Part 3

1.3K 110 2
                                    

Aku terus menatapnya, menunggu apa jawabannya. Akan tetapi dia tetap tidak menjawabnya, aku kembali menatap jalanan kota dan menghembuskan nafas berat.

Aku paling tidak suka, dibuat penasaran. Itu membuatku dihantui banyak pertanyaan didalam benakku. Aku melipat kedua tangan ku tepat didepan dadaku, masih tetap fokus pada jalanan didepan.

Kami tidak sama sekali berbicara, namun kuputuskan untuk menyalakan tape dan mencari-cari saluran radio yang enak didengar dan tidak membuat ngantuk. Dan aku berhenti ketika lagu zedd beautiful now terputar disalah satu channel radio itu, aku berhenti menekan tombolnya.

Namun beberapa menit kemudian kami sampai ditempat tujuan. Aku kembali menegak dari posisiku yang tadi karena sudah kelewat bosan. Aku mengernyit, bingung aku berada dimana sekarang.

Aku tidak tahu ini rumah siapa, tapi rumahnya lumayan besar, ya sama seperti rumah pada umumnya, akan tetapi rumah ini begitu asing bagiku. Aku tidak pernah kesini sebelumnya.

Jack turun dari mobil, lalu aku mengikutinya. Dia sedang mengetikkan sesuatu diponselnya sepertinya ia sedang memberi tahu temannya bahwa ia sudah sampai. Tapi aku tidak tahu.

Tak lama, seorang lelaki keluar dari rumah tersebut dan berhighfive keJack, namun ini khas mereka. Mungkin mereka sahabat lama, tapi aku tidak tahu. Jack tidak pernah bercerita padaku, kau tahu, bahkan aku dan Jack saja baru berbaikan sejak kemarin.

Laki-laki ini yang berada didepan ku sempat melirikku sebentar lalu kembali pada Jack. Dia memberi kode pada Jack, untuk menjelaskan siapa diriku.

Jack melirikku sebentar, kemudian menepukkan keningnya. Pertanda dia lupa sesuatu. "Oh, mate aku lupa. Ini adikku Abby, kau ingat saat dia kecil mate? Tidak mungkin kau lupa. Haha" kata Jack memperkenalkanku.

Aku semakin bingung, aku mengernyit dan menatap Jack. "Oh, iya aku baru ingat. Kau tumbuh sangat cepat. Time flies so fast, sempat kukira kau ini pacarnya si Johnson. Haha" kata lelaki didepanku dengan kekehannya. Aku hanya tersenyum padanya.

"Abby, dia Gilinsky, Jack Gilinsky. Teman kanak-kanakku. Ingat? Dia pindah kebudapest waktu itu, dia pindah karena Papanya yang ditugaskan disana." Jack mencoba menjelaskannya padaku.

Oh, aku ingat. Dia sahabat masa kecil kakakku, dimana sebelum kami bertengkar. Aku masih akur dengan Jack, bahkan aku tidak tahu alasan mengapa kami bertengkar, aneh.

"Ohh, aku tahu! Itu kau? Aku tidak tau, kau berbeda, jauh lebih tinggi sekarang. Haha" kataku mencoba mencairkan suasana. Aku memelukknya erat. Dan dia membalasnya.

Dia teman, sekaligus sahabatku juga. Dulu sewaktu kami - Jack dan aku, masih kanak-kanak. Aku selalu bermain bersama Jack maupun teman-temannya, namun yang masih berhubungan dengan Jack Gilinsky ini.

"Kalo begitu, silahkan masuk. Tidak enak berbicara diluar." Dia mempersilakan kami masuk. "anggap seperti rumahmu sendiri." Katanya lagi.

Aku mengangguk dan mengekorinya dibelakang. Sekarang aku dan Jack-kakakku. Berada dikamarnya Gilinsky.

Gilinsky sedang menceritakan semua pengalamannya selama berada dibudapest, semuanya menyenangkan, tapi tidak sesenang ketika bersama sahabat. Semuanya rasanya berbeda.

Tak lama beberapa menit ketika Gilinsky masih asik bercerita, taklama teman Gilinsky yang lain datang, yang pertama 3 orang, lalu bertambah 4 dan yang terakhir 2 orang. Mereka langsung kekamarnya Gilinsky.

Aku bingung, mengapa disini temannya begitu banyak, apa dia sedang mengadakan pesta? tapi mengapa Jack tidak bilang padaku jika mau ada pesta. Toh aku bisa memakai baju yang sesuai.

Kid In Love ✘ Shawn MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang