Part 1

3.5K 149 12
                                    

Aku rasanya tidak siap setelah ini, kau tahu, makin kesini liburanku mulai berkurang, aku tidak sama sekali merasakan yang namanya liburan bahkan kerjaanku hanya makan dan tidur, liburan ini sungguh membosankan, tapi aku tidak ingin cepat-cepat masuk sekolah, aku mohon, kali ini saja kau berpihak padaku, dan tolonglah perlambat setiap detiknya.

Liburan kenaikan kelas ini sungguh membosankan, aku benar-benar belum siap untuk pergi kesekolah, bahkan waktunya tinggal 2 hari lagi aku masuk, apa yang harus ku perbuat? Mau tidak mau aku harus siap, kalo tidak ibuku pasti akan membunuhku, lalu tak lupa mencincang-cincang dagingku.

Aku bingung apa yang harus kulakukan, jadi aku kembali membenamkan wajahku ke bantal.

"Abigail... cepat turun, kerjaanmu hanya makan dan tidur saja, kau itu perempuan, seharusnya kau membantu ibu mengurusi rumah, kau malah enak-enakan tidur dan makan saja, coba kau fikir jika perempuan tidak bisa mengerjakan perkerjaan rumah, kelak yang akan menjadikanmu istri siapa? Lelaki diluar sana juga tidak ada yang mau jika mempunyai istri yang malas." kebiasaan ibuku, selalu saja mengkomen hidupku, aku tahu apapun yang dikatakannya pasti yang terbaik untukku kelak. Tapi aku masih 14 tahun, masih lama untuk menikah.

Aku berjalan gontai untuk turun dan mau tau mau aku harus membantu ibu, lagi pula jika kufikir lebih baik menyibukkan diri bukan? Dari pada tidak ada lagi yang kau kerjakan.

Ketika aku sampai dilantai bawah, aku menghembuskan nafas berat. Huft. Selama liburan aku akan menjadi Cinderella, yaitu babu.

"Bu, Jack kan juga setiap hari makan dan tidur saja kerjaannya, kenapa hanya aku saja yang disuruh?" Cibirku. Aku memutarkan bola mataku dan mengerucutkan bibirku.

Aku heran kenapa si Jack tidak pernah ada sangkut pautnya jika aku suruh mengerjakan rumah tapi tidak dengannya. Aku tau dia laki-laki.

Tapi setidaknya dia bisa membantu membuang sampah yang baru beberapa hari sudah menumpuk. Dan asal kalian tahu, jika ibuku sudah memanggilku dengan sebutan Abigail, itu tandanya ibuku sedang serius, sebenarnya panggilanku Abby.

***

Aku kembali kekamarku setelah semua kerjaan rumah beres, lumayan melelahkan dan lumayan mengurangi kebosananku selakaligus juga.

Aku berdiam ditempat tidur dengan keadaan terlentang, aku menatap langit-langit kamarku sambil entah memikirkan apa, aku tidak tahu mengapa begitu suka menatap langit-langit kamar.

Aku sedang asik dengan dunia ku sendiri sambil menatap langit kamar tiba-tiba saja semua dikacaukan oleh Jack.

Semua memang berawal darinya, liburanku kacau karenanya, mengapa manusia bodoh ini selalu mengacaukan hidupku tuhan. Aku bukan bermaksud sepenuhnya adalah salah Jack. Tapi memang benar adanya, dia hanya bisa mengacau!

Dia sangat tidak sopan, masuk kekamar wanita tidak mengetuk pintu terlebih dahulu, apa maunya? Manusia ini benar-benar membuatku kesal.

Apa dia tahu kalo aku baru saja membicarakannya, jadi dia masuk dengan seenaknya saja kekamar ku?! Oh, dia bisa baca pikiranku sekarang.

Tuhan, maafkan otak dan mulutku ini jika sedang berbicara. Sungguh, aku tidak bermaksud. Aku hanya kesal sesaat padanya.

Aku tahu, ia masuk kekamarku pasti ada sesuatu, tidak mungkin dia tiba-tiba baik kepadaku. Ini aneh seorang kakak lelakiku yaitu Jack akur denganku dengan tiba-tiba. Itu aneh sekali.

Dia tiba-tiba masuk kekamarku lalu menutup pintunya kembali, aku masih fokus dengan duniaku sendiri, aku sama sekali tidak menoleh padanya, tapi aku sempat meliriknya sekilas kemudian memutarkan kedua bola mataku.

Aku bangun dari posisiku menjadi duduk diatas tempat tidurku, lalu menghadapkan posisiku dengan posisi duduknya sekarang. Menarik anak rambut kebelakang telingaku, kemudian menyilangkan kedua tangan ku didepan dada.

"Lantas, apa tujuanmu kemari? Apa yang kau mau?." kataku to the point lalu menaikan sebelah alisku keatas. Dia diam tak berbicara sama sekali, lalu tiba-tiba saja ia tersenyum padaku.

"Oh, ayolah Abby, bersikaplah baik padaku sesekali. Mengapa sifatmu begitu angkuh dan dingin padaku? Bahkan kita bersaudara, aku lelah yang terus-terusan bertengkar denganmu. Oke, aku tau, kau mengetahui tujuanku saat ini. Tapi, kumohon mengertilah sedikit saja padaku. Aku sayang padamu, kau adikku, adikku perempuan satu-satunya. Aku hanya ingin menjadi kakak yang lebih baik untukmu. Jadi, apakah kau mau memafkan ku? Maksudku berhentilah menjadi seperti anak-anak. Kita sudah dewasa, kau mengerti apa yang kumaksud bukan? Ya, pasti kau tahu Abby." Ucapnya panjang lebar.

Oh, ayolah Jack, pernah kah aku marah padamu? Tidak, tidak sama sekali, atau mungkin aku yang memang aku nya saja yang tidak terlalu perduli pada sekitaranku.

Tapi asal kau tahu, aku benar-benar sayang padanya, dia kakak terbaik yang pernah aku punya. Aku berdiam diri sejenak sambil memproses kata apa saja yang ingin aku ucapkan.

"Oh, Jack maaf. Aku tidak bermaksud, aku bahkan tidak sedikitpun marah padamu, ya walaupun terkadang, tapi hei, semua orang marah pasti mempunyai alasan bukan? terkadang kau membuatku kesal, tapi hanya sesaat. Dan satu lagi perlu kau ketahui, kau tidak punya salah apa-apa, jadi kau tidak perlu meminta maaf padaku." Aku tersenyum padanya sambil menaik turunkan sebelah alisku, berusaha mencairkan suasana.

Ini pertama kalinya aku dan kakakku kembali bercanda setelah 5 tahun yang lalu. Entah kenapa tiba-tiba kami- aku dan jack berhenti memperdulikan satu sama lain.

Dia terkekeh melihatku menggodanya, jadi kami saling bercanda semenjak saat itu. Oh, ini liburan terbaik, karena aku memiliki kakak terbaik yang pernah ada.

***

Melihat jam sudah pukul 08.00pm, aku harus segera turun kebawah, karena pasti ibu sudah menyiapkan makan malam, jika aku tidak kebawah dalam 5 menit mungkin kebiasaan ibuku yang selalu berteriak untuk memanggilku sebentar lagi akan dimulainya.

Ketika aku memutar knop pintu kamarku, Jack berada tepat didepan pintu kamarku sedikit terkejut, namun ia berkata aku suruh segera kebawah, aku menanggukan kepala mengerti, aku lupa bahwa kenyataan bahwa kamar kami bertetangga.

Aku berjalan menuju ruang makan ditemani Jack, sesekali dia membuatku tertawa karena ocehan leluconnya. Ibuku heran ketika dia melihatku dengan Jack tertawa, bahkan akur, biasanya kami saling diam.

Ibuku tersenyum, dia memberi Papaku kode untuk segera melihat ke arahku dan Jack. Papaku hanya tersenyum hangat kemudian menggelengkan kepalanya.

"Jadi, apa yang telah aku lewatkan selama aku berada diluar rumah?" Kata Ayahku sambil tersenyum hangat. Aku dan Jack saling tatap, kemudian tersenyum.

***

To be continued.
Leave your vote and comments guys!
Jadi, mau minta pendapat, gimana ceritanya?
Gimme 5++ votes for next chap!

P.S : yang jadi abby willow shields

Kid In Love ✘ Shawn MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang