4

28 2 1
                                    

Sudah beberapa minggu Anna di SMA tapi belum bisa menebak siapa Taka. Jika di perhatikan Taka yang menyebalkan di kelas di bilang diam juga tidak, anak itu hanya berbicara seperlunya dan terkadang Anna melihatnya mengelus kucing saat pelajaran olahraga. Dan Taka yang satunya itu, anak itu selalu tertidur saat pelajaran tetapi anehnya dia termasuk anak pintar yang selalu dengan mudah mengerjakan soal saat disuruh, Anna tak pernah melihatnya dengan kucing. Kini Anna makin bingung dengan yang dipikirkanya saat ini.

****

"Okaasan aku berangkattt" Teriak Anna dari luar rumah.

"Dopi, Moca, Maci nechann berangkat"
Teriak Anna pada ketiga kucing yang sudah Anna anggap adik sendiri dan karna di rumah Anna anak tunggal Okaasan memberikanya 5 anak kucing, dan dua diantaranya mati karna sakit saat Anna masih sekolah dasar.

"Meonggggg meong meong" Balas Dopi, Moca, Maci kompak.

Hari ini Sana berangkat lebih dahulu karna alasan piket dan kini Anna hanya bersepeda sendiri menuju sekolah. Rasanya menyenangkan sekali bersepeda ke sekolah, bisa menikmati pemandangan sekitar, apalagi sekarang musim gugur jadi banyak sekali daun berjatuhan dan rasanya tentram menikmati keindahan ini. Sambil bersepeda Anna bersiul menyanyikan lagu kesukaan yang sering ia dengar dengan ketiga kucingnya itu.

Ketika Anna sudah setengah jalan menuju sekolah sepedanya melewati jembatan sebagai jalur pintas, mata Anna mendapati dua ekor anak kucing yang sangat lucu. Dua ekor anak kucing yang saling mengejar satu sama lain. Kedua kucing itu gemuk dengan bulu berwarna krem dan satunya berwana putih. Kucing-kucing itu terlihat menggemaskan dan rasanya Ana ingin turun dari sepeda lalu bermain sebentar dengan mereka. Tetapi jika Anna melakunya ia akan telat di pelajaran pertama, olahraga. Anna hanya mengurungkan niat itu dan merasa cukup hanya dengan memandangi kucing-kucing gemuk yang sedang kejar-kejaran. Karna mata Anna terfokus pada kucing-kucing itu dirinya jadi tak terlalu memperhatikan yang ada didepanya. Tanpa sadar Anna sudah menabrak seseorang dan mereka terjatuh dengan lutut Anna yang mendarat duluan mengenai aspal.

"Aww" Keluh Anna saat merasakan lututnya luka dan ketika ia sadar telah menabrak seseorang Anna langsung bangkit dan meminta maaf tanpa berani menatap orang yang barusan ia tabrak.

"Maaffff, ini aku yang salah karna gak fokus naik sepedanya, Maaf ya maaf"
Anna masih menunduk.

" Dasar!" Jawab lelaki itu dan berusaha bangkit dari tempatnya.

"Iyya Maaf" Karna penasaran Anna mencoba mendongakan kepalanya dan melihat keaadan orang yang ia tabrak barusan.

"Takaaa ? " Anna terkejut saat tahu siapa yang ia tabrak barusan adalah Taka yang menyebalkan.

" Naik sepeda yang bener" Ucap Taka dengan ekspresi datarnya.

"Tapi gak ada yang luka kan ? " Sekarang Anna merasa tak ingin disalahkan.

" Gak ada" Balas Taka yang masih dengan ekspresi datarnya.

" Yaudah" Jawab Anna santai tanpa rasa bersalah.

" Tanggung jawab"

"Hah ? kenapa tanggung jawab? "

" Karna udah nabrak lah, masih nanya"

" Kan gak kenapa-kenapa, jan manja deh"

" Oh gitu ? "

"Iya, kenapa emang ? "

Taka merebut sepeda Anna yang masih tergeletak dan mengancam akan melemparnya ke sungai.

" Gimana ? " Ancam Taka

"Eh jangan.." Balas Anna tak mau sepedanya di lempar.

"Yaudah tanggung jawab ngapain ? "

Taka kini bisa berbangga hati sekarang karna Anna percaya ancamanya yang ia sendiri tak benar akan melakunya.

AnnaTaka [4/4 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang