2nd Journey: The Beginning

666 52 7
                                    

2nd Journey

The Beginning

*****

"Se–Seribu... kau bilang?" Runa berusaha tersenyum, mengimbangi keterkejutan di wajah cantiknya namun itulah yang membuat senyuman gadis itu menjadi aneh.

"Ya," Nico mengangguk pasti.

"Tidak mungkin!" serunya spontan, "berarti aku kembali ke masa lalu?!"

Kenapa dia bisa kembali ke masa lalu? Aneh. Benar-benar aneh. Bila dia kecelakaan saat melewati portal, dia akan berada di ruang hampa. Runa terdiam sejenak, berpikir keras dengan alis hampir menyatu. Ia kembali mengingat-ingat tentang pembuatan kapsul. Kalau dia tidak salah, Rex pernah bilang kapsul itu sebenarnya dia pinjam dari kakaknya setelah kakaknya selesai membuat proyek mesin waktu. Artinya...

KAPSUL ITU ADALAH MESIN WAKTU?!

Mata Runa membelalak. Sekarang kapsul itu sudah rusak, hangus. Bagaimana cara dia kembali ke 1000 tahun ke depan?

"Kenapa kau membelalak seperti itu, Runa?" Nico mengerutkan alis.

Runa nyaris panik, "Aku... a–aku...," dia tergagap, "kembali ke masa lalu? Percaya atau tidak, aku sebenarnya tinggal di tahun 2116. Seribu tahun dari sekarang!"

"Apa maksudmu?" Nico masih mengerutkan alis tidak mengerti.

"Aku berada di sini karena sebuah kecelakaan," katanya mulai frustasi. Kedua tangannya hampir menjambak rambut namun masih ia tahan mengingat seharusnya dia tidak panik dalam situasi seperti ini. Dia harus tenang.

"Kecelakaan apa yang kau maksudkan?"

"Kau tidak mengerti juga?"

"Kau ke zaman ini bukan kecelakaan, Runa."

"Apa maksudmu?" sekarang Runa yang bertanya, sedikit bergetar pada suaranya.

"Kau berada di sini," suara Zen membuat Runa dan Nico menoleh ke arahnya. Sekarang pemuda itu sudah duduk dan menatap Runa dengan serius, "karena takdir."

"Takdir?"

"Ada sebuah ramalan yang muncul di dinding istana Kerajaan Floren beberapa bulan yang lalu. Ramalan itu mengatakan akan ada seseorang yang akan menyelamatkan Kerajaan Floren akibat ulah Black High Wizard," jelas Nico membuat mata Runa melebar lagi.

Kalimat itu... sepertinya pernah ia dengar sebelumnya.

"Ada sebuah ramalan yang tiba-tiba muncul di dinding istana Kerajaan Floren. Ramalan itu berisi... akan ada seseorang – yang entah dari mana asalnya – yang akan menyelamatkan Kerajaan Floren akibat ulah Penyihir Tinggi Hitam."

Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin!

"Dan, Runa, orang itu kau," kata Nico serius, "kau seorang penyelamat dari kegelapan ini."

"Tidak mungkin. Bagaimana kalian bisa tahu?" tanya Runa bergetar. Jatungnya kembali berdetum-detum seperti drum yang dimainkan Ruby beserta Zack tiap minggu.

"Mudah," ujar Zen, "cheet hanya mengincar orang yang mempunyai kemampuan sihir."

"Cheet adalah monster yang diciptakan untuk mendeteksi keberadaan penyihir," tambah Nico, "Black Wizard sudah menangkap banyak penyihir sehingga tidak ada yang tersisa di kerajaan ini dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun. Para wanita dan penyihir, ditangkap olehnya. Cheet yang tidak pernah menyerang lagi, kali ini kembali beraksi. Dia hanya mengincarmu, Runa. Dan kuyakin, cepat atau lambat Black Wizard akan menyadari keberadaanmu karena kau adalah penyihir."

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang