menjadi pemandangan langka bagi sebagian siswi dikelas, bagaimana bisa seorang vanessa sekarang duduk dengan sherin tanpa bertengkar?

Jadilah semua siswa-siswi memandang aneh kearah mereka berdua,

Tapi sepertinya vanessa tak peduli ia lebih memilih memulai percakapannya dengan sherin.

"Sherr...lo gimana sama arsya?" Tanya vanessa sedikit ragu.

Sherin menoleh sedikit kaget untungnya vanessa tak melihat perubahan wajahnya.

"Hmm... gue udah baikan ko sama dia nes... tapi lo tenang aja kita cuma temenan ko"

Vanessa mengangguk mengerti ia tersenyum tipis "bagus deh.."

Vanessa tau semua itu,

Vanessa tau bagaimana so sweetnya arsya meminta maaf pada sherin.

Membuat dirinya semakin sakit,

Melihat laki-laki yang ia cintai malah mencintai orang lain.

Sherin menyipitkan matanya "lo gamarah kan ness?"

Ada perasaan tak enak dengan vanessa

Tapi bagaimana?

Ia terlanjur jatuh,

Dan terlena pada pesonanya,

Bagaimana bisa ia hentikan semuanya

Saat dirinya benar-benar menyukai

Laki-laki itu.

Vanessa tersenyum rapuh "mau gimana lagi sher... gue marah pun gaada hak kan?sekarang gue sadar mau gue ngejar sampai jungkir balik pun kalo emangnya dia gabisa suka sama gue...gue bisa apa lagi?"

Sherin diam,dadanya sesak seketika,matanya panas mendengar itu semua,seeakan dia bisa mengerti bagaimana sakit yang vanessa rasakan.

"Gue capek sher... gue tau dia gaakan pernah suka sama gue tapi kayanya hati gue ga ngerti ...gue gatau sampai kapan kaya gini" lanjut vanessa pasrah.

Sherin mencoba tersenyum "hati lo tuh sebesar apa sih nes?kayanya segitu dalemnya cinta lo ke arsya?"

Vanessa tertawa,"lo apa deh...gue aja ragu masih punya hati atau engga,udah berapa kali rasanya hati gue hancur"

Sherin menatap prihatin, "Ness lo tenang aja..gaada yang tau kan kali aja nantinya arsya suka sama lo.." sherin memberi jeda menahan rasa sesaknya mengatakan itu "hmm gue janji gaakan paca.."

Leaders Fell In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang