14.After Being Hurt.

2.2K 157 16
                                    

- I'm scared to tell people how I'm feeling, because I feel like they won't understand.-

.
.

.

"Sher kamu ngelamun mulu" tegur bundanya yang sedang sibuk memotong apel.

Sherin mengunyah apelnya "hmm engga ko bun"

Bunda menyipitkan matanya "kamu lagi ada masalah?"

Sherin mencoba mengelak "engga bundaku, oiya bun nanti sore sherin mau jalan-jalan ketaman belakang rumah sakit ya?"

"Yauda tapi bunda gabisa nemenin nanti sore bunda mau ke resto dulu, yang jagain kamu bibi "

Sherin mengangguk setuju, ia memang sedang dirawat dirumah sakit, sejak kemarin malam.

Sakit itu kembali menyerang tubuhnya, biasanya bila ia sudah meminum obat,sakit itu mereda, tapi kemarin tidak,membuat bundanya panik dan menangis karna melihat putrinya yang berteriak- teriak meronta kesakitan, akhirnya bunda memutuskan untuk membawanya kerumah sakit, tempat yang sudah tak asing lagi bagi sherin.

Penyakitnya tak kunjung sembuh malah makin parah,sama seperti luka dihatinya.

Aku masih mencoba melupakan dia,dia yang berhasil membuka pintu hatiku,dan menjajah masuk kedalamnya,Tapi tak lama dia kembali pergi dan menutup pintu itu,mungkin dia membanting pintunya terlalu keras,Sehingga meninggalkan luka berbekas di dalam hati...sampai sekarang.

.......

Arsya mengetukkan jari-jarinya pada meja sesekali ia melirik jam tangannya, ia sama sekali tak memperhatikan guru sosiologi yang sedang menjelaskan didepan kelas.

Dia ingin waktu cepat berlalu, pikirannya melayang kemana- mana,tepatnya pada gadis itu.

Tadi saat jam istirahat ia tak menemukan sherin, dimana pun.

Kemana dia?apa sakit lagi?

Maka arsya memutuskan pulang sekolah nanti ia akan mampir ke rumah sherin.

Tapi seolah waktu tak mendukungnya, waktu berjalan sangat lambat disaat seperti ini, kepalanya penat dan kupingnya panas mendengarkan materi yang selalu diulang-ulang itu.

Arsya berdiri melangkah menuju guru itu "saya izin ke toilet bu"

Guru itu memperhatikan arsya "jangan lama-lama"

Arsya mengangguk dan berlari keluar kelas, sebenarnya izin ke toilet hanyalah alasan, ia tak tau harus kemana.

Kakinya berjalan di koridor sekolah matanya sibuk memperhatikan lapangan yang penuh siswa dengan kaos olahraganya,hingga matanya menemukan seseorang yang sedang meneguk botol minum di pinggir lapangan,Aldy.

Arsya menghampiri ikut duduk dipinggir lapangan, membuat aldy menoleh "ngapain sya?"

"Gabut" jawab arsya datar sambil memasang earphone di salah satu telinganya.

Aldy menatap heran,ia tau sahabatnya sedang ada masalah, terlihat jelas dari kantong mata arsya, dan ia tau jelas siapa penyebabnya.

Aldy menaikkan satu alisnya "Sherin?"

Mendengar satu nama yang selalu mengisi ruang hatinya itu arsya menoleh dengan raut muka sedikit kaget "apa?"

Aldy menghembuskan napasnya "lo gabisa ngelak lagi sya, lo sayang sama tu cewek... keliatan dari mata lo.."

........

Arsya mengetuk pintu rumah sherin untuk kesekian kalinya,

"Sebentar yaa.." teriak seseorang dari dalam rumah.

Leaders Fell In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang