Iqbaal berjalan mengendap-ngendap layak nya maling saat menaiki anak tangga. Ia takut jika langkah nya terdengar sekecil apapun itu bunyi nya, Fika akan muncul dan segera membunuh nya.
Iqbaal tadi sudah diberi arahan oleh (Namakamu) bagaimana cara nya memancing anak itu keluar kamar. Dan Iqbaal ingat rencana pertama nya adalah berbicara dan membuat nya tersudut, lalu Fika marah kemudian mengejar Iqbaal.
Tapi Iqbaal yakin rencana ini tidak akan berhasil. Karena (Namakamu) hanya menyuruh nya, gadis itu tidak memberi tahu apa yang harus Iqbaal katakan pada anak itu nanti. Bagaimana ini semua akan berhasil jika kini dirinya saja gemetar ketakutan.
Pisau yang tadi diberikan oleh (Namakamu) ia simpan dibaju nya._. tidak tidak. Disaku belakang celana nya. Ponsel milik nya sudah siap siaga disaku celana samping kanan nya.
Ia akan segera menghubungi gadis itu jika saja ada sesuatu buruk yang terjadi.
Lalu apa tugas (Namakamu)? Iqbaal sendiri tidak tahu. Gadis itu tidak memberi tahu apa yang akan dia-(Namakamu)-kerjakan.Iqbaal berhenti tepat didepan kamar Fika. Nafas nya yang memburu karena menahan takut, degupan jantung nya yang menghentakan keras dada nya, serta ia juga merasakan bulir-bulir keringat dingin kini mengalir dipelipis nya. Oh Tuhan!
Iqbaal tidak yakin jika dirinya bisa selamat melewati semua teror menyeramkan ini.
'Clek'
Pintu terbuka dari dalam dan segera membuat Iqbaal terdiam membatu. Oh Tuhan! Dirinya belum menyiapkan mental jika harus berhadapan dengan anak ini mengapa saat ini dia sudah berdiri didepan nya? Iqbaal menelan ludah nya sendiri saat melihat Fika berdiri didepan nya dengan tatapan lugu nya yang menggemaskan.Ingin sekali Iqbaal mengambil pisau yang tadi telah diberikan (Namakamu). Tapi, kan (Namakamu) menyuruh nya menggunakan pisau ini hanya saat keadaan mendesak. Sekarang? Menurut Iqbaal, berbicara atau berhadapan dengan anak ini termasuk keadaan terdesak -.-
"Mau nyari Aldi?"
Pertanyaan itulah yang dilontarkan Fika. Iqbaal sedikit terkejut mendengar nya.Fika tidak menyebut 'kak' sebelum nama Aldi. Sekarang gelar 'kak' untuk Aldi sudah lenyap.
Fika bergeser seperti memberi jalan pada Iqbaal dan menunjuk arah dengan dagu nya.
"Aldi ada dikasur. Jantung nya udah Fika ambil dan udah Fika gantung juga. Tenang aja, hati nya gak akan Fika makan kok. Fika masih kenyang. Karena saat ini Fika cuman mau hati kak Iqbaal."
Entah mengapa saat Iqbaal mendengar penjelasan dari Fika, sesuatu yang besar menyumpat saluran pernafasan nya dan membuat pria ini menahan nafas nya selama beberapa detik. Apa kata nya?"Maaf ya kalau selama ini Fika bohongin kalian. Hm, kenapa kalian masih disini? Kenapa gak lapor polisi aja? Karena sayang banget, Fika gak bakal ngasih kesempatan kedua kalian buat kabur."
Skakmat! Bagaimana ini? Mengapa tiba-tiba Iqbaal merasa dirinya dipermainkan oleh anak kecil? Ini pasti gara-gara sandwich itu-___-" Belum Iqbaal mengucapkan satu kata pun, anak itu sudah berbicara panjang lebar pada nya. Apalagi tadi Fika mengatakan bahwa ia tidak akan memberikan kesempatan kedua bagi dirinya dan (Namakamu). Apa maksud nya?
Iqbaal memperhatikan anak yang berada setinggi pinggang nya ini. Anak itu berdiri sekitar 3 langkah dari nya. Jika saja Fika tiba-tiba mengeluarkan pisau nya maka Iqbaal bisa berjaga-jaga untuk secepat nya lari. Pandangan Iqbaal mengabsen bagian tubuh Fika satu persatu. Mulai dari kaki nya, baju yang dikenakan nya, kalung, serta mata biru nya. ah ya! Kalung. Ia ingat perkataan Aldi jika Fika mendapatkan sebagian besar kekuatan nya dari kalung. Jika, Iqbaal mengambil kalung nya dari Fika maka Fika akan kehilangan sebagian kekuatan nya, bukan?
Iqbaal mengambil nafas, mencoba memberikan suplai oksigen pada paru-paru nya yang kini sudah menciut._. ia mencoba menyusun kata-kata agar anak konsentrasi anak ini pada Iqbaal sedikit buyar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO NA ME
Terror~Dum da di da Da da da dum Da da da dum Da da da dum da da di dum Da di dum dum Da da da dum Da da da dum Da da da dum la da da di da dum~ PRIVATE STORY # 40 dalam horor # 205 dalam horor # 212 dalam horor # 218 dalam horor # 273 dalam horor