#27

902 162 33
                                    

Sudah 5 bulan sejak kejadian itu, perut Shinhye mulai membuncit. Pada awalnya, nenek Shinhye sempat marah atas apa yang terjadi pada cucunya. Namun lambat laun beliau memaafkan cucunya itu, mulai menerima dan menaruh perhatian pada janin di dalam tubuh Shinhye. Shinhye bersyukur atas hal itu, ia juga mulai bisa menerima kepergian Yonghwa dan Jongsuk, walaupun ia masih menaruh harapan bahwa Yonghwa masih hidup dan suatu saat pasti kembali. Gadis itu mengelus perutnya pelan sambil meminum susu yang baru saja ia buat. Matanya memandang ke arah bunga-bunga yang baru saja diambil dari kebun bunga miliknya diletakkan oleh para pekerjanya. Setelah mundur dari pekerjaannya, Shinhye memutuskan untuk membeli rumah sederhana dan membuka sebuah toko bunga bersama neneknya. Tiba-tiba pikirannya menerawang ke beberapa bulan yang lalu. Sejak insiden itu terjadi, Shinhye tidak pernah lagi mengunjungi apartemen Yonghwa. Wanita cantik itu tiba-tiba berkeinginan untuk datang ke apartemen Yonghwa. Hanya sekedar ingin tahu, apakah apartemen itu berpindah tangan atau masih milik Yonghwa, dan bagaimana keadaannya setelah 5 bulan tidak pernah dikunjungi oleh siapapun. Sebenarnya ia pun penasaran, apakah ternyata selama ini Yonghwa ada disana dan masih hidup.

Setelah berpamitan pada neneknya dan menitipkan toko bunga pada karyawannya, Shinhye segera pergi menuju apartemen Yonghwa. Tak butuh waktu lama akhirnya ia sampai disana. Gadis itu ragu saat berdiri di depan pintu apartemen Yonghwa. Ia mengelus perutnya sekilas, seolah meminta kekuatan pada janinnya yang masih berumur 5 bulan. Tangannya memijit tombol-tombol di pintu itu dengan bergetar. Dan terdengar suara sehingga pintu itu akhirnya terbuka. Shinhye melangkah masuk ke dalam apartemen itu dengan berdebar. Isinya masih sama seperti dulu, namun bedanya barang-barang itu sudah diselimuti oleh debu. Shinhye terus melanjutkan langkahnya, menuju kamar Yonghwa. Kamar itu terlihat sangat rapi. Mungkin Yonghwa membereskannya sebelum meninggalkan apartemennya. Ternyata apartemen ini tidak dibeli oleh orang lain dan Yonghwa tidak menjual apartemen ini. Buktinya setelah 5 bulan berlalu tempat ini masih dimiliki atas nama Yonghwa. Shinhye terus berjalan sampai ia berhenti di depan ruangan berpintu hitam legam. Gadis itu memberanikan diri masuk kesana dengan mata yang tertuju pada lantai. Ia tak sanggup mengingat apa yang terjadi saat itu. Shinhye mulai meneteskan air mata.

Dengan lemah gadis itu mulai mengangkat wajahnya dan memandang ruangan itu. Ia terkesiap dan menutup mulutnya melihat apa yang tergambar jelas disana. Sebuah lukisan mosaic dari sobekan foto-foto yang membentuk wajahnya yang tengah tersenyum. Lukisan itu sangat sempurna, seperti dibuat oleh pelukis profesional. Namun tidak mungkin, Yonghwa tidak mungkin menyewa pelukis hanya untuk membuat satu lukisan mosaic dirinya. Di sebuah papan tulis ada sebuah hand lettering art yang sangat indah membentuk nama dirinya, namun bedanya marganya bukan Park, tapi Jung. Jung Shin Hye.

Shinhye memberanikan diri berjalan mendekat dan mengusap lukisan mosaic itu perlahan. Ia terus terisak saat memandang kedua karya indah tentang dirinya. Matanya kemudian menangkap sebuah buku catatan berwarna hitam yang ada di atas meja. Shinhye duduk dan membuka buku catatan itu, membaca isinya lembar demi lembar. Itu adalah buku catatan, tidak.. lebih tepatnya buku jurnal hidup milik Yonghwa, mirip seperti autobiografi. Berisi tentang hal-hal yang terjadi dalam kehidupannya, dan apa yang ia rasakan. Pada lembar-lembar pertama, ia membaca kisah hidup Yonghwa yang sangat mengerikan. Tentang bagaimana keadaan keluarganya setelah kehancuran itu dan tentang bagaimana akhirnya Yonghwa memutuskan untuk menjadi kriminal bayaran. Semua tertulis disana, ada beberapa cerita yang tidak Shinhye ketahui tentang Yonghwa. Tentang kesedihan, keluh kesah, dan ketakutan lelaki itu selama ini. Tentang penyesalan, tentang ketakutannya pada apa yang akan terjadi padanya nanti jika semua ini terbongkar. Terus berlanjut sampai ia menemukan namanya mulai tertulis di buku itu. Shinhye terus membacanya dengan serius. Senyuman tipis terlukis di wajahnya saat Yonghwa mengisahkan antara mereka berdua dengan penuh kegembiraan di dalamnya. Dalam tulisannya, Yonghwa tampak sangat mencintai Shinhye. Bahkan disana tertulis bahwa Yonghwalah yang membuat lukisan mosaic dan lettering art. Gadis itu kemudian terisak saat mengingat saat-saat kebersamaan mereka. Di halaman terakhir buku itu tertulis bahwa Yonghwa akan pergi untuk menemui Jongsuk dan membalaskan dendamnya. Ia membolak balik buku itu untuk mencari lanjutannya, namun tak berhasil ditemukan. Cerita itu berakhir disana.

[DRAGON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang