Bulan sudah memasuki Desember awal, kota Konoha yang hangat mulai terasa dingin saat bulir-bulir salju yang lembut itu menyelimuti hampir seluruh wilayah. Orang-orang mulai menyembunyikan diri masuk kedalam kediamannya, menyalakan api unggun ditungku agar tubuh mereka terasa lebih hangat. Musim salju adalah waktu dimana setiap orang melupakan pekerjaan dan seluruh aktivitasnya untuk berkumpul bersama keluarga di rumah.
Seorang gadis bersurai indigo yang terbiasa dengan pakaian ketat, seksi dan hot pants-nya kali ini harus menggunakan mantel berbulu yang hangat menutupi setiap lekuk tubuhnya. Dengan menenteng kopernya yang berisi semua barang-barang bawaannya, gadis itu berjalan menyusuri kota Konoha yang mulai sepi. Dia memasuki wilayah sebuah apartement yang tidak terlalu mewah, mulai menyusuri lobby untuk sekedar menaung dari badai salju yang sudah menerjang diluar sana. Hinata terduduk lemas, air matanya keluar deras mengingat kejadian yang menimpa padanya beberapa saat lalu. Naas memang, disaat hujan salju seperti ini dia diusir oleh paman tirinya yang memang sejak awal tak menyukai kehadirannya. Tak ayal jika sifatnya yang jauh dari kata lemah lembut seperti gadis pada umunya itu berubah karena tekanan dari keluarganya. Sungguh gadis yang malang.
"Sial kau Kabuto! Jika saja kedua orang tuaku masih hidup, kau yang akan angkat kaki dari rumah itu!" umpat Hinata dengan emosinya yang sudah meluap. Tangan mungil itu mengelus pelan perutnya yang sudah bergemuruh meminta diberi makan. Ditengah badai salju seperti ini mana mungkin dia bisa keluar? Itu hanya akan membuatnya mati kedinginan. Tak memperdulikan jika akan ada security mengusirnya, dia memilih meringkuk berharap rasa laparnya hilang saat itu.
***
Pukul 8.15 malam
Naruto tampak berlari pontang-panting memasuki koridor apartement setelah memarkirkan mobil hitamnya di basement. Pekerjaannya kali ini memang cukup menguras waktu, mengingat memang seluruh karyawan harus diliburkan karena musim salju telah tiba. Untung saja dia pulang dengan selamat dikala badai salju seperti ini.
Derap kakinya berbunyi perlahan, menyusuri lobby yang biasa dia lewati untuk sampai ke ruangan miliknya. Sesaat manik shappire-nya menangkap seorang security yang tengah bertugas, dia nampak gusar membangunkan seseorang yang tergeletak disana.
Naruto menghampirinya, "Selamat malam Pak, ada apa ini?" tegurnya.
"Oh Tuan Uzumaki, maafkan saya. Saya hanya berusaha membangunkan gadis ini, dia sama sekali tak bergerak sejak tadi. Aku khawatir seluruh penghuni apartement akan ricuh jika mereka menemukannya," tutur pasti sang securuty.
Pemuda itu melirik ke arah gadis yang dimaksudkan, sesaat matanya terbelalak.
'G-gadis itu....
- TBC -
Holla, aku posting lagi nih kelanjutan ff abal bin absurd ini! eeaaa
makasih banget ya guys udah mau ngikutin kelajutan ff gajeku yang satu ini... NARUHINA mana suaranya ???.!!! ヽ(´▽`)/ #abaikan
Vomment-nya ya guys, biar cepet-cepet update! hehe..
Dikit? Jangan nangis ( ^∇^)
Love,
Linika
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 2 ] DIFFERENT [ Completed ]
RomanceSQUEL dari fanfic pertama "Sebuah Jawaban" Disini diceritakan bahwa Naruto bertemu kembali dengan Hinata setelah bertahun-tahun dia ditinggalkan Hinata yang menderita Leukimia Namun, Hinata yang dulu pendiam, lemah lembut, sopan dan feminim yang dia...