P.S : Check out Clementine in media :)
1. Kiera
Abaikan, abaikan, abaikan.
Aku terus mengulang kata-kata itu di otakku, dan pura-pura makan roti isi standar yang kubeli di kantin dengan serius.
Tak ada yang istimewa dari rotinya, jelas. Cuma roti isi cokelat yang biasa, yang bagian cokelatnya kubuangi sampai titik terakhir. Aku tak tahu pasti, tapi hari ini tampaknya intensitas pandangan-pandangan di balik punggungku ini jadi berlipat-lipat ganda.
"Yo, Kiera!"
Suara ceria itu sudah tak memerlukan kepastian lagi untuk kutahu siapa. Clay menjatuhkan diri ke sebelahku, dengan sekantung plastik yang berderak saat jatuh menghantam meja. Dua orang lainnya datang dengan lebih tenang, dimana Zula dengan anggun melangkahi kursi, dan Sofia masih dengan apel yang tinggal setengah.
"Mau?" tawar gadis berambut madu itu sambil membuka kantungnya. "Yang ini aja, ini enak." katanya sambil menjejalkan satu batang makanan ringan, lagi-lagi tanpa menunggu jawabanku.
"Clay," Zula berdeham, seperti mengingatkan sesuatu.
"Oh, ya, benar." Clementine dengan kikuk membalas, dan sedikit menjauh dengan tenang. "Kalau lo nggak mau--"
"Makasih." potongku dengan sedikit senyum kecil.
"Zula, Sofi, Clay," aku refleks menjauh sedikit saat seseorang tiba-tiba datang ke mejaku dan dengan akrab bertukar salam dengan tiga orang itu. "Oh, dan...Kiera? Jadi bener desas-desus yang gue denger ini, Zul?"
Cowok itu menatap Zula yang hanya menatapnya datar untuk meminta konfirmasi. Mataku diam-diam memperhatikan orang ini. Siapa? Entah. Pokoknya cowok, jangkung, dan memiliki lesung pipi setiap kali ia tersenyum. Wajahnya manis dan cenderung...uh, imut?
"Savio." Clay tampak agak bertambah dingin saat berhadapan dengan cowok ini. "Ada angin apa lo sebagai leader TLB mengunjungi para Angels yang hina ini?" tanyanya nyinyir.
Oh, jadi ini pemimpin kelompok yang namanya TLB itu?
"Whoa, jaga cakarmu sendiri, Clay." ucapnya manis, dengan senyuman kecil yang terkembang. "Gue cuma mau memastikan desas-desus yang beredar."
"Dan desas-desus apa tepatnya yang lo maksud--"
Mata gelapnya mengerling ke arahku. Senyumnya masih disana, ditambah lagi dengan kedipan kecil saat pandangan kami sedikit bertumbukkan.
Tiba-tiba tangannya meraih telapak tanganku tanpa izin, dan dengan formal membungkuk sedikit.
"Kiera Perdana, perkenalkan, gue Savio Andrew, leader TLB dan teman para pembuat onar--OW! Sofia, jangan kasar begitu," pemuda itu meringis sedikit, dan menahan sikut gadis berambut merah itu.
"Coba aja lagi, dan bukan cuma sikutannya Sofia yang bakal nyasar ke diri lo." Clay ikut menimpali, masih dengan sikap dinginnya.
"Cukup, semua. Clay, Sof, duduk. Dan Sav, dengan sukacita gue harus mengatakan kalau ini bukan urusan lo." Zula menengahi dengan tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
V.S [1] : Catch Me If You Can
Teen FictionV.S Tetralogy (1) : Kiera R.D Putri Perdana . Ini cerita, tentang persahabatan. Juga cinta. Dan ingatan Oliver cinta Kiera, dan menunggunya hampir seluruh hidupnya walau gadis itu hanya tinggal ingatan. Angie cinta Jevon, dan memendam sakit hatinya...