New Secretary

8.4K 326 45
                                    

Hai...heloo...yuhuuu...

Ada yang kangen ga? Baru juga kemarin update. Dah di tagih si bontot lagi. Hadeuhh... emang dah. Si bontot udah tukang tagih, tukang palak. Untung aja imut dia. Kalau ga...

Oya, sekali lagi thanks buat semuanya yang sudah mau baca, vote n komen di cerita-ceritaku ini. Thanks buat team sableng.

Ok. Langsung cuss aja ya

Happy Reading

***********************************************************************

Angel POV

Hah... apa maksud Lea kemarin ya? Waktu hari H Lea dirias. Kenapa juga bang Johan godain si Sandra terus Lea protes dan nyangkut-nyangkutin ke aku ya? Lea aneh ih. Dan apapula cobaan ini? Pagi-pagi sudah melihat Bang Johan yang baru mandi dan wow... Jujur aku malu melihatnya. Antara kaget dan malu. Tapi sepertinya tidak dengan Sandra. Dia tampak biasa aja melihat shirtless gitu. Ditambah lagi, temen-temen Bang Johan malah usil gitu. Ishhh.. alamat di interogasi sama Lea ini.

*****

Aku ga tahu. Kenapa pikiranku akhir-akhir tidak bisa lepas dari tingkah konyol teman-teman Bang johan dan aksi Bang Johan yang mengandeng tanganku waktu di hotel waktu itu ya? Udah ah. Ga usah dipikirin. Mendingan sekarang aku ke kantor dia. Segera aku menuju ke halte busway untuk menuju kantor Lea.

Ya... setelah 6bulan aku kerja di tempat resto itu, aku keluar. Bukannya aku ga betah. Aku betah-betah saja. Aku keluar karena dipaksa sama Lea. Lea memaksa kalau aku harus keluar dari tempat kerjaku yang sekarang dan bekerja di kantor abangnya jadi sekretaris bersama dia. Apalagi dia saat ini sedang hamil 2.5bulan. Ya... walau belum kelihatan tapi kasiah Lea kalau terlalu sibuk. Bisa kecapekan dan itu tidak bagus untuk janinnya.

Kulangkahkan kaki menuju pintu lobi. Kulangkahkan kaki menuju ruang resepsionis.

"Pagi, Kak. Maaf saya mencari Lea," kataku pada resepsionis

"Pagi, Kak. Maksudnya Ibu Leanita Wijaya?" tanya resepsionis meyakinkan

"Iya, Kak," jawabku menganggukan kepala

"Sebentar saya sambungkan," balas resepsionis tadi dan segera menelpon. Mungkin menelpon Lea. AKu tidak tahu.

"Maaf Kak. Silahkan ke lantai 5. Ruang Ibu Lea ada di lantai 5," kata resepsionis tadi setelah menutup telponnya

"Ok. Terima kasih, Kak," balasku menganggukan kepala

"Sama-sama, Kak," balas resepsionis ramah dan aku segera menuju lift menuju ke ruang Lea di lantai 5

*****

"Pagi Lea," sapaku saat sampai di lantai 5.

Di lantai ini ternyata ada satpamnya. Aku bertanya pada satpam dan dipersilahkan masuk ke ruang Lea. Mungkin tadi Lea sudah pesan pada bapak satpamnya.

"Heii.... Pagi, Ngel. Akhirnya....," kata Lea berteriak dan berlari ke arahku

"Hei... hati-hati bumil. Kasian tu bayinya," kataku terkikik

"Ishh.. Angel suka gitu. Over. Kayak si abang dan Ko Carrey," jawab Lea sebel

"Le... usia kehamilan kamu kan masih muda. Jadi harus hati-hati. Pada goncangan seperti apapun," kataku menasehati

"Siap.. Bu dokter," kata Lea menghormat lucu yang membuat kami tertawa

"Ok. Sekarang kamu dah yakin mau bekerja disini? Membantuku?" tanya Lea mulai serius

"Yakin, Le. Kalau ga, aku ga akan keluar dari resto," kataku tersenyum

"Ok. Sekarang kita temui Pak Bos yang terhormat," kata Lea terkikik

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang