chapter 1

24.7K 1.3K 10
                                    

Segelas americano menemaniku kurang lebih dua jam aku berada di sebuah kafe yg dindingnya dilapisi oleh wallpaper polkadot hitam dan putih. Di bagian dinding sebelah kanan, terdapat banyak kertas yg di tempel , berisi tanda tangan artis yg pernah berkunjung ke kafe ini . Meja-mejanya berwarna putih dan bangkunya berwarna hitam.

   Aku duduk di salah satu sudut kanan kafe. Dari posisiku ini, aku bisa dengan leluasa mengamati seisi kafe ini, yg ingin ku amati bukanlah seisi kafe, melainkan lelaki yg sedari tadi Mondar-mandir melayani pelanggan. Laki-laki itu memiliki kulit putih, rambut lurus dengan jambul handalanya membuat para pelanggan perempuan tertarik pada ketampananya. Saat ini ia memakai kemeja hitam pas badan dengan lengan yg di di gulung hingga siku, dipadukan dengan celana jin hitam. Sebuah celemak hitam diikatkan di bagian panggulnya.

   Dia tampan, benar-benar tampan, dan air liurku nyaris menetes setiap kali aku melihatnya

   Tentu saja, ketampananya hanya salah satu faktor kenapa aku begitu mencintainya, dia juga memiliki kepribadian yg hangat membuat orang merasa nyaman jika di dekatnya. Tapi semenjak kematian orang tuanya perlahan dia mulai membangun sebuah dinding es, membentengi dirinya dari siapapun yg mencoba mendekatinya termasuk dan terutama adalah aku.

  Aku sudah mencintainya sejak kita kuliah bersama, dan orang tua kami pun cukup dekat.

Meski aku selalu di tolak mentah-mentah olehnya, tapi aku begitu setia padanya. Bagi ku, hanya dia yang ada di dalam hatiku sekarang dan selamanya. Dan dia juga selalu bergidik apabila mendengarku mengatakan itu.

   Tiba-tiba saja ada seorang yg menghampiri ku dia adalah Kyungsoo, salah satu pramusaji di sini,dan juga sahabatku. Kami sudah bersahabat sejak di sekolah kejuruan .

" ya baekhyun-Ssh " panggil Kyungsoo "sudah dua jam kau di sini. Kau mau bertengger di sini sampai berapa lama lagi ??"

"Apa kau mengusir ku ??" Sungutku

"Aku memang mau mengusir mu," Kyungsoo membenarkan "pelanggan lain tidak bisa mendapatkan meja karena kau"

"Jangan berlebihan,"tungkasku "ada beberapa meja lain yg masih kosong."

" tapi mejamu adalah yg terbaik" kata Kyungsoo

"Itulah sebabnya aku memilihnya" kataku "aku memang selalu duduk di meja ini setiap kali aku datang ke sini eoh??? Proses pengamatan ku bisa berjalan dengan baik di meja ini."

   Kyungsoo berdecak "kau tau aku kasian pada Chanyeol "komentarnya." Pasti dia merasa seperti diikuti seorang penguntit."

     Chanyeol yg di sebut-sebutnya adalah Park Chanyeol sang laki-laki tampan yg sedari tadi menjadi objek pengamatan ku. Bahkan begitu mendengar namanya, mata ku secara otomatis mencari-cari sosoknya, yg sudah tidak lagi Mondar-mandir, melainkan duduk diam diam di balik meja kasir, sebelum akhirnya kembali kepada Kyungsoo

" aku bukan penguntit" protes ku "aku kan tidak mengikutinya sepanjang hari atau bagaimana.bahkan hari ini baru dua jam aku melihatnya."

   "Tapi kau bahkan perlu-perlunya datang ke sini dari hongdae hanya untuk melihatnya," kata Kyungsoo

"Mau gimana lagi?" Cetus ku " aku merindukan nya setengah mati. Kalau tidak datang ke sini berarti aku tidak bisa melihatnya.dia kan tidak akan mau datang dari ke hongdae meskipun aku memintanya."

"Padahal kau di sini pun, kau tidak bicara padanya" kata Kyungsoo

"Dia kan paling tidak mau di ganggu kalau sedang bekerja," kataku."kau ingat tidak, dulu dia pernah membentak-bertamu di depan para pelanggannya karena aku mengganggunya ?"

    Kyungsoo tersenyum geli " tentu ingat," katanya . "Kau membuat kehebohan hari itu baekhyun-ya. Kupikir beberapa pelanggan yg saat itu menyaksikan pasti merasa takut untuk makan siang di sini lagi."

"Maka itu, aku tidak ingin hal itu terjadi lagi," kataku. "Bisa gawat kalau dia kehilangan para pelanggannya gara-gara aku."

   Saat itu ada seorang yg memanggil Kyungsoo,jadi dia pamit dari mejaku dan menghampiri meja pelanggan itu. Tidak berapa lama, dia bertolak ke dapur

Vote & comennt

I'm sorry (Chanbaek ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang