Abby membuka lockscreennya dan mengetikkan passwordnya. Setelah membukanya ia langsung mengclick icon pesan. Dan ia membuka pesan dari Taylor terlebih dahulu.
From : Taylor
Hi, Abbs!
Aku bosan, kau tau Mr. Sam guru sejarah? Dia sangat membosankan. Aku muak mendengarkan dongengnya. xxaku tersenyum melihat pesan dari Taylor, memang benar apa katanya, Mr. Sam selalu menceritakan tentang sejarah tapi ketika dia sedang menceritakan seperti seseorang sedang mendongeng. Lalu aku membalas pesannya.
To : Taylor
Kau benar, dan aku tahu benar apa yang ia ceritakan. Aku juga bosan, Mrs. Mandy sedang menjelaskan secara detail tentang seni tapi aku malas memperhatikannya. Ngomong-ngomong sedang apa si kepala botak itu? Apa dia masih mendongeng? Haha.
Sent.
Mr. Sam memiliki kepala botak seperti profesor. Dia hanya botak didepan. Terkadang aku tertawa melihatnya entah kenapa, mungkin penampilannya lucu. Tapi aku tidak tahu apa alasanku.
Lalu aku membuka pesan dari Cameron.
From : Cameron
Hey Abbs!
Kau sedang apa?Aku mengetikkan beberapa kata yang ingin kubalas padanya.
To : Cameron
Aku sedang bernafas dan membalas pesanmu! Xx
Sent
Aku tersenyum ketika membalasnya dan tiba-tiba aku mendapatkan 1 notification message kembali. Aku membukanya. Betapa terkejutnya diriku ketika Shawn mengkrimku pesan. Aku pun membukanya.
From : Silentmandes
Diam dan perhatikan Mrs. Mandy didepan!
Aku kaget ketika membaca pesan darinya, jadi kuputuskan mematikan layar ponsel ku, mengembalikan ponselku ke tas dan memperhatikan Mrs. Mandy yang dia terangkan.
Sebenarnya aku sedikit takut ketika membacanya, karena seperti sedikit mengancam, tapi aku tahu sebenarnya dirinya tidak begitu. Lebih baik aku cari aman dari pada ponselku juga nantinya diambil oleh Mrs. Mandy.
Oh ya, ngomong-ngomong aku memberi nama kontaknya silentmandes karena dia sangat irit ketika sedang berbicara, dengan tingkahnya yang dingin pula kepadaku dan dia pendiam dia seperti teman-temannya yang lain jadi ku beri nama silentman mandas itu perpaduan antara man dengan mendes.
***
Kelas seni telah usai dan kelas ku berikutnya adalah sejarah. Setelah kelas seni tadi aku langsung masuk kekelas sejarah dan tidak satupun dari mereka yang sekelas denganku. Tapi aku bersyukur aku mendapatkan teman dengan mudahnya. Dia anaknya asik dan nyambung ketika diajak mengobrol.
Aku senang bisa berteman dengannya, namanya adalah Mackenzie Foy aku memanggilnya Kenzie. Dia seperti anak kecil, dari tingkah laku dan juga wajahnya. Dia begitu polos.
Ketika aku pertama memasuki kelas sejarah aku langsung mengambil tempat duduk kedua dari depan, kali ini aku benar-benar mendengarkan cerita-cerita sejarahnya Mr.Sam karena aku duduk dipaling depan. Mau tidak mau aku harus memperhatikannya karena aku paling depan.
Ya, sebenarnya mau duduk didepan atau belakang seharusnya tetap memperhatikannya. Aku sempat melihat sekilas kepojok kiri bangku ke 3 dari belakang aku seperti melihat Taylor, tapi tidak mungkin.
Dia baru saja selesai dengan kelas sejarahnya. Tapi aku sungguh bingung kenapa ada Taylor disini? keningku mengerut, aku tidak mungkin salah liat bahkan mataku sama masih normal tidak ada min, plus atau bahkan silinder. Mataku tidak bermasalah. Masih sehat.
Aku memberanikan diri menengok kearahnya selama beberapa menit namun aku sadar bahwa dia sadar aku perhatihan. Jadi, aku memutar tubuhku kembali kepada posisi awal, memperhatikan Mr. Sam.
Aku sempat bertukar nomer ponsel dengan Kenzie. Jadi aku bisa bertanya-tanya pelajaran atau pr padanya. Ketika bel istirahat berbunyi aku dan Kenzie membereskan dan memasukkan buku serta alat tulis kami.
Aku dan Kenzie berencana kekantin bersama namun Kenzie tidak bisa karena ada janji dengan temannya jadi kuputuskan untuk pergi kekantin seorang diri. Aku melihat orang yang sangat mirip dengan Taylor itu berjalan melewatiku.
Dia jalan dengan sangat cepat, aku pun mengejarnya. Dan menyamakan posisi jalanku dengannya, sekarang aku berada disebelahnya.
"Hey!" KatakuDia melirik kearah ku kemudian tatapannya kembali pada jalanan yang ditujunya. "Kalau aku boleh tahu, siapa namamu?" Kataku memberanikan diri. Bisa dibilang aku sok akrab dengannya. Tapi, niatku hanya berteman dengannya.
Dia berhenti dan aku mengikutinya. "Namaku Cameron. Cameron Monaghan." Katanya dan kami pun berjabat tangan. Dia sempat tersenyum padaku lalu aku tersenyum kembali padanya.
"Aku Abigail Beau Johnson." Kataku ramah
Dia mengangguk. "Tapi kau bisa panggil aku Abby." Lanjutku. Dan kami melanjutkan jalan kami.
"Mau kekantin, eh?" Ucapku dan dia pun mengangguk
"Boleh aku ikut?" dia pun mengangguknya lagi. Dia berbanding terbalik dengan sifat Taylor ternyata, Taylor asli tidak bisa diam dan sangat cerwet. Ini justru kebalikan dari Taylor.
Dikantin aku belum melihat keberadaan 10 temanku dan kakakku. Jadi aku berbincang-bincang dengan Cameron. Ngomong-ngomong aku baru ingat ada 2 Cameron. Bagaimana cara membedakan mereka berdua untuk memanggilnya? Aku bingung.
"Kau boleh memanggilku Nathan, karena itu panggilan kecilku." Kata Cameron. Aku mengangguk. Dia tahu apa yang aku pikirkan. Mengapa semua orang tahu apa yang sedang kupikirkan.
Tak lama kami berbincang seseorang menepuk pundakku dan aku menoleh kearah siapa yang menepuk pundakku tadi. Nathan melihat ke orang yang menepuk pundakku tadi, lalu melirik kearahku.
Aku mendapati kakakku berdiri disana dan aku tersenyum padanya. "Sudah berapa lama kau disini?" Kata Jack.
"Baru beberapa menit yang lalu."
"Dia siapa, By? Sepertinya wajahnya tidak asing" Kata Jack.
Aku pun menjelaskan dia teman baruku, aku bertemunya dikelas sejarah. Jack hanya mengangguk dan beberapa menit kemudian disusul oleh Shawn dan teman-teman lainnya. Tapi Shawn berada paling belakang.
"Hi, Abby! Wow, tunggu! Kau mirip dengan Taylor, Mate! tunggu sebantar." Kata Matt. Aku tersenyum pada tingkah laku Matt.
Ketika Cameron datang dan mengambil duduk didepanku dan dia disamping Nathan sekarang. "Nah!! Ini baru mirip, kalian seperti twins! Haha aku harus mengabadikan moment ini!." Kata Matt sarkastik kemudian dia cepat-cepat mengambil ponsel disaku celananya dan memotret mereka berdua
Hasilnya benar yang dikatakan oleh Matt tadi, seperti anak kembar ketika difoto. Ya walaupun hanya pada awalnya saja mereka mirip sekali namun setelah melihatnya dengam benar mereka tidam begitu mirip. Hanya sekilas saja.
"Maafkan teman-temanku, mereka semua memang gila." Kataku pada Nathan. Dia tertawa renyah. "Tidak apa-apa."
"Oh iya, kau benar Matt. Pantas saja ketika aku melihat wajahnya seperti tidak asing." Kata Jack menjelaskan. Dan mereka semua mengangguk.
Ngomong-ngomong si Nat orangnya asik juga. Kupikir dia pendiam tapi sama saja dengan Taylor, tapi tidak segila Taylor.
Aku tidak pernah melihat Nathan sebelum-sebelumnya. Tapi, mungkin itu karena aku dulu kurang bergaul, bahkan dulu teman saja tidak punya. Tapi sekarang aku merubah semuanya bahkan sekarang aku punya sahabat. Dan ini semua berkat Jack.
Mulai sekarang teman Jack temanku juga begitu pun sebaliknya.
***
TO BE CONTINUED!
PLEASE HARGAI YANG NULIS. LEAVE VOTE AND COMMENTS GUYS!
Jangan jadi silent readers donggg, comment apa aja kek nanti aku bales kooo
Vote!!!