[25] : Following and Being Followed

996 109 12
                                    

1. Kiera

Satu hal yang biasanya tak pernah membuatku takut adalah saat seseorang datang dan mengajakku bicara.

Hei, begini-begini aku sudah pernah bergadapan dengan banyak orang. Mulai dari kepala sekolah, guru yang paling killer sekalipun, bahkan cowok yang hendak menyatakan cinta. Oh oke, ini sebenarnya dua yang pertama, hanya untuk detensi. Tapi sama saja 'kan?

Pemuda itu berdiri di depan pintu kelasku, tampak canggung dengan anak kelas yang bertanya padanya. Kepalan tangannya tersumpal di saku, sementara mata cokelat yang oh-sungguh-indahnya melirik ke arahku malu-malu.

Namun mata itu berubah hangat, saat dia menatapku.

Rasanya tak ada yang berbeda dengan yang kali ini. Sama saja. Seperti saat aku berhadapan dengan orang lainnya, aku sama sekali tak merasakan detakan yang aneh.

Oliver tampak seperti biasanya. Lembut, dan seperti pelindung. Gara-gara memikirkannya, aku jadi teringat saat insiden pelukan di dapur itu. Rasanya pipiku makin memanas, saat lagi-lagi teringat peristiwa di lapangan. Dia bukan tampak lagi, namun Oliver benar-benar hangat, benar-benar seperti pelindung.

Rasanya nyaman ada di dekatnya. Kalau bisa, aku tak masalah apabila harus ada di dekatnya terus.

Aku segera hendak menendang diriku sendiri, saat pikiran itu melintas.

Astaga, astaga, astaga. Aku mikir apa tadi?

"Hai." sapanya kecil, tampak seperti pemuda baik-baik yang sopan dan disukai oleh para orang tua.

Dengan bodohnya, pipiku memanas saat bertemu tatapannya. "Hai."

"Kita... perlu bicara, Kir." ucapnya canggung, tampak malu-malu. "Tentang... waktu itu, dan tentang--"

Tenang, Kir. "Tentang apa?"

"Kita."

***

Clay : Kiera! Kiera mana? Gue cariin di kelas kok nggak ada.

Clay : Kir, lo mau pulang ga?

Clay : Kieraaaaaa jawab guaaaa huhuhu :(.

Sofia : Santai ae, Clay.

Clay : Zula juga mana :(. Kiera juga, ih bales chat gue.

Aku melirik layar ponsel saat pesan yang terakhir itu masuk. Dengan ragu, aku menarik ikon gembok, dan membuka aplikasi chatting itu. Ada 3 pesan masuk dari Clay di grup V.S Angel, dan lusinan lainnya di personal chat.

Mataku ragu-ragu melirik orang yang sedang menyetir itu. Dia tampak sedang serius memperhatikan jalan, membuatnya tampak sedikit berbeda.

Tanpa basa-basi, aku mengetikan balasan sebelum gadis itu mengebom ruang obrolan dengan pesannya.

Kiera : Sbb, Clay.

Kiera : Gue udah pulang, maaf.

Clay : WHAT THE HELL KATA ANAK KELAS LO TADI LO DIJEMPUT OLIVER.

V.S [1] : Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang