Pertemuan Keluarga

5K 196 22
                                    

Hai...helloooo..yuhuu...

Hai..hai..hai..jumpa lagi. Ada yang kangen? Hehehe... buat team sablengku tercintah...tq ya sudah malakin buat update. Hahaha... bikin semangat. Tapi jangan sering-sering ya malaknya.

Ok.mendingan langsung cuss aja ya

Happy reading
*****************************
Johan POV

Akhirnya Angel menerimaku. Ini suatu anugerah. Jujur setelah sekian lama, aku baru bisa tergerak dan tidak takut menjalin hubungan lagi dengan wanita. Bukan trauma tapi aku sedikit menjaga hati agar tidak kecewa lagi. Ya..dedek pernah bilang: kalau siap jatuh cinta ya berarti siap menerima konsekuensinya. Diterima atau ditolak dan ditinggalkan. Itu adalah hal yang wajar. Tapi dengan begitu kita belajar menjadi dewasa.

Aku berharap bahwa hubunganku dengan Angel akan berjalan dengan baik dan lancar. Tapi aku sadar, bahwa cinta tak selamanya berjalan dengan mulus. Akan ada halangan dan rintangan. Tapi aku yakin kami akan bisa menghadapinya.

"Bang....".

Dedek masuk ruangan dan membuyarkan renunganku. Ciee...renungan. sok banget sih.

"Ya dek?" Jawabku sambil berdiri menghampiri dedek

"Mami tadi telpon, katanya abang diminta membawa Angel ke rumah. Mami mau kenalan dan makan malam bersama. Tadi lea sudah bilang sama Angel dan dia tergantung keputusan abang," kata dedek berbicara dalam satu tarikan nafas

"Dan.....," kata dedek lagi berhenti sejenak menatapku tajam

"Abang tidak bole menolak atau menghindar. Ini titah paduka ratu," kata dedek lucu yang membuatku gemas mengusap rambutnya

"Ish..abang mah gitu. Ini serius abangggg...," teriak dedek

"Iya...iya..adekku sayang. Abang tahu dan abang tidak akan menghindar kok," kataku tersenyum mengusap lembut pipi dedek

"Nah...sekarang tolong panggilkan sekretaris abang yang satu lagi," kataku pada dedek

"Sekpri maksudnya bang?" Godaku pada abang

"Terserah dedek lah," balasku seraya mengusir dedek

"Ishh..gini ni. Kalau sudah ga kepake, main usir-usir aja nih," kata dedek jengel yang membuatku gemas

"Dek... kamu tahu abang tidak seperti itu kan?" Kataku sambil mengangkat alisku

"Iya..iya...lea panggilkan," kata dedek seraya membuka pintu ruanganku

"Thanks dek," teriakku yang dibalas lambaian tangan dedek

Tok..tok..tok...

Terdengar pintu diketuk dari luar. Itu pasti Angel

"Masuk...," kataku menjawab ketukan pintu

"Maaf pak. Anda memanggil saya?" Tanya Angel dengan bahasa formal(?).

"Pertama, my angel... saat kita berdua jangan memanggilku pak. Berasa tua. Walau aku tahu itu sopan santun di kantor. Tapi aku tidak suka. Dan itu terkesan ada jarak antara kita. Jadi saat berdua jangan memanggiku pak. Ok?" Tanyaku pada Angel

"Ok. Ngerti," balas Angel

"Yang kedua, nanti malam mami mengundang kamu untuk makan malam. Mau kenalan sama kamu. Dan...tidak ada penolakan," kataku memandang Angel

"Tapi bang... Angel gugup," kata Angel polos

"Jangan khawatir Ngel. Mami tidak akan memarahimu. Dan kalau kamu khawatir tentang hubungan kita, jangan khawatir. Mami dan papi tidak akan menentangnya. Percaya de," kataku meyakinkan Angel

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang