CHAPTER 8

7.1K 512 4
                                    

Sebenarnya, aku sangat membenci wajahku yang tanpa riasan, terutama mataku. Ketika aku menghapus riasan mata ku, maka mata ku akan memperlihatkan jati dirinya yang asli--- begitu kecil, sehingga kalau aku ketawa, mataku seaakan lenyap di telan wajahku. Riasan yang tepat akan cukup membantu mataku terlihat lebih besar.

Andai aku memiliki cukup banyak Uang, aku akan melakukan oprasi plastik, dan yang paling pertama ku permak sudah pasti mataku, tapi aku tidak memiliki cukup banyak uang, sehingga harus puas dengan riasan mata saja. Aku jadi iri pada teman temanku semasa SMA dulu. Sebagai hadiah kelulusan, banyak dari mereka yang di bayari operasi pelastik oleh orang tua mereka.

Setelah membersihkan wajah, aku membuka cepol rambutku, dan rambutku yang panjangnya sebahupun langsung megar bak singa masai. Selain mataku, aku juga membenci rambutku yang sulit di atur ini. Itu sebabnya aku sering menguncir rambutku.

Sedang asyik-asyiknya menyisir rambutku, berusaha menjinakannya agar tidak terlalu megar, aku mendengar pintu kamarku di ketuk. Chanyeol! Terang saja aku langsung panik. Mana boleh chanyeol melihat wajahku yang tanpa riasan berbonus rambutku yang megar ini.

" baekhyun~~ shh," panggil chanyeol, karena aku tidak juga membukakan pintu, dan malah berlari-lari panik mengelili kamar. "Kau sudah tidur?"

Ah, ya pura-pura tidur saja.

"Tapi sepertinya kau belum tidur," kata chanyeol. "Aku bisa mendengar kau berlari-lari di dalam."

Aish, chanyeol ! Kalau begitu kenapa tadi dia harus bertanya aku sudah tidur atau belum ? Gagal sudah rencana aksi pura-pura tidurku.

"A-aku tidak berlari-lari," kilahku malu, dari bilik pintu, setelah berhenti berlari. "Aku cuma sedang--- mmmm -- senam malam."

"apa kau bisa buka pintunya dulu?" Pinta chanyeol
"Tidak bisa!" Tolakku langsung. "Posisiku saat ini tidak bisa di ganggu. Bicara saja aku akan mendengar."

Chanyeol sempat menggerut, tapi kata-katanya tidak tertangkap olehku karena dia memelankan suaranya. Di kata-katanya selanjutnya, barulah suara normal kembali.

"Aku cuman ingin bilang, kalau rumahku tidak akan makanan apa-apa" kata chanyeol " jadi kalau kau lapar, kau bisa membeli di luar. Password untuk pintu depan 0524."

"0524?" Ulangku, lalu mataku mendadak membesar. " maksudmu dua puluh empat mei? Tanggal lahirku? Kau menggunakan tanggal lahirku untuk password pintu depan
?

Ohh, chanyeol manis sekali. Dengan begitu setiap kali dia membuka pintu depan, maka ia akan teringat padaku.

"Itu juga tanggal lahir ibuku bodoh!!" Runtuk chanyeol.

Sial. Ternyata tanggal lahir ibunya. Aku baru ingat kalau ibunya memang memiliki tanggal lahir yang sama denganku. Kami sering merayakan ulang tahun bersama-sama.

"Terimakasih sudah memberitauku passwordnya" akhirnya hanya itu yang ku katakan.

"Dan satu lagi baekhyn~ya, jangan lupa mematikan lampu sebelum tidur," kata chanyeol. " tadi rasanya aku sudah mematikan lampu ruang keluarga, tapi malah kau nyalahkan lagi."

Mematikan semua lampu? Mendengarnya saja sudah membuat bulu kudukku merinding.

" soal itu bisakah kau memberikan keringanan sedikit?" Tawarku "biarkan lampu kamarku dan lampu koridor di depan kamarku tetap menyala."

"Kenapa?"

" karena aku takut gelap."

"Sejak kapan?"

"sejak aku lahir."

"Jangan bohong. Aku sudah mengenalmu sejak kau masih kecil, dan aku tidak pernah mendengarmu bermasalah dengan kegelapan."

I'm sorry (Chanbaek ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang