Plan 1

7.5K 272 21
                                    

Haii...heloooo...yuhuuu....

Kembali lagi. Hah... malas mengakui sebenarnya. Kali ini balik lagi karena permintaan si bontot kami. Pagi-pagi sudah nagih dia. Hadeuuhhh... bener kata si mini, si bontot terlalu kami manjakan.

Dan kabarnya... ada yang tiba-tiba jadi tersepona ama bang Johan ya? Hahaha..... Ati-ati dengan bang johan de. Kalau keluar jahilnya, bisa nangis nanti.

Ok. Mendingan langsung cuss aja ya

Happy reading

*******************************************************************

Johan POV

Yeahh... akhirnya Angel jadi juga sekretarisku. Sekarang tinggal tahap selanjutnya. Hahaha.... Tidak perlu sesuatu yang wah untuk mendekati seorang Angel. Selain bukan gayaku, Angel sepertinya bukan tipe yang suka sesuatu yang wah. Sepertinya dia lebih suka sesuatu yang sederhana tapi menyentuh. Hmmm.... Tapi apa ya? Mungkin makan malam di rumahku bisa jadi ide bagus. Yeahh... kalau Mami dan Papi tanya bilang aja untuk perayaan menempati rumah baru. Hehehe.. Kebetulan memang rumahku yang baru sudah selesai dibangun. Ya... sekalian aja mengundang Angel dan sahabat-sahabatku itu serta Mami dan Papi serta dedek dan Carrey untuk makan malam bersama.

"Alohaaa.... Jo". Tiba-tiba suara yang sangat kukenal baik menginterupsiku

Kutolehkan kepala ke arah pintu masuk dan ternyata benar. Lagi-lagi dan lagi si Tony, Yanghin dan Adi yang datang.

"Maa...maaf Pak. Mereka memaksa masuk. Kata Kak Tony, mereka sudah terbiasa ke kantor dan bisa menemui Pak Johan tanpa membuat janji," kata Angel menjelaskan dengan gugup

Apa tadi dia sebut? Pak? Pak Johan. Ughh... dikira aku setua apa. Sedangkan tadi Tony dipanggil Kak Tony. Benar-benar ya. Walaupun dia panggil aku Pak karena di kantor, tapi aku tidak suka dipanggil Pak oleh Angel.

"Ga apa-apa, An. Kamu mereka memang sudah biasa menyerbu ke ruanganku tanpa permisi," kataku menyindir Tony, Yanghin dan Adi. Tapi yang disindir malah senyam – senyum ga jelas. Sedangkan Angel sedikit terkikik. Aku sempat melihat nya tadi

"Kamu bole keluar An. Atau kamu bole juga menemani kami ngobrol disini," kataku menggoda Angel dan disambut senyum simpul dari sahabat-sahabat gendengku ini. Dan sempat kulihat tadi muka Angel merona

"Saaa...saya permisi dulu, Pak," jawab Angel membungkukkan badan

"Ok. Tolong buatkan teh untuk mereka dan jangan panggil aku Pak. Panggil saja seperti biasa," kataku menegaskan ke Angel

"Tapi.. Pak... Ini di kantor dan saya bawahan Pak Johan," kata Angel menjelaskan.

See... seperti dugaanku kan alasannya. Bikin gemes

"I've known it. Tapi aku tidak suka dipanggil Pak. Panggil aku seperti biasa kamu memanggilku," kataku memerintah

"Ok.. Pak. Eh.. Bang Johan. Saya permisi dulu," jawab Angel membungkukan badan lagi

"Ok. Silahkan," kataku tersenyum

"O... ternyata Pak Bos Bang Johan yang terhormat tidak suka dipanggil Pak ya? Kenapa waktu hari H pernikahan Lea, di rumah, bukan di kantor aku memanggil Bang Johan malah diprotes ya?"

Tiba-tiba satu suara lagi nyelonong masuk ke ruanganku. Siapa lagi kalau bukan Sandra.

"Hah... kenapa sekarang ruanganku bisa jadi tempat umum ya. Bisa banyak yang keluar masuk tanpa permisi," kataku bercanda menyindir Sandra

"Aku tidak nyelonong Pak Bos bang Johan yang terhormat. Aku tadi sudah mengetuk pintu. Tapi kalian terlalu asyik dengan Angel, jadi tidak mendengar suara ketukan pintu," kata Sandra membela diri.

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang