Chapter 3

10.4K 851 9
                                    

" appa!," seruku panik , karena bukan barang-barang kami saja, melainkan appa juga di lempar dari dalam rumah sewa, aku segera berlari meyelusuri gang, dan membatu appa - yang jatuh tertunduk-untuk berdiri. "kau tidak papah ?"

" aku tidak papah byun baekyun " jawab appa

dengan lega aku memeluk appa, lalu aku berpaling pada orang yang sudah dengan teganya membut kekacauaan ini, yang saat ini sedang berdiri di ambang pintu depan rumah sewa, choi soo young, sang pemilik rumah sewa.

" Ahjusii," protesku padanya, " kenapa kau melakukan ini ??"

" seharusnya kau tanyakan pada ayahmu." kata choi soo young. "dia sudah berjanju akan melunasi uang sewa, dan au sudah berbaik hati memberinya waktu sampai hari ini. tapi hasilnya? lagi-lagi dia memberikan sejuta alasan saat di tagih."

" tapi aku sudah menitipan padanya uang sewa yang sudah ku kumpulkan," kata ku bingung. lalu aku kembali menatap appa. " appa, kenapa kau tidak memberikan uang paanya?"

" masalahnya baek-ya uang itu"

" uang itu kenapa?" potongku

" uang itu -uhm- di pinjam " jawab appa takut-takut.

"MWO??" seruku kaget " di pinjam? siapa yang meminjamnya ?"

" kau ingat kim taeyeon, kan ?" cetus ayahku. " nah, dia bercerita padaku kalau dia membutuhkan banyak uang untuk biaya oprasi anaknya. karena kasihan, akhirnya aku meminjamkan uang. dia berjanji akan segera menggantinya."

kim taeyeon adalah wanita yang di kenal appa di bar. dia juga pernah beberapa kali datang ke cat kafe bersama temannya. tapi seingatku, dari obrolan bersama teman-temannya yang tidak sengaja ku dengar, dia tidak mempunyai anak, bahkan dia belum menikah.

" appa ku rasa dia menipu mu," kata ku " dia hanya ingin mengambil uang itu,"

" tidak mungkin" tungkas appa " dia adalah wanita jujur."

" coba telfon dia " usulku

appa mengeluarkan ponsel dari saku celananya, lalu menelpon kim taeyeon. aku dan appa sama-sama gelisah menunggu telfon itu tersambung, sementara choi soo young mengendus tidak sabar di tempatnya berdiri - masih di abang pintu rumah sewa.

" ponselnya tidak aktif," kata appa setelah beberapa saat. sekujur tubuhku terasa llemas. aku yakin ponselnya tidak akan aktif selamanya. kim taeyeon benar-benar menipu appa. hilang sudah uang yang seharusnya di gunakan untu membayar rumah sewa itu.

aku menyalahkan appa, ini bukan pertama kalinya appa di tipu orang. appa adalah tipa laki-laki yang mudah percaya pada orang lain. hal itu membuatnya sering di manfaatkan oleh mereka. aku sudah berkali-ali mengingatkannya agar lebih berhati-hati, tapi di lihat dari kejadian hari ini, jelas dia tidak mendengaranku

suara pintu yang di banting menutup membuatkku langsung menoleh ke arah rumah sewa choi soo young sedang mengunci pintu depan rumah sewa yang kini sudah tertutup itu.

" Ahjusii," panggilku. " tolong beri kami beberapa hari lagi. aku janji akan segera mambayarnya."

" aku sudah bosan dengan janji-janji kalian," kata choi soo young. dia mengantongi kuncirumah sewadan mulai berjalan ke mulut gang.

aku buru-buru mengambil dompetku dan mengeluarkan beberapa lembar won. tidak banyak, tapi hanya itu yang ku punya. " ahjusii," panggilku lagi. aku mengejarnya seraya mengaangsurkan uang yang ku pegang ke arahnya. " ini untuk sementara, ambilah dulu. tapi tolong biarkan kami tetap tinggal."

choi soo young hanya menatap sekilas pada uang itu, lalu tertawa meremehkan, " apa uang itu hanya untuk membeli tteokboki" cemoonya. "aku bisa mendapatkan jauh lebih banyak apabiila menyewakan rumah sewa pada orang lain."

" ahjusii jebal" pintaku putus asa, tapi dia tetap saja berjalan keluar dari mulut gang. aku mengikutinya selama beberapa langkah, tapi akhirnya menyerah di tengah jalan.

tak berdayaa, aku kembali ke depan rumah sewa, dimana appa sedang sibuk mengumpulkan barang-barang kami yang berceceran di gang. dia tidak butuh waktu yang lama melakukannya, karena barang-barang kami memang tidak banyak. pakaian-pakaian kami di masukannya ke dua tas yang kini di pegangnya di tangan kiri dan kanannya, sementara tas ke tiga- yang berisi beberapa aksesoris, alat-alat riasku,dan album foto-tergelateak di dekat kakinya.

aku mengambil tas ketiga itu, tanpa menatap appa, lalu langsung berbalik menuju ke mulut gang. dari suara langkah kakinya di belakangku, aku tau appa mengikutiku.

" baekhyun-ya," panggil appa. " kau marah?"

aku heran appa merasa perlu bertanya. " tidak, appa menjadi tunawisma adalah impianku, tentu saja aku tidak marah," kataku sinis

appa mendesah mengerti. " mianhae, baekhyun-ya," katanya penuh rasa bersalah. " lagi-lagi aku membuat masalah. kau sudah susah payah mengumpulkan uang itu, tapi aku malah seenakknya meminjamkannya pada orang lain."

aku jadi tidak tega. memang sulit bagiku berlama-lama marah pada appa. jadi ku hentikan langkahu, dan ku balikan tubuhku menghadap appa.

" sudahlah appa " kataku. " yang penting kau sudah menyadari kesalahanmu. ku harap, ini adalah terakhir kalinya terjadi. lain kali, jika orang yang ingin meminjamkan uang,kau harus meminta pendapatku dulu. aku mengerti kau hanya ingin membantu orang yang sedang kesusahan, tapi masalahnya, appa, kita bukan orang kaya. kita juga membutuhkan uang itu. kau cenderung menganggap orang lain sama baiknya seperti diri mu, padahal kenyataanya, ada banyak orang jahat di luar sana, yang tidak akan segan-segan memanfaatkanmu."

" kau memang lebih bijak sana daripadaku," puji appa. " teruslah mengawasi lai-laki tua ini baekhyun-ya, agar tidak lebih banyak lagi di manfaatkan orang lain."

" sulit untuk mengawasimu," keluhku. " kau lebih sering berada jauh dariku. karena itu, seharusnya kau yang melaporkan padaku apa-apa saja yang sudah kau lakukan."

" akan kulakukan itu," janji appa

kami melanjutkan langkah kami- kali ini bersisian. setibanya di mulut gang, kambil kembali terhenti, menoleh ke kiri dan ke kanan dengan bingung. " sekarang kita harus kemana?" tanyaku. appa berpikir sejenak lalu berkata," ada satu tempat yang bisa kita datangi"

tanpa perlu bertanya lagi, begitu melihat wajah appa yang bersemangat, aku tau tempat yang di maksudnya.

I'm sorry (Chanbaek ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang