11th Journey: The Naughty Boy

450 41 9
                                    

11th Journey

The Naughty Boy

{Veright Minura}

*****

Suara berisik dari luar membuat Alven membuka mata. Menguap kecil, ia merangkak keluar dan mendapati Runa melempar sebatang kayu cukup jauh sedangkan sebelah tangannya yang lain membawa kayu bakar dan seekor serigala mengejar kayu yang dilempar tersebut lalu ia mengambilnya dan menyerahkan pada Runa. Gadis itu tertawa gembira diiringi sorakkan dari Pia. Sedangkan Nico sedang mengomel kepada Seena yang hanya ditanggapi dengan senyuman tanpa dosa. Kazuki dan Zen berlatih pedang. Luca membantu Nico menyiapkan sarapan.

Astaga... mereka semangat sekali dan terlihat segar. Apakah mereka tidak kelelahan setelah melawan goblin-goblin semalam saat perlajanan menuju Veright Minura ini? Sepertinya hanya Alven yang merasa begitu lelah dan letih. Ia ingin kembali tidur, namun mengingat jika ia tidur lagi akan tidak mendapat jatah makan pagi, maka ia mengurungkan niatnya tersebut.

Alven menguap lagi dan keluar dari tenda. Ia menghampiri Runa yang asyik bermain dengan 'anjing'-nya, "Hei, Rein. Kau diperlakukan seperti anjing oleh Runa," katanya heran.

Rein kembali membawa kayu yang dilempar Runa di mulutnya lalu meletakkan benda tersebut. Ia tersenyum, "Tidak masalah. Asal Master bahagia, aku juga bahagia."

"Ma-Master?!" seru Alven, Nico, dan Seen bersamaan dengan mata melotot.

"Ya. Master," Rein yang berwujud serigala itu kemudian menunduk pada Runa yang membuat gadis itu terkikik, "ayo, Master, kita jalan-jalan."

Runa tersenyum lebar, "Ah! Baiklah-"

"Tunggu. Tunggu!" Alven cepat menahan tangan gadis itu. Kedua alis lelaki itu hampir menyatu, "kenapa kau memanggil Runa 'Master', huh?"

"Karena Master Runa sudah menyelamatkan Blue Moon?"

"Tunggu. Tunggu! Kau lupa, hah, yang menyelamatkan kawananmu itu bukan hanya Runa?!" Alven masih merengut.

"Well, aku tidak lupa. Tapi, aku menganggap Runa sudah sebagai tuanku."

"Kau...," Alven mengeratkan tangan kesal.

"Alven, sudahlah. Tidak masalah, kan, Rein memanggilku seperti itu?" Runa bersuara.

"Tidak masalah, tapi...," Alven menghela napas berusaha menghilangkan emosinya.

"Oh! Jangan-jangan kau mau dipanggil 'Master' juga?" tanya Runa tersenyum polos.

"Bu-Bukannya begitu-"

"Wah... Master Alven merona sungguh menggemaskan," ujar Runa terkikik lalu melenggang pergi.

"A-Aku tidak merona!" sangkalnya yang jelas sekali terlihat wajahnya memerah.

"Hei, semuanya. Ayo kita sarapan dulu," ajak Nico yang sudah siap dengan hidangan sarapan kali ini.

Mereka yang sedang asyik dengan kegiatan masing-masing kini menghampiri Nico dan Seena untuk sarapan. Mereka sudah tiba di kawasan Veright Minura dan akan melanjutkan perjalanan ke Minura City pagi ini juga.

Setelah sarapan, mereka bersiap-siap. Rein kembali menjadi manusia yang mana membuat Runa cemberut karena ia tidak bisa menunggangi atau memeluk serigala besar itu lagi untuk sementara waktu padahal ia sudah nyaman selama sepuluh hari perjalanan dari Veleft Spargos, Veleft Oof, dan Veleft Erldan. Alasan Rein harus menjadi manusia karena mereka akan menuju kota yang ramai. Dan jika ia terus dalam wujud serigala, orang-orang akan berlarian ketakutan atau yang lebih parahnya, orang-orang akan memburu dan menangkapnya.

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang