5th Journey
The Little Thief
{Deright Soffy}
*****
Nico menghela napas lega saat selesai membangun tenda. Kini ia, Runa, Zen, dan Seena berada di hutan yang masih di kawasan Deright Rokkou. Untuk ke provinsi Deright Soffy membutuhkan waktu dua hari menggunakan kuda - jika tidak ada hambatan sama sekali. Mereka sudah seperempat perjalanan dan memutuskan untuk berhenti karena langit perlahan berubah jingga, seperti warna mata Seena.
"Sekali lagi, Runa," Seena menyemangati Runa yang nyaris putus asa karena tongkatnya sama sekali tidak mengeluarkan keajaiban satu pun.
Napas Runa terengah. Ia menyeka keringat sembari berkata, "Apakah kalian masih yakin bahawa akulah sang High Wizard itu? Aku hanya bisa menyembuhkan luka kecil."
Nico menghampiri, "Masih berlatih menggunakan sihir?"
"Ya."
"Kau harus lebih berkonsentrasi."
"Aku sudah melakukannya."
"Kau harus lebih percaya diri."
"Aku sudah percaya diri."
Nico menyipitkan mata, "Berarti kau harus tenang."
"Aku...," Runa menarik napas, "aku cukup tenang."
"'Cukup' saja tidak cukup," Zen mendekati ketiga remaja itu setelah memberi makan Silver dan White, "kau tidak tenang. Terlihat jelas di wajahmu yang menunjukkan kepanikkan dan ketegangan."
Runa menundukkan kepala, mengungkupkan tudung sehingga wajahnya tidak terlihat jelas, "Bagaimana... aku tidak tenang dengan semua tekanan ini?" gumamnya pelan dengan suara bergetar.
Ketiga lelaki di hadapannya terdiam sebelum Nico tersenyum dan berkata, "Tidak ada hal yang perlu kau khawatirkan, Runa. Jika kau bersungguh-sungguh dan yakin, semuanya akan baik-baik saja."
"Bagaimana kau bisa seyakin itu semuanya akan baik-baik saja?"
"Karena kau akan menjadi penyihir hebat dengan tujuh ksatria dan dua monster yang siap membantu serta rela berkorban demi melindungimu," kali ini Seena yang menjawab.
Runa melirik mereka, "Kalian akan melindungiku?"
"Tentu saja," jawab Nico dan Seena bersamaan.
"Dengan nyawa kalian?"
"Dengan nyawa kami."
"T-Tapi bagaimana jika aku bukan penyihir yang dimaksud?" kedua tangan Runa bergetar.
"Kenapa kau berpikiran seperti itu? Sudah jelas bahwa kaulah penyihir itu. Kau datang dari tempat yang tidak kami ketahui, yaitu masa depan dan kau bisa menggunakan sihir saat pertama kali mencoba. Asal kau mau tahu, para Mage tidak semudah itu menguasai sihir dalam sehari, kecuali dia memang ada bakat dan berkah dari Tuhan."
Runa menyembunyikan wajah lagi, "Takut... aku takut..."
Seena mendekat dan menepuk kepalanya, "Kami ada di sini. Walaupun kita semua tidak begitu dekat, aku yakin kau adalah orang baik, Runa. Jadi, aku mempercayaimu. Aku akan melindungimu dengan kekuatanku."
Runa memandang wajah menawan itu. Ia sempat kagum pada Seena sebelum merasakan matanya memanas. Kedua kakinya tidak sanggup menahan beban tubuhnya sehingga ia harus bertekuk, membuat Nico dan Seena terkejut. Detik berikutnya suara tangisan keluar dari bibir mungil itu. Bagaimana ia tidak menangis ketika tahu dia memikul beban yang sangat berat dan harus berhadapan dengan fakta yang jauh dari logikanya? Ramalan mengatakan bahwa High Wizard bersama teman-temannya akan mengalahkan kejahatan. Runa adalah calon High Wizard. Jadi, ia harus mengalahkan Black Wizard. Entah itu melumpuhkannya, menghilangkan kekuatannya, atau membunuhnya, Runa tidak tahu. Entah kenapa tugas yang harus dilakukannya terasa sangat berat daripada membuat sebuah karya ilmiah. Bahkan tugas ini adalah tugas terberat yang pernah ia alami setelah menjalankan tugas sekolah untuk membuat robot tukang kebun. Tugas kali ini banyak membuatnya mengeluarkan air mata dan nyaris putus asa - bahkan sudah putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown
FantasyRuna McDaimen bersama teman-temannya membuat portal untuk ke suatu tempat karena tugas sekolah. Portal selesai pada musim panas 2116 Masehi. Sungguh melelahkan, tapi hasilnya memuaskan! Runa yang sebagai asisten ketua kelompok, harus mencoba memasuk...