CHAPTER 7

7.4K 532 6
                                    

Aku langsung Bersorak keras-keras, Bahkan sebelum appa sempat mengucapkan terimakasih pada chanyeol. Perasaan senangku saat ini tampaknya berbanding terbalik dengan perasaan chanyeol, yang saking suramnya seperti dia akan segera melompat ke sungai han.

Heran. Apa tinggal denganku terasa seberat itu untuknya? Appa menyerahkan tas berisi pakaianku yang sedaritadi di peganggnya padaku. "Untung saja aku sudah membawanya", katanya

" Tunggu..., tunggu," kata chanyeol, Baru mengerti arti tas itu setelah berada di tangan ku. Sama sepertiku sebenarnya. Tadinya aku juga sempat heran kenapa appa membawa-bawa tas itu, tapi aku tidak menanyakannya. "Baekhyun akan tinggal di sini mulai malam ini ? "

"YA," kata appa. "Setelah ini aku juga akan langsung ke itaewon."

"Kenapa cepat sekali?" Protes chanyeol.

"Oppa, mungkin kau khawatir karena belum menyiapkan apa-apa untukku, tapi sungguh, Itu tidak perlu," kataku

"Kau melambungkan harapan mu terlalu Tinggi, "kata Chanyeol " aku memang Tidak berniat menyiapkan apa-apa untukmu."

" Tidak apa-apa , karena kami memang sudah cukup merepotkan mu," kata appa menanggapi. "Baiklah, kalau begitu ini sudah cukup malam. Kalian pasti ingin segera beristirahat. " melihat chanyeol sudah bersiap-siap untuk berdiri, dia menambahkan " kau tidak perlu mengantarkan ku keluar, chanyeol~ah. Biar Baekhyun saja."

Chanyeol tau appa pasti ingin berbicara dengan ku, jadi dia pun batal berdiri. Di biarkannnya aku mengantar appa sampai pintu gerbang.

" aku tahu aku pasti bisa mengandalkan Chanyeol," kata appa setelah kami sudah berdiri di luar pintu gerbang. "Sulit untukku meyakinkannya, baekhyun~ya jadi jangan sampai kau mengacau, oke? Kalau bukan di sini, aku tidak tau lagi kau harus tinggal di mana."

"Kenapa kau juga tidak tinggal di sini aja appa ?" Tanyaku.

Appa mengibaskan tangannya " tidak, tidak,tidak , aku lebih nyaman tinggal di tempat lain " Tolaknya.

Lagi-lagi appa menghindar. Kenapa sebenarnya ?

" tapi Gudang yang di penuhi para preman tidak terlihat seperti tempat yang nyaman," komentar ku

" aku akan beradaptasi," kata appa. "Tidak usah menghawatiran aku Baekhyun, aku akan baik-baik saja."

" sebaiknya begitu "

Sedih juga melihat punggung appa yang berjalan menjauh di akhir percakapan kami. Ini adalah pertama kalinya kami akan tinggal terpisah, setelah selama ini selalu tinggal bersama.

Untungnya , bayangkan ku akan tinggal bersama chanyeol segera menghiburku. Dengan semangat aku kembali masuk ke rumah.
Sofa yang tadi di duduki chanyeol sudah kosong. Dia sudah tisak ada di ruang duduk.

Berniat mencarinya, aku berjala ke arah ruang keluarga. Lampu di ruang keluarga tidak di nyalahkan, sehingga suasananya sedikit gelap, dan janting ku nyaris copot ketika menyadari kehadiran chanyeol yang sedang berdiri diam di depan tangga yang berada di sebelah kiri ku. Sumpah, ku kira dia hantu atau apa.

" kenapa kau berdiri gelap-gelapan di sana ? tuntutku, setelah pulih dari rasa kagetku

" ini rumah ku, aku bisa berdiri gelap- gelapan di mana pun aku mau " kata chanyeol

" tapi kau membuatku kaget " keluhku.

" kamar mu ada di ujung, " kata chanyeol tiba-tiba

aku mengangkat alis. " bukankah itu kamar mu? "

" tidak lagi," kata chanyeol. " setelah orang tua ku meninggal aku tidur di kamar mereka."

" supaya kau tetap merasa berada di dekat mereka ? " tebak ku.

chanyeol tidak menanggapi, tapi di lihat dari ekspresiya, aku tahu tebakanku benar. dia memang sangat dekat dengan orang tuanya, sehingga dia pasti sangat merindukan mereka. aku juga merindukan eomma.......

kau bebas berkeliaran di rumahku, dengan satu pengecualian, " kata chanyeol. " kau tidak boleh, dengan alasan apapun, naik ke lantai dua rumahku. aku masih membutuhkan privasi. kini tangga ini adalah batasannya. satu anak tangga saja kau lewati, maka aku tidak akan segan-segan menendangmu keluar dari rumah ini, kau mengerti?"

" bagaimana kalau aku ingin menemuimu?"

" kau bisa memanggilu dari bawah "

" bagaimana kalau au tidak mendengarmu ?"

" akku tidak tuli. aku pasti mendengarmu."

" bagaimana kalau kau sedanag menggunakan headphone ?

" aku tidak suka menggunakan headphone!"

" bagaimana kalau----"

" satu pertanyaan lagi, dan kau boleh menyusul ayahmu ke itaewon sekarang juga."

aku langsung menutup mulut. puas melihatku diam, chanyeol langsung berbalik dan menaiki tangga, tanpa mengatakan apa-apa lagi pada ku.

entah chanyeol keberatan atau tidak, tapi begitu dia menghilang di balik tangga, aku langsung menyalahkan lampu ruang keluarga. aku tidak suka tempat gelap. siapa yang tahu apa yang ada di balik kegelapan itu ? percayalah pada ku, kalau soal itu, aku paling jago, menakut-nakuti diriku sendiri.

setelah lampunya menyala, aku baru bisa melihat suasana ruang keluarga dengan lebih jelas. hampir sama dengan ruang tamu. di sebrang ruang keluarga, terdapat ruang makan-- meja makannya berwarna putih, diapit empat kursi berwarna hitam. Bersebelahan dengan dapur, terdapat segelas susu coklat yang masih penuh. Mungkin chanyeol baru selesai membuatnya ketika aku dan appa datang tadi, dan tidak sempat meminumnya. Aku baru berpikir akan mengantarkan susu cokelat itu ke atas, karena chanyeol lupa sudah membuatnya, ketika teringat hal itu akab membuatku langsung di tendang keluar dari rumah ini. Jadi ku abaikan susu cokelat tadi.

Aku berjalan lurus melewati koridor sempit, menuju kamar Chanyeol-- ralat , sekarang itu kamar ku , di ujung kiri kamar mandi ada di sebrangnya. Kubuka pintu kamarku, dan mendapati kamar itu cukup kosong. Hanya ada sebuah ranjang Queen zise dan lemari pakaian. Tidak ada meja rias dan meja belajar, padahal aku memerlukannya. Dindingnya juga masih bersih, tidak ada jam dinding, poster atau lukisan. Aku pernah memasuki kamar ini ketika chanyeol masih menempatinya dulu, dan ingat kalau keadaannya tak sekosong ini.

Masih ada meja belajar dan dindingnya juga di penuhi poster filim kesukaannya. Chanyeol memang hobi menonton filem, tapi dari hasil pengamatan ku di tambah pengamatan kyungsoo juga, atas suruhanku -- kini dia tidak pernah kebioskop lagi. mungkin karena kesibukannya di kafe. Kasihan , kapan-kapan aku akan mengajaknya menonton bioskop.

Aku melemparkan diri ku, beserta tas berisi pakaian ku ke ranjang, dan mendesah nikmat. Ranjangnya empuk sekali, dan bagi tubuh ku yang sedang pegal-pegal ini, rasanya seperti berbaring di awan.
Bukan berarti berbaring di awan.
Hampir saja aku tertidur ketika mencoba menutup mataku selama beberapa menit. Karena belum membersihkan wajah, jadi aku memaksa diri ku untuk bangun. Kubuka tasku, dan ku keluarkan alat pembersih wajahku. Satu-satunya cermin di sini adalah di pintu lemari, jadi aku menyeret tubuhku mendekati lemari dan mulai membersihkan wajah ku.

Sebenarnya aku benci wajahku tampa riasab, terutama mata ku. Ketika aku menghapus riasan mata ku, maka mata ku akab memperlihatkan jati dirinya yang asli-- begitu kecil.

Hai guys.... authornya jadi updet 1 minggu sekali nihhh... 😄
Wqwqwqwqw, nah authornya juga pengen 5-4 hari sekali tapi gak bisa :"v
So
.
.
.
.
.
.

Like And Comment my History 😆

I'm sorry (Chanbaek ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang