Chapter 6

8.8K 600 45
                                    

" Chanyeol!!" Seruku girang, dan langsung berlari ke arahnya sembari merentangkan kedua tangan ku, berniat untuk memeluknya. Tapi itu sempat terjadi, aku sudah di hentikan oleh tangannya, yang kini menempel di dahiku, mencegahku melangkah lebih dekat lagi.

"Baekhyun~ya!" Itu suara appa penuh nada memperingatkan. "Kan sudah ku bilang jangan berlebihan."

Aku terpaksa mundur, sampai tangan chanyeol terlepas dari keningku. Tapi aku masih menatapnya dengan tatapan memdamba. Aku yakin dia bisa melihat cinta yang berhamburan keluar dari setiap pori-pori tubuh ku. Mungkin Itu sebabnya kenapa dia menatapku kayak menatap orang aneh.

"Ahjussi," sapa chanyeol, berpaling pada appa. "Sudah lama sekali kau tidak ke sini. Mungkin sejak istrimu meninggal?"

Appa terlihat agak malu "ah, ya kau benar," katanya "aku hanya aga... agak , eh sibuk."

Sibuk apanya kapan appa pernah sibuk? Sejak eomma meninggial,appa memang selalu menghindar datang ke rumah orang tua chanyeol entah kenapa. Aku bahkan memaksanya, tapi dia tidak pernah mau.

"Lantas apa yang membawamu ke sini hari ini ?" Tanya chanyeol

"Agak panjang di jelaskan," sahut appa. "Jadi boleh kami masuk? Aku akan menjelaskan pada mu di dalam."

Chanyeol meliriku sekilas, seolah tidak apa-apa kalau appa masuk, tapi keberatan kalau aku juga ikut masuk. Tidak ingin kalau aku sampai harus menunggu di luar sementara mereka berdua berbicara, aku buru-buru memasang tampang memelas.

"Tentu," kata chanyeol akhirnya, mengizinkan kami masuk. Aku menarik nafas lega. Entah karena tatapan memelasku atau bukan, yang penting aku bisa masuk.

Interior rumah chanyeol memang classic. saat ini kami sedang berada di ruang duduk, dengan ku dan appa yang sudah yang dudum di sofa three seater hitam , menghadap foto keluarga chanyeol dan kedua orang tuanya yang di pajang di dinding yang berada di seberang kami, sementara chanyeol duduk di sofa one seater hitam yang berada di sebelah kiri kami.

"Jadi begini Chanyeol~ahh" mulai appa " aku dan baekhyun sedang sedikit ada masalah."

"Mulai lebih spesifik lagi?" pinta chanyeol.

Appa menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. " yah, jujur saja masalah kami ada hubungannya dengan masalah.... keuangan," akunya. "Kondisi keuangan kami tidak baik. Aku baru di pecat dari pekerjaan ku, dan mereka bahkan tidak membayar gaji terakhirku. Meski gajiku memang tidak besar, tapi setiap lembaran won sangat berharga untuk kami. Selama ini, aku lebih mengutamakan baekhyun, tapi uang yang di kumpulkannya untuk membayar uang sewa rumah kami-- kami sudah menggunakanya selama tiga bulan- malah ku pinjam kepada orang lain, dan orang itu ternyata menipuku. Jadi selain kehilangan uang,kami juga di usir keluar di rumah sewa kami. Tadi malam, kami bahkan sampai harus tidur di jjimjilbang."

aduh,malu sekali karena chanyeol harus mendengar Masalah kami. Tapi raut wajah chanyeol tetap biasa saja, tidak menghakimi atau apa, dan dengar sabar menunggu appa melanjutkan ceritanya.

" tapi kami mungkin tidur di jjimjilbang tiap malam, jadi seharian kami subuk mencari tempat tinggal sementara." Lanjut appa " aku menghubungi Wu fan "--aku mengendus ķetika ia menyebutkan nama kriss, sedangkan dia berpura - pura tidak mendengar dengusanku-- " dan seperti biasa, dia bilang bisa membantu. Kau juga mengenal Wu fan kan ?"

" ya.., tapi aku tidak menyukainya" kata chanyeol. Ingin rasanya aku mengajaknya tos. "seharusnya kau tidak meminta bantuannya".

"Aku juga sudah bilang begitu padanya," timbrungku. "Tapi kalau menyangkut kriss, dia selalu tutup kuping. Mungkin dia sudah terhipnotis olehnya."

" Bukan begitu," bantah appa. "Dia sahabatku, baekhyun~ya. Aku mempercayainya."

"Kau lebih mempercayainya dibandingkan anakmu sendiri," tuduhku.

"Baekhyun~ya---"

"Lantas bantuan apa yang di berikan oleh wu fan?" Tanya chanyeol , memotong perdebatan kami.

" ada sebuah gudang terbengkalai di Itaewon, biasanya di gunakan oleh para preman untuk berjudi, dan mereka juga sering tidur di sana," kata appa "masih ada tempat kosong untuk ku, jadi sementara aku mencari perkerjaan baru dan mengumpulkan uang untuk rumah sewa, aku bisa mengikuti preman tidur di sana. Masalahnya, aku tidak bisa mengajak Baekhyun ke sana."

"Jelas aku Tida bisa," tandasku. "Serius, Appa? gudang ? Apa tidak ada pilihan tempat yang lebih baik?"

"Sayangnya tidak ada," kata appa. Lalu dia berpaling pada chanyeol, mentapnya lekat-lekat, dan berkata, " baekhyun adalah alasan ku datang ke sini chanyeol-ahh. Aku sudah mndapatkan tempat tinggal sementara, tapi dia belum. Karena itu bersediakah kau untuk sementara menerimanya tinggal di sini ? "

" MWO????" Suara itu berasal dariku dan chanyeol, aku dengan nada kaget bercampur senang, sedangkan chanyeol dengan nada kaget bercampur.... ngeri?

Appa memang yang terhebat. Aku saja tidak kepikiran untuk meminta bantuan chanyeol terkait tempat tinggal sementara, padahal sudah sejak dulu aku memimpikan bisa tinggal serumah dengan chanyeol. Maksudku, tentu saja saat kami sudah menikah nanti.

"Paling hanya beberapa minggu, atau paling lama beberapa bulan," tambah appa buru-buru. "Tapi aku janji tidak alan sampai tahunan,"

"Kau akan membiarkan anak gadismu tinggal serumah berdua saja dengan seorang laki-laki yang bukan keluarganya?" Tuntut chanyeol tidak percaya.

" kau kan juga bukan laki-laki sembarangan, chanyeol~ahh." Kata appa. "aku sudah mengenalmu sejak kau masih kecil. Aku percaya kau tidak akan berbuat macam-macam pada baekhyun. Malah, yang lebih memungkinkan adalah baekhyun yang akan berbuat macam-macam pada mu."

"APPA!!"protesku
Enak saja appa. Meski berbuat macam-macam pada chanyeol terdengar menggoda, tapi aku masih bisa menahan diri kok kan aku gadis baik-baik. (Oke jadi di sini Baekhyun itu seorang gadis bukan seorang Namja. Biar lebih enak aja di bikin ceritanya )

" aku tidak bisa ahjusii," tolak Chanyeol. " baekhyun kan punya beberapa teman perempuan, biar dia tinggal bersama mereka saja."

" kalau hanya beberapa hari mungkin tidak apa-apa, tapi kalau sampai berbulan-bulan, kan tidak enak pada keluarga mereka," kata appa. " sedangkan kau, kalau orang tuamu masih ada, aku yakin mereka akan dengan senang hati menerimah baekhyun, apalagi ibumu kan sanagat menyayanginya. "

Di singgul soal orangtuanya, chanyeol mulai ragu. Dia sendiri juga tahu, kalau dia harus melakukan apa yang akan dilakukan orang tuanya dalam kondisi ini - menerimaku.

"Jebal, Chanyeol~ ah." Pinta appa. "Hanya kau satu-satunya harapanku. Apa kau tidak kasihan pada baekhyun?"

Mendukung appa aku lagi-lagi memasang muka memelas. Dan lagi-lagi, entah karena tampang memelasku atau bukan , aku berhasil mendapatkan apa yang ku mau.

Disertai frustasinya, akhirnya chanyeol berkata, " baiklah. Baekhyun boleh tinggal di sini untuk sementara."

Authornyaa... gaje nih ><
Oke author Jelasin Sebenernya baekhyun Itu perempuan dari awal udah di Jodohin sama orangtua mereka berdua, Oh iya insyaallah Authornya pengen Updet 1 minggu sekali . *diusahain deh..

Jadi Like and Comment ya (Y)
Thanks For My Followers 😆😆

I'm sorry (Chanbaek ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang