Part 16

617 60 9
                                    

Aku mendengar suara bisikan seseorang tengah mengobrol, aku seperti mendengar namaku tersebut dalam obrolan. Perlahan aku membuka mataku, terlihat bayangan seorang wanita paruh baya dengan anak kecil. Aku belum tahu pasti apa yang kulihat benar atau salah. Karena aku belum sepenuhnya sadar.

Namun, disaat aku sadar ternyata aliyah dan aunty karen yang barusan mengobrol dengan shawn. Aku tersenyum pada mereka, karen hendak keluar bersama aliyah. Namun aku mencegah aliyah pergi.

Aku memberi kode pada shawn apa yang terjadi dan dia hanya mengedikkan bahunya. Sebenarnya aku sempat mendengat ada namaku disebut-sebut, tapi mungkin aku salah mendengarnya.

Aku tidak mau tahu lebih lanjutnya, jadi aku memutuskan bermain bersama aliyah. Yang dimaksudkan bermain, seperti perempuan kebanyakan disaat bertemu. Bukan bermain game atau apa.

Disisi lain shawn mengajak kami bermain video gamenya, aku lumayan mengerti cara bermainnya. Karena Jack selalu mengajakku bermain video gamenya ketika dia bosan. Namu aku selalu kalah karena aku tidak begitu pintar bermain video game.

aku mengambil stick yang Shawn berikan, baru beberapa detik bermain aku sudah kalah. Shawn tertawa, "oh c'mon! Baru main sudah kalah?!" kataku sembari menepuk jidat.

aku langasung memberikan stick pada aliyah, kalau dilihat-lihat aliyah bisa dibilang master. Shawn kualahan, sepertinya disini shawn yang akan kalah.

"oh c'mon al. Kau harus memenangkannya, kau harus mengalahkan Shawn! Karena dia mengalahkanku." ucapku antusias.

Aliyah teryawa, "haha kalau aku memenangkan ini apa yang akan kau berikan padaku?" candanya

Aku tersenyum, "oke, 1 cotton candy"

Aliyah bermain sangat serius dan sebelah tangannya menjulurkan jari kelingkingnya. Yang pertanda minta persetujuan. Dan aku menyetujuinya.

Dan setelahnya yang memenangkan pertandingannya adalah aliyah. Aku menjulurkan lidah pada shawn yang sama sekali tidak diberi respon olehnya.

"jangan lupa ya 1 cotton candy buat aliyah mendes" ucapnya lalu mengedipkan sebelah matanya padaku.

Aku mengangguk dan mengacungkan kedua ibu jariku padanya. Aku yang merasa bosan, beranjak dari tempatku dan berpindah ke tempat tidur milik shawn. aku memutuskan memainkan ponselku, melihat apakah ada notifikasi penting.

Aku mendapati Jack mengirimiku beberapa pesan dan juga cam. Tunggu cam?! Aku langsung saja membuka pesan dari cam.

From : cammy

By?

Aku mengernyit, pesan yang sangat-sangat singkat. Tapi sepertinya sangat penting. Lalu aku membalas pesannya kemudian.

To : cammy

Iya? Ada apa cam?

Lalu aku membuka pesan dari jack, tidak terlalu penting. Dia mengirimkan beberapa foto makanan. Wait... Ini sangat penting bagiku. Aku tersenyum ketika kakakku menawariku makanan.

To : Ma lovely Jacky💞

Oh c'mon! Kau harus membelikanku pizza jack. Tidak mau tahu, pokoknya ketika aku sampai rumah ada paperon size large. Love you -abs

Sedang asik membalas pesan pesan teraebut, aku tak sadar bahwa aliyah sudah berada disampingku.

"pesan dari siapa? Pacarmu?"

Aku terkejut mendengarnya, "ti tidak, tadi dari kakakku. Yang benar saja al, aku tidak punya pacar! Haha"

"kau dengar shawn? She doesn't have a boyfriend!"

keningku mengerut dan tersenyum canggung. Sedangkan shawn seperti pura-pura tak mendengarkan perkataan aliyah.

Bibir aliyah mendekati telingaku dan membisikkan beberapa kata, "kau tahu, aku dan mommy merestui kalian." ucapnya dan kemudian aliyah bermain game diponselnya.

Aku berusaha tidak perduli terhadap ucapannya, ku anggap perkataannya adalah angin lewat. Shawn mematikan video gamenya, mungkin dia sudah merasa bosan karena tidak ada teman bettlenya. Dia berjalan menuju kami—aku dan aliyah.

Shawn mendekati aliyah yang tengah asik memainkan ponselnya, sepertinya ia ingin mengganggu adiknya yang sedang bermain.

Aku tetap dalam posisiku dan masih bermain hp, tak lama kemudian shawn beralih untuk mengangguku. Yang menghasilkan ponselku terjatuh tepat diatas wajahku.

Shawn diam dan begitu pula denganku. Aku berancang-ancang mengambil guling dengan kakiku lalu mengopernya ketangan berusaha membalas perbuatannya. Dan boom! satu hempasan guling tepat mengenai wajahnya.

Aku tertawa terbahak, terlihat mukanya sedikit kesal. Aku berusaha kabur dari tempatku, mengelilingi tempat tidurnya. Namun aku kalah cepat, shawn sudah menangkapku lebih dahulu.

Namun posisi kami membuat kami canggung, aliyah menyoba memotret kami berdua. Aku berusaha menutupi wajahku akan tetapi shawn belum juga melepaskan pelukannya.

Aliyah mendapatkan apa yang ia ingin kan dan merekam ku juga. Shawn langsung melepaskan pelukannya, dan aku terhuyung ke tempat tidurnya.

"aw! untung aku terjatuh di sini shawn." ketusku.

Aliyah tertawa, "lihat! pipimu terbakar abs hahaha"

Aku berusaha menutupi pipiku sebisaku, namun hasilnya nihil. aliyah mendekatiku dan menarik tanganku dari pipiku. Shawn bukannya membantu, ia justru meledekku juga.

Dia malah berbaring tepat didepanku, memerhatikanku dengan teliti sambil memasang wajah imutnya. Aku langsung memukul kepalanya tapi tidak sekeras yang dibayangkan.

"stop meledekku mendes! Ini karena ruangannya cukup panas" alihku, aku mencoba mencari alasan lain.

Aku beranjak dari tempatku menuju balkon, ali alih, "aduh, mengapa kamarmu panas sekali ya shawn."

Aliyah dan shawn saling tatap kemudian tersenyum. Aku melihat aliyah membisikkan kata-kata ke shawn yang tak bisa ku dengar sama sekali.

"aku suka dia, shawn." bisiknya.

Shawn justru memukul adiknya dengan bantal yang berada didekatnya. Dan aliyah tertawa, "aku bersumpah shawn! She's my fav.." teriak aliyah namun shawn membungkamnya.

"sorry by, dia terkadang cukup berisik. Biasa dia mencoba mencari perhatian." ucap shawn alibi.

Aku hanya mengedikkan bahu karena jujur aku tidak tahu menjuru kemana perkataan aliyah.

aliyah menggigit tangan shawn, dan dia menjerit kesakitan. Aku hanya tertawa melihatnya.

"aw! Sakit mendes!"

kening aliyah mengerut dan dia berdecak pinggang, "hello! Kau dan aku sama sama mendes." shawn hanya menjulurkan lidahnya dan aku menggelengkan kepala.

"abs, mengapa kau mau berteman sama orang sepetri dia?" tanya aliyah sambil menunjuk shawn.

Lalu aliyah menghindari shawn dengan bersembunyi dibelakang badanku. "ok, enough mendes." ucapku melerai.

Dan mereka berdua berhenti dan aliyah menjulur lidahnya pada shawn. Shawn memajukan badannya ke arahku dan mengepalkan tangannya, aku tersentak akan perbuatannya. Aliyah justru mencengkram bahuku karena kami berdua takut.

Namun, dugaanku salah. Dia malah mengusap puncak kepalaku. Reaksiku hanya melotot padanya.

"oh no, please not now..." ucapku.

TO BE CONTINUED!
akhirnya update juga hehe dikomen jangan lupa ya😆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kid In Love ✘ Shawn MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang