Minggu demi minggu berlalu, dan hubunganku dengan chanyeol justru semakin memburuk. Dia benar-benar menjaga jarak denganku, lebih parah daripada sebelumnya. Baik di rumah maupun di kafe, dia tidak akan berbicara padaku kalau bukan karena terpaksa.
Terkadang, aku menangkap basah dirinya yang sedang mengamatiku dari kejauhan, dan kalau audah begitu, dia akan membuang muka dan bersikap seolah dia tidak sedang mengamatiku sebelumnya. Aku tidak tahu alasan di balik manjauhnya darinya, tapi itu membuatku nyaris gila.
Bukannya aku tidak pernah menanyakannya soal itu. Sudah sangat sering,tapi dia tidak pernah mau membuka mulut. Yang bisa ku tebak,pasti perubahan sikapnya ada hubungannya dengan malam dia pulang mabuk-mabukan itu.
Semakim mendekati akhir 'strategi seratus hari'-ku, aku menjadi semakin panik. Mana mungkin strategiku berhasil,kalau bahkan aku nyaris tidak berbicara lagi dengan chanyeol.
Setelah ku pikir-pikir lagi, apa saja yang sudah ku lakukan untuk membuatnya jatuh cinta padaku? Aku hanya memaksanya berkencan denganku, menangis di depannya, merengek-rengek padanya, dan bahkan mabuk. Bagaimana bisa aku berfikir dia akan jatuh cinta padaku setelah apa ku lakukan itu?
Aku menceritakan itu kepada kyungsoo saat kafe sedang sepi, dan aku dan kyungsoo bisa mengobrol di dekat pintu masuk kafe, sementara chanyeol ada di ruang kerjanya.
"Aku sempat berfikir begitu,tapi pada hari di mana dia pulang mabuk-mabukan itu,aku tidak melakukan apapun," kataku."dia pergi ke suatu tempat kyungsoo~ya,dan mungkin menemui seseorang yang membuatnya menjadi seperti itu. Siapa pun yang di temuiñya hari itu,atàu apapun yang di dengarnya dari orang itu, telah membuatnya dengan sengaja menjauhiku."
"Sayangnya kau tidak tahu karena dia tidak mau menceritakan apapun padamu," komentar kyungsoo.
"Begitulah," kataku sedih. "Aku benar-benar takut, kyung. Bagaimana kalau aku benar-benar akan kehilangan chanyeol?"
"Tunggu saja sampai seratus hari hubungan kalian, baek," kata kyungsoo. "Siapa tahu dia akan berubah, dan tetap bersamamu."
Itulah harapan ku, dan kini aku hanya bisa tetap berusaha membuat dia bisa trbuka padaku,dan dengan cemas menunggu seratus hari hubungan kami tiba.
.
.
.
.
.
musim dingain telah tiba, dan bagiku, musim dingin kali ini terasa jauh lebih dingin dari sebelum-sebelumnya, mungkin karena di pengaruhi juga oleh terus mendinginnya hubunganku dengan chanyeol. Sehari sebelum seratus hubungan kami,aku menghadang chanyeol di depan tangga sebelum dia sempat naik ke atas."Besok aku tidak bekerja," kataku. "jam empat sore,aku akan mnunggumu di roof terrace N plaza."
Chanyeol hanya mengangguk,dan berjalan memutariku agar bisa menaiki tangga. Dia baru mencapai pertengahan tangga ketika aku berbicara lagi.
"Chanyeol," panggilku lirih, membuat chanyeol berhenti melangkah,tapi tidak berbalik untuk menatapku. "Kuharap.....kuharap aku berhasil membuatmu jatuh cinta padamu.kuharap seratus hari ini, berarti sesuatau bagimu."
Chanyeol tidak menanggapiku,dan malah melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Bahkan setelah dia menghilang di puncak tangga, aku masih berdiri mematung di tempatku, tak terasa cairan bening mengalir tulus di pipiku.
'Kuharap, kau akan mencintaiku chan... dan kau tau betapa aku mencintaimu melebihi apapun." Batinku.
Besok semuanya akan jelas. Besok,aku akan mendapatkan jawaban,apakah aku biisa tetap bersama chanyeol atau tidak. Besok adalah penentu kebahagianku.
Tentu saja aku tidak bisa tidue malam itu.mataku masih terbuka lebar bahakan ketika ku dengar chanyeol berangkat ke kafe. Aku menghabiskan pagi itu di ranjang,tetap berbaring tanpa memejamkan mataku. Menjelang pukul empat sore,aku pun bersiap-siap menuju N seoul tower.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry (Chanbaek ) ✔️
FanfictionBertekad akan membuat Park Chanyeol mencintainya byun baekhyun pun akhirnya menawarkan strategi dimana Park Chanyeol harus menerima menjadi pacarnya dan selama strategi itu juga byun baekhyun akan membuat Park Chanyeol jatuh cinta padanya. Jika ia g...