#1

3.8K 235 19
                                    

Yonghwa terbangun saat sinar matahari yang masuk melalui celah gorden mengenai matanya. Ia melirik tangan yang tengah memeluk pinggangnya dengan erat. Ia menyingkirkan tangan itu perlahan dan segera memungut dan memakai celananya yang semula tergeletak di lantai. Ia memandang gadis cantik yang tengah tertidur dengan selimut yang menutupi setengah badannya. Bahkan Yonghwa hampir bisa melihat payudara mulus wanita itu karena selimutnya tak menutupi seluruh badannya. Ia tersenyum sinis lalu duduk menyandar di jendela sambil menyalakan rokoknya. Dihisapnya rokok itu perlahan lalu menghembuskan asapnya keluar dari paru-parunya. Ia terus menatap gadis yang mulai terbangun itu.

"Selamat pagi, Sayang." Sapa gadis itu saat melihat Yonghwa tengah menatapnya dari jendela kamar. Tanpa rasa malu gadis itu bangun dan memakai kaos Yonghwa yang agak kebesaran di tubuhnya, paha mulusnya masih bisa terlihat oleh Yonghwa. Pria itu hanya menatap datar tanpa ekspresi ke arah gadis itu. Dadanya yang tidak memakai bra pun terlihat jelas dibalik kaos Yonghwa. Gadis itu bergerak memeluk Yonghwa dengan manja. Pria itu tetap dengan ekspresi datarnya lalu ia mematikan rokoknya.

"Pagi juga, Fanny." Ujar Yonghwa sambil bergerak memeluk gadis itu. Namun wajahnya tetap datar, tanpa ekspresi. Gadis yang dipanggil Fanny itu melonggarkan pelukannya lalu mendekatkan wajahnya kepada Yonghwa. Pria itu memiringkan kepalanya dan bersiap untuk menjangkau bibir Fanny namun ia berhenti dan menatap gadis yang masih memejamkan matanya itu.

"Sebaiknya kita berhenti disini." Ucap Yonghwa tanpa ragu. Gadis itu menatap Yonghwa bingung lalu kembali menjauhkan wajahnya.

"Apa maksudmu?"

"Tidak ada yang tersisa lagi untuk membayarmu malam ini." Kata Yonghwa sambil berjalan memungut kemeja dan jasnya di lantai.

"Kau, apa kau masih menganggapku sebagai pelacur sampai sekarang?" Tanya gadis itu dengan alis bertaut. Yonghwa mengangguk pelan sambil mengancingkan kemejanya.

"Yonghwa, aku bukan wanita seperti yang kau pikirkan." Bujuk Fanny sambil berjalan mendekati Yonghwa. Pria itu tetap dengan wajah dinginnya memandang Fanny.

"Aku mengenalmu. Kau, adalah gadis yang mencari pria kaya dan menguras harta mereka setelah itu kau meninggalkan mereka. Aku tahu kau wanita seperti itu. Tapi sepertinya kali ini kau salah memilih pria, Fanny-ssi. Aku bukan pria kaya seperti yang kau pikirkan." Jelas Yonghwa sambil mengusap rambut gadis itu dengan lembut. Fanny tampak terkejut dan tak bisa berkata-kata lagi. Yonghwa mengambil jasnya dan berbalik meninggalkan Fanny, gadis itu mengejar Yonghwa dan menahan tangannya.

"Aku.. Ya, aku akui pada awalnya tujuanku memang seperti itu. Tetapi seiring berjalannya waktu aku mulai mencintaimu." Gadis itu menghela ucapannya sebentar untuk memandang wajah Yonghwa. "Aku tahu kau tak mungkin percaya padaku, aku-"

"Aku percaya padamu." Tukas Yonghwa memotong ucapan Fanny. Gadis itu mendongak dan memandang Yonghwa dengan mata yang berbinar.

"Chagiya.."

"Aku percaya padamu, Fanny-ssi." Ucap Yonghwa lagi.

"Terima kasih. Aku mencintaimu." Gadis itu merangsek masuk ke dalam pelukan Yonghwa. Pria itu memeluk Fanny dengan erat sambil mengusap kepala gadis itu. Tanpa diketahui Fanny, Yonghwa tersenyum misterius.

Gotcha..

***

"Yonghwa hyung, tak ku sangka gadis selicik Tifanny termakan bujuk rayumu hyung. Dia menyerahkan seluruh isi tabungannya kepadamu. Daebak! Apa yang kau lakukan padanya? Kalian berciuman kan? Kau menciumnya?" Tanya pria bermata sipit itu sambil memfokuskan diri menghitung jumlah uang yang terdapat di buku itu.

[DRAGON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang