Sakit di kepalaku terus bertahan sampai keesokan paginya ketika aku bangun. Aku berdiri dengan sempoyongan,dan kali ini, tanpa sempat berdandan lagi, aku melangkah terhuyung-huyung keluar kamar.
Aku ingin mengambil minum, dan chanyeol ternyata tengah berada di dapur. Penampilanku pasti sangat kacau balau, karena chanyeol langsung mengernyit begitu melihatku.
"Serius, Byun baekhyun, akan lebih baik kalau kau tidak mabuk-mabukan lagi," komentar chanyeol. "Tidakkah kau sadar betapa kacaunya dirimu terlihat saat ini?"
"Aku sangat sadar," tanggapanku. "Apa yang terjadi tadi malam?"
Aku hanya ingat chanyeol menjemputku dan aku meracau mengenai sesuatu, tapi hanya itu. Apa aku sudag mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya ku katakan? Bisa gawat kalau begitu.
"Kau mendadak berpuisi dan aku mau tidak mau mendengarnya," kata chanyeol. "tapi aku sudah berusaha melupakan apa yang ku dengar, jadi merupakan suatu hal yang baik kalau kau juga tidak bisa mengingatnya."
"Astaga," gumamku. "Apakah aku seburuk itu?"
"Ya memang seburuk itu."
Sial. Apa sih, yang sudah ku katakan tadi malam?
"Aku membuat sup untuk mengatasi pengarmu," kata chanyeol. Dia menyendok sup yang di maksudnya dari panci di atas kompor dan menuangkannya ke atas sebuah mengkuk.
"Kau membuatkanku sup?" Tanyaku terharu. "Kau pasti bangun pagi-pagi sekali untuk membeli bahan-bahannya."
"Jangan terlalu besar kepala, aku juga sekalian membeli bahan-bahan makanan lainnya, untuk berjaga-jaga seandainya aku sedang ingin memasak," kata chanyeol
Tapi aku sudah terlanjur besar kepala. "Pasti kau ingin memasak untukku,kan?" Godaku.
"Dalam mimpimu," balas chanyeol. Dia berpindah ke ruang makan dan meletakan mangkuk berisi sup ke atas meja makan.
"Sekarang kau makanlah sup ini.kau tidak perlu bekerja hari ini.""Loh, kenapa ?"
"Aku tidak ingin para pelangganku kabur karena melihat penampilanmu yang kacau, aku harus menjaga citra kafeku."
"Aku akan berdandan."
"Tidak, baekhyun. Kau tidak usah masuk, dan istirahatlah untuk hari ini."
Kata-kata chanyeol tidak bisa di bantah lagi, jadi akhirnya aku pun memutuskan untuk tidak masuk. Chanyeol naik ke atas dan ketika turun lagi, dia sudah siap untuk berangkat ke kafe.
Setelah di rumah hanya ada aku, aku pun mandi --- berusaha untuk membuat diriku enak di pandang lagi, dan tidak kacau balau seperti sebelumnya. Selesai mandi, aku mengeringkan rambut di kamarku, dan saat itulah aku mendengar sesuatu, sesuatu suara pintu depan yang di buka dan di tutup kembali. Karena takut salah dengar, aku mematikan pengering rambutku. Sesaat tidak asa suara apa-apa lagi, tapi beberapa detik kemudian, aku bisa mendengar suara langkah kaki seseorang.Meski takut, tapi aku memutuskan untuk memeriksanya. Aku mencari-cari barang yang bisa kugunakan untuk membela diri, tapi tidak ada sesuatu yang seperti itu di kamarku. Akhirnya aku memutuskan untuk membawa pengering rambut yang sedang ku pegang, untuk berjaga-jaga saja, seandainya aku perly memukul kepala seseorang.
Ketika aku melewati dapur, seseorang keluar dari sana. Aku langsung menjerit sambil mengangkat pengering rambutku, dan orang itu ikut menjerit --- seorang wanita setengah baya yang sedang memegang kantong sampah."Agasshi,apa-apaan ini?" Protes ahjumma itu.
"Kau siapa?" Seruku. "Bagaimana kau bisa masuk ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry (Chanbaek ) ✔️
FanfictionBertekad akan membuat Park Chanyeol mencintainya byun baekhyun pun akhirnya menawarkan strategi dimana Park Chanyeol harus menerima menjadi pacarnya dan selama strategi itu juga byun baekhyun akan membuat Park Chanyeol jatuh cinta padanya. Jika ia g...