Knock knock...
"Abby..."
Knock knock, Jack kembali mengetuk pintu kamar Abby, tetapi tidak ada jawaban.
"By.... Bangun."
"By... Dibawah ada Cam."
"Aku masuk ya..."
Jack membuka knop pintu kamar Abby, lalu memperhatikan Abby yang tidur sejenak, mengusap kepala Abby pelan. Sebenarnya tidak tega membangunkannya. Melihat Abby tertidur saja seperti itu, sangat nyenyak.
Perlahan Abby membuka matanya, kemudian mengerjapkannya beberapa kali. Setelah sadar, ia langsung bangkit dari tempat tidurnya. "Jam berapa sekarang?"
"Jam 7 lewat."
Abby langsung menepuk jidatnya karena lupa sesuatu. "Oh god! Sejak kapan Cam sudah berada disini?"
Jack berpikir sejenak. "Kurang lebih 5 menit yang lalu."
Abby langsung saja berlari kekamar mandi setelah menggantungkan kalimat Jack barusan. Jack yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku adiknya masih sama seperti dulu, ceroboh.
"God! Dia masih sama seperti Abbyku dulu." Jack terkekeh sebentar lalu langsung melenggang pergi.
Jack pergi meninggalkan kamar Abby kemudian berjalan melewati tangga menuju ruang tamu, dimana Cam berada. Jack berdeham, kemudian mendaratkan bokongnya disebelahnya.
Cam yang menyadari keberadaan Jack langsung mengarahkan pandangannya dimana Jack berada.
"Kulihat, akhir-akhir kau lagi dekat-dekatnya dengan adikku, mate." Kata Jack sambil menepuk punggung Cam.
Cam hanya menaikkan sebelah alisnya, tidak menjawab pertanyaan Jack. "Apa yang sedang kau rencanakan? Hm? Jangan coba-coba mempermainkan adikku."
"Bukan urusanmu."
"Tunggu.... Bukan urusanku?! Jelas yang satu ini urusanku! Kau tahu, Abby itu addikku! Aku tidak mau dia tersakiti, dan aku tidak mau menjadi kakak yang brengsek lagi." Ucap Jack penuh amarah namun dengan bisikan.
"Whoa! Kau baru saja menuduhku yang tidak tidak Jack. Ini masih pagi dan aku tidak mau mencari masalah denganmu. Aku sahabatmu, tidak mungkin aku berbuat padamu, Jack." Ucap Cam dengan lembut.
"Percaya padaku, jika ada sesuatu, akan aku ceritakan padamu....... Tapi ini bukan saatnya. Tapi......" Cam menggantungkan kalimatnya.
"Tapi apa?"
"Cam ayo, kita berangkat!" Ucap seorang perempuan yang tiba-tiba datang entah dari mana. Mereka berdua tersentak, orang yang baru dibicarakannya ada disana.
Abby yang melihatnya bingung, ada apa dengan tingkah laku mereka? Pagi ini sangat aneh. Bahkan dirinya saja baru datang. Abby hanya berpikir positif kemudkan mengedikan bahunga.
Dia tidak mau tahu apa yang baru dibicarakan, mungkin ini masalah laki-laki, dan Abby tidak perlu tahu, dan terlalu privacy mungkin bagi mereka.
Abby berdeham sekali. "Hm... Bagaimana kalau kita berangkat sekarang?" Abby melihat arlojinya sekilas.
"Bagaimana Cam? Kita jadi berangkat bersama kan?" Ucap Abby meyakinkan.
"Eh i-iy-iya By... Kalau begitu ayo kita berangkat." Tiba-tiba saja Cam menjadi gugup, lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Dia beranjak dari duduknya, dan berjalan disamping Abby dan merangkulnya.