Debaran pertama

6K 237 1
                                    


***
Sebuah sinar matahari muncul dari ufuk timur. Menandakan bahwa awal hari segera dimulai. Suara kicauan burung yang berada diatas pohon menyambut datang nya pagi ini. Terdengar suara beberapa orang atau kendaraan yang melintas yang menandakan bahwa aktivitas dipagi ini akan segera dimulai *sumpahInigaje

Seorang pria tampan berwajah-sedikit condong-timur tengah berjalan menuruni anak tangga. Kedua tangan nya merapihkan bagian bawah kemeja milik nya, dan sesekali merapihkan rambut nya. Telinga nya mendengar suara 'ping' berkali-kali dari lantai dasar. Ia tersenyum, ia pasti ponsel adik nya, (Namakamu) yang menerima banyak broadcast. Lagipula, ia tahu apa pekerjaan adik nya tersebut.

"Ping, ping mulu. Dari siapa, sih? pacar nya ya?"
goda pria ini ketika sampai dilantai dasar. Menarik kursi makan yang berada tepat disamping adik nya. (Namakamu) menoleh dan menyeringai.

"Bukan lah. Ya..broadcast aja, sih. Info-info gitu," jawab nya lalu menggigit roti sandwich sarapan nya itu.

Kakak nya mengangguk pelan, sebenarnya tanpa dijawab pun ia sudah tahu.

"Oh, ya. Kak Ali hari ini mau nge-band lagi? Atau ada acara lain?" tanya (Namakamu) mengambil ponsel nya yang sedari tadi bergetar dan mengotak-atik nya sejenak.

"Ya, jadwal tiap hari kan nge-band. Tapi liat aja, sih nanti gimana," jawab kakak nya yang tadi dipanggil nya 'Ali'. Mungkin lebih tepat nya Muhammad Ali Syarief. Ali tergabung dalam sebuah band dan ia diposisikan menjadi seorang drummer. Tak jarang juga jika ada beberapa sutradara yang menginginkan nya untuk menjadi pemain dalam film nya. Hebat, bukan? Yap, selain tampan dia juga berbakat.

"Gue berangkat ya, kak?" (Namakamu) bangkit dari duduk nya dan berjalan keluar rumah.

"Eh, iya. Koran pagi ada di meja teras," ucap Ali dengan sedikit berteriak karena jarak (Namakamu) sudah lumayan jauh. Kedua telinga Ali mendengar bahwa (Namakamu) meng-iya kan kalimat nya.

Sesuai dengan ucapan kakak nya, (Namakamu) mengambil koran pagi yang tergeletak diatas meja teras dan berjalan kaki menuju halte busway untuk sampai ketempat dimana ia tuju.

***

Seorang gadis cantik berjalan anggun disebuah koridor sebuah kantor dengan kedua tangan membaca koran yang ia pegang. Membaca sambil berjalan? Yap, ini sudah sering ia lakukan. Tak jarang jika ia menabrak beberapa karyawan karena cara berjalan nya. Ketika membaca, (Namakamu) juga tak lupa melihat kearah depan untuk memastikan ia tidak akan menabrak karyawan atau bahkan..dinding.

'Kling'
Dentingan pintu lift terdengar.

(Namakamu) melangkah kan kaki nya keluar lift dan berjalan menuju sebuah ruangan yang terdapat disudut sebelah sana. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk keruangan sana. Termasuk diri nya

'Clek'
(Namakamu) memutar knop pintu sebuah ruangan ketika ia berada ditempat yang ia tuju. Mata nya menangkap ruangan yang besar ini hanya ditempati 2 orang pria yang tak lain adalah kedua teman nya. Ruangan ini hanya berisi sebuah meja panjang dengan beberapa kursi disetiap sudut nya (kayak meja rapat) di sebelah kiri dinding terdapat sofa panjang berwarna hitam merah, dan tak jauh dari sofa tersebut terdapat sebuah komputer

Di sebelah kanan nya terdapat dinding kaca yang memungknkan nya melihat bagaimana hiruk pikuk nya kota Jakarta.

(Namakamu) tersenyum dan berjalan menghampiri kedua teman nya yang pasti tengah menunggu nya. Ada Aldi dan Iqbaal disana. (Namakamu) selalu melihat wajah Aldi yang muruh, bahkan terlihat kesal dipagi hari nya. Karena jika setiap pagi, pria berkaca mata itu selalu bertengkar dengan kekasih nya, Salsha.

"Gue gak nemuin kasus baru hari ini. Isi nya rata-rata tentang pencabulan semua," (Namakamu) menaruh koran terebut diatas meja dan membiarkan Iqbaal mengambil nya untuk mengecek nya. Sementara Aldi? Pria itu terdiam dengan tatapan menerawang keluar kaca.
(Namakamu) ikut terdiam mengikuti suasana diruangan ini. Matanya fokus melihat wajah Iqbaal pagi ini. Oh, pria itu selalu tampan. Terkadang (Namakamu) merasa jengkel sendiri, kapan sih Iqbaal jelek? Lekukan wajah nya yang sempurna membuat wajah Iqbaal terlihat menarik. Apalagi jika pria itu tersenyum. Hh..membuat beberapa kaum hawa yang melihat nya mendadak sesak nafas seketika.
Lalu pandangan nya beralih pada Aldi, teman pria nya itu tidak memakai kacamata hari ini. Tapi itu tidak masalah. Aldi juga selalu terlihat tampan dalam kondisi dan situasi apapun. Jika saja status Aldi saat ini lajang, maka (Namakamu) akan menawarkan dirinya untuk menjadi kekasih Aldi. Tapi sayang, Aldi sudah berpacaran dengan teman kampus nya dulu, Salsha.

NO NA ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang