problem 13 [last part]

750 38 0
                                    

(Namakamu) PoV

Dua tahun berlalu....

Sudah dua tahun dari ulang tahun Iqbaal. Kak Nesya dan Kak Zidny sudah menikah dan memiliki buah hati, aku? baru saja aku akan menjemput Iqbaal di Bandara. Hari ini ia pulang, aku senang. ia sudah wisuda disana dan telah menyandang gelar master. Iqbaap akan sampai dua jam lagi, aku sekarang masih dirumah sakit.

Bundaku kemarin drop, dia terlalu cape hingga mengalami drop. Aku yang selalu sibuk dengan kuliahku tidak tahu kondisi bunda, sekarang lagi libur karena masuk semester 3 jadi aku bisa merawat bunda. Alangkah senangnya.

"(Nam..), Bunda mau ceritain Gimana bunda sama Iqbaal bisa ketemu, ini memang salah bunda.." lirih Bunda. Aku sontak terkejut karena beliau berbicara 'salah Bunda'

Aku siap mendengarkan dan membalikan badanku kearah bunda

"Dulu saat usia kamu 3 Bulan, dan Iqbaal 3 tahun. Bunda Nabrak Iqbaal pas dia lagi main bola dijalan, bunda nabrak dia sampe dia bisa dibilang jauh banget jarak tabrak bunda dan jarak dia jatuhnya. Dijalan Sepi, yaudah Bunda bawa Iqbaal ke rumah sakit, darah nya habis, jadi bunda transfusi darah bunda buat dia. Orang tua dia gak ada nyariin udah selama 1 bulan dan Iqbaal dirawat Bunda sengaja, untung saja Iqbaal meninggal gara gara bunda.." Bunda menghela nafasnya, air matanya mengalir mengingat itu.

"Udah bun, jangan diterusin kalau gak sanggup" ujarku. Jujur saja aku terkejut.

"Bunda harus nerusin, sebelum pergi, ternyata Rike itu temen bunda SMA waktu itu reuni SMA dan Bunda bawa kamu, dan Iqbaal. Karena Nesya lebih memilih di rumah. Dan bunda ketemu dengan Rike, bodohnya bunda berbohong pada mereka bilang kalau bunda itu penyelamatnya, padahal bunda pembunuh nya"  Isak tangis Bunda memenuhi ruangan ini. Akupun sebenarnya sangat ingin menangis, tapi aku tahan dulu.

"Maafkan Bunda (namakamu), sampaikan maaf Bunda pa..daa semua.." dada bunda tidak memompa lagi, aku takut.

Aku memeluk Bunda "bun, maaf aku gak jadi anak yang baik.." lirihku.

Bunda tak merespon. Bunda..

Aku berlari keluar kamar, diluar kamar ada keluarga kecil Kak Nesya dan Kak Zidny.

"Kaak panggil dokter!! Bunda cepetaann!!" Pekik ku. Aku menangis sejadi jadinya.

Mereka panik. Kak Alwan memanggil dokter. Aku terduduk dipojok sambil menangis.

Beberapa menit kemudian dokter dan suster masuk keruangan bunda, aku berniat untuk beranjak dari pojokan tapi kepalaku mendadak pening dan pandanganku kabur. Aku memegang kepalaku dan yang kudengar hanya teriakan kak Zidny dan kak Nesya memanggil namaku. Derap langkah juga terdengar. terakhir yang kudengar adalah suara Iqbaal yang memanggil namaku, dan.. semuanya gelap.

•×××ו

Mataku mengerjap ngerjapkan mataku, kepalaku pening. Lenguhan yang terdengar dari mulutku membuat manusia di depanku bergerak.

"(Namakamu), kamu mau apa?" Suara yang kurindukan. Tapi siaranya terdengar parau.

Aku menggeleng kecil, dia menatapku. Aku membalas melihatnya, matanya merah dan sembap, muka nya basah. Iqbaal kenapa?

"Kamu kenapa Baal?" Aku bertanya, sebenarnya aku sedang berpikir kenapa aku bisa disini.

"Aku gapapa" balasnya.

Oalah, aku ingat. Bunda gimana keadaannya ya? Aduhh.

"Baal kita ke bunda yuk!" Aku beranjak dari tidurku dan meraih tangan Iqbaal. Tangan Iqbaal dingin.

Iqbaal hanya diam. Ohiya tadi aku dibaringkan Di UGD rumah sakit. saat aku keluar dan melihat Kak Nesya sedang memeluk Alwan  yang Menggendong Nazwa anaknya yang berumur 1 tahun.
Kak Zidny pun sama sedang memeluk Karel yang menggendong Zidane anaknya yang berumur 10 bulan.

Sedangkan Ayah Zaki, hanya menutup wajahnya dengan telapak tangannya, sepertinya semuanya menangis. Terlihat dari suara isakan dan bergetarnya bahu mereka.

"Baal ada apa?" Tanyaku menatap Iqbaal yang menatapku balik.

"Ikut aku" balas Iqbaal dengan menarik tanganku dan membawaku keruangan Bundaku yang.. astagfirullah. Air mata bening ini sudah keluar saat bunda telah ditutup oleh kain putih.

"Baal.. gamungkin" ucapku bergetar. Iqbaal memelukku. Aku menangis dipelukannya. Tak percaya tadi adalah perbincangan terakhir bersama bundaku.

Iqbaal terus mengusap puncak kepalaku dengan terus mengatakan 'aku ada disini, kamu kuat'. untung disaat seperti ini Iqbaal pulang ke Indonesia. Kalau tidak pasti aku akan hancur sehancur hancurnya.

•××ו

Author PoV

Pemakaman telah selesai, (namakamu) masih mengurung diri dikamar ditemani Bunda Rike.

Bunda Rike tak akan melepaskan (namakamu) hingga ia tenang. Iqbaal tidak bisa menjaga (namakamu) terus menerus karena ia sekarang menjadi pengganti Ayahnya di kantor. Nesya dan Zidny tak bisa karena mengurus keluarganya. Zaki, ia saja masih mengurung diri.

Jadi hanya Rike yang menguatkan (namakamu)

"Kamu kuat sayang, kamu kuat.. maaf Iqbaal gak bisa nemenin kamu. Kan kalian lagi dipinggit" bunda Rike menutup mulutnya tanda bahwa ia keceplosan.

"Mak.. maksud bunda dipinggit apaan bun? Aku mau nikah sama Iqbaal?" (Namakamu) menghapus air matanya Dengan cepat.

"Kamu gak sedih lagi kan? Ini rencana bunda sama Elli waktu minggu kemarin. Akan menikahkan kalian seminggu setelah Iqbaal Pulang. Dan semua sudah diuruskan, undangan telah disebarkan, tinggal beberapa hari lagi kok" jelas Rike. (Namakamu) berbinar. Ia bahagia walaupun tak sempurna. (namakamu) berhambur kedalam pelukan Rike.

"Makasih Bun" berkali kali (namakamu) mengucapkan itu. Bibirnya kelu saat akan bercerita tentang pembicaraan bersama bundanya. Mungkin nanti setelah menikah.

"Jangan sedih lagi... kamu pasti kuat" Rike mampu menghangatkan hati (namakamu).

•×××ו

Iqbaal sedang mengucapkan ijab kabul, (namakamu) tadi hanya memejamkan matanya. Tak sanggup menahan degupan kencang jantungnya. Melihat ketampanan Iqbaal memakai tuxedo ditambah dasi kupu kupu dan peci yang membuat ketampanan Iqbaal berkali kali lipat

"Saya terima nikah dan kawinnya (namakamu) syakilla dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai"

"Sah?"

"Sah!!"

Iqbaal mengucapkan ijab kabul nya dalam satu nafas. (Namakamu) dan Iqbaal sudah sah menjadi suami istri.

Setelah berdoa, Iqbaal dan (namakamu) akan bertukar cincin. Iqbaal tersenyum kepada (namakamu) yang sekarang memakai gaun putih sederhana dengan ditambah kerudung putihnya. Polesan yang tidak menor membuat (namakamu) tampak cantik sempurna.

"Kamu istri aku sekarang, I love you" setelah Itu Iqbaal mencium kening (namakamu).

ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang