D I F F E R E N T : #2

6.9K 400 8
                                    

Naruto memegangi kepalanya yang sedikit pening, memijatnya perlahan berharap rasa sakitnya sedikit berkurang. Pikirannya sangat kacau, meeting dari clien yang berasal dari America yang akan dilaksanakan hari ini tiba-tiba saja dibatalkan tanpa mengetahui alasan yang jelas. Padahal Naruto begitu berharap besar pada pemilik perusahaan besar dari America bernama Mr. Alexandrya Carllse itu untuk segera bertemu dengannya.

"Ini penolakan yang sangat tidak terhormat!" umpatnya lalu membanting surat itu dengan penuh emosi.

Menghempaskan dirinya dengan kasar dikursi putar kebanggaannya, mencoba menenangkan seluruh pikirannya dan meredam emosinya. Ingatannya sepintas terbayang sosok gadis muda yang bertabrakan dengannya kemarin. Buru-buru dia bangkit dan mengobrak-abrik laci mejanya antusias.

"Ini dia," sebuah bingkai kecil agak berdebu itu keluar dari laci, menunjukkan sosok gadis manis berambut indigo panjang dengan iris amethyst indah menghiasi wajahnya. Telapak tangan kekar itu mengelapnya perlahan, menyingkirkan debu-debu yang menempel pada kaca penghalang fotonya. Pandangan pria blonde itu berubah sendu, memperhatikan wajah gadis yang selama ini dia cintai.

"Hinata, kemarin aku melihatmu" gumamnya perlahan, cairan bening itu lolos menluncur membasahi pipinya. Namun seketika dia menyeka air matanya dengan lengannya.

"Mungkin jika kau masih hidup, saat ini aku tak akan berhalusinasi tentangmu. Tapi kemarin itu nyata, dia sepertimu.. sangat mirip denganmu. Apa dia renkarnasi darimu Hinata?"

Naruto menunduk, meremas bingkai foto kekasihnya. Sejenak pikirannya melayang pada kejadian kemarin.

"Hi-hinata?"

Saat itu entah kenapa badan Naruto begitu saja bergerak dan memeluk erat wanita yang belum jelas siapa namanya.

"Hinata! Kau masih hidup!!"

Gadis muda itu berontak dan sekali dorong tubuh Naruto pun terhempas dengan mudahnya sampai jatuh ke lantai.

"Heh, Baka!! Lancang sekali kau memelukku seperti itu!! Memangnya aku wanita murahan yang seenaknya kau peluk lalu kau tiduri, hah?! Dasar laki-laki sinting!!"

Setelah puas menghina Naruto gadis yang mirip dengan kekasihnya itu memunguti dengan kasar barang-barangnya, dan menatap sengit ke arah Naruto. Tak berucap apa-apa dia pun pergi meninggalkan Naruto yang mematung disana. Malu... rasanya begitu malu saat itu juga.

Tapi ada rasa penasaran yang menjalar di dalam rongga dada pemuda itu, rasanya dia ingin mengetahui lebih jauh tentang gadis muda yang dijumpainya kemarin. Naruto tersenyum tipis, lalu mencium foto kekasihnya yang sudah lama meninggal itu.

"Hinata, izinkan aku mencari tau siapa gadis itu,"

***

Malam semakin larut, sesosok gadis muda dengan pakaian terbuka tengah duduk di depan bar bersama kedua kawannya. Lampu disco yang berkerlap-kerlip serta sebuah lagu yang mengalun dengan ritme yang cepat membuat para pengunjung dunia malam semakin gila.

Segelas wine itu diteguk habis oleh gadis itu, kesadarannya sedikit terganggu tapi dia masih bisa mengontrolnya.

"Dei, lihat Hinata! Baru saja dua botol wine saja sudah oleng begitu, hahaha!" ucap salah satu temannya dengan nada sedikit mengejek. Hinata menggoyang-goyangkan gelas kosongnya dengan berseringai iblis, membuat dua kawannya tertawa keras.

"Ayolah guys, aku masih bisa ngeladenin kalian sampai mampus sekalipun!! Ayo tambah 3 botol lagi!!" ucap gadis bernama Hinata itu dengan suara layaknya orang yang sedang mabuk.

"Hinata sayang, kalau kamu udah ngefly bolehlah dikit,"

"Deidara, kamu mau Dewa Jashin milik si Hidan-baka itu bunuh kamu?" balas Hinata sambil memegangi dagu Deidara dengan lembut lalu terkekeh.

"Jangan membawa Dewa-ku saat mabuk begini Hinata, itu sangat tidak sopan!"

Hinata tersenyum kecut,"Khe, oke guys! Gak usah diperpanjang lagi". Tak lama usai perbincangan dari mereka, seorang bartender bersurai merah mencolok mendekat dan membawakan 3 botol wine yang dipesan oleh Hinata.

"Thanks Sasori," ucap Hinata lalu menumpahkan isi wine itu ke dalam gelasnya yang sejak tadi kosong.

"Apapun untukmu, honey" bartender itu memegangi dagu Hinata sekilas lalu berbalik meninggalkan mereka.

"Shit! Sasori-baka! Berani-beraninya dia seperti itu padaku," umpat gadis itu dengan kesal, lalu meneguk lagi minumannya. Kedua kawannya yang bernama Deidara dan Hidan terkekeh mendengan ocehan tak jelas yang keluar dari mulut Hinata.

"Ayolah, bung! Aku benci lelaki mesum! Kemarin saja ada seorang lelaki yang entah siapa namanya ketika melihatku dia menyambarku dan memelukku, dasar Teme!"

Deidara tertawa (lagi) dengan penjelasan Hinata, "Itu karena tubuhmu seksi dan gayamu yang selalu berpakaian terbuka juga pasti laki-laki mengira bahwa kau wanita penggoda,"

"Guys, kalian tau kan aku bukanlah wanita seperti itu,"

"Lagi pula lelaki itu juga ngomong ditengah memelukku, 'Hinata! Kau masih hidup!!'.. seketika aku tercengang mendengarnya lalu mendorongnya sampai dia jatuh,"

Hidan dan Deidara terdiam sesaat, mencerna ucapan Hinata. "Teka-teki yang rumit! Kau bilang tak mengenalinya, tapi dia bilang begitu? Arghh.. apa aku harus berpuasa untuk mendapat petunjuk dari Dewa Jashin?" ucap Hidan memelas.

"Kau bisa menyelidikinya Hinata, agar kau bisa tau jawabannya,"

Hinata hanya mengangguk dan meminum wine yang berulang kali dia tuangkan kedalam gelasnya, "Oke guys! Kita nikmati malam ini!!"

"Yosh!" teriak Hidan dan Deidara serempak.

- TBC -

Pagi-pagi udah update nih. Hehe
Maaf ya alurnya dibikin cepat, soalnya aku gak mau bikin banyak-banyak chap, lagi pula aku juga mesti posting di ff yang satunya lagi..

Gimana? Gaje kah? Haha i know ..

tapi hargai ya dengan vomment kalian readers!

Love,
Lianika

[ 2 ] DIFFERENT [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang