Seorang pria dengan perban di kaki kanan nya berdiri di pinggirkolam renang. Kedua tangan nya ia masukan kedalam saku celana.
Pandangan nya menerawang jauh kedepan seperti memikirkan sesuatu. Luka ditelapak kaki kiri nya kini mulai berdenyut akibat dipakai untuk berjalan tadi.
Angin malam yang berhembus menabrak kulit nya yang telanjang. Sebenarnya ia kedinginan, tapi ia tidak ingin masuk kedalam rumah. Apalagi ke kamar. Hanya akan memunculkan kembali rasa emosi nya yang kini sudah mulai mereda.
Ucapan kasar dan rasa kekesalan Aldi pada nya masih terekam jelas dimemori nya.
Iqbaal tahu bahwa dari dulu dirinya dengan Aldi memang tidak pernah satu pemikiran.
Tapi sebenarnya pertikaian ini bisa dicegah jika saja tadi Aldi bisa berbicara baik-baik dengan dirinya.
Iqbaal menghirup nafas panjang dan memejamkan matanya. Merasakan angin malam yang masuk dan menusuk rongga hidung nya.
"Hai."
Sapaan itu membuat Iqbaal terkejut. Iqbaal menoleh dan mendapati seorang gadis yang memeluk tubuh nya sendiri berjalan kearah nya.
Iqbaal tersenyum tipis,
"Hai juga."(Namakamu) tersenyum dan menyeimbangkan posisi tubuh nya dengan Iqbaal.
"Lo gak tidur?" tanya Iqbaal melirik gadis yang tengah menerawang jauh kedepan sana.
(Namakamu) terdiam sejenak.
"Enggak, Aldi tidur dikasur juga Masa gue seranjang sama dia? udah gitu kata nya gue suruh tidur samping dia. Trus kalau ada apa-apa sama gue dia bakal tanggung jawab dan secepatnya nikahin gue. gue kesel lah. Gue emang pengen tidur, sih. Tapi gak seranjang juga sama Aldi. Tapi masa iya gue tidur di sofa? Gak banget. Aldi ngeselin banget, kan?" (Namakamu) mengoceh panjang lebar dan memberikan ekspresi kesal nya.
Telinga nya tidak mendengar Iqbaal menanggapi ucapan nya, (Namakamu) menoleh dan melihat Iqbaal tengah menatap nya sambil menahan tawa.
Alis (Namakamu) bertaut.
"Kok lo ketawa, sih? Gue kan gak ngelucu, Baal." (Namakamu) mengerucutkan bibir nya.Kesal juga karena Iqbaal sama sekali tidak menanggapi serius ucapan nya.
Iqbaal tertawa lepas dan menarik sebelah pipi (Namakamu). "Emang gak ada yang lucu. Tapi ekspresi lo itu yang bikin gue gemes." Kali ini Iqbaal menarik kedua pipi (Namakamu) hingga membuat (Namakamu) meringis.
(Namakamu) memasang wajah datar sembari menggembungkan kedua pipi nya.
Iqbaal menarik bahu (Namakamu) dan merangkul nya hangat. Iqbaal masih tertawa.
"Jangan cemberut, ah. Tar gue cium, loh."
(Namakamu) menoleh cepat ke Iqbaal dan langsung menyeringai lebar.
Perlahan tapi pasti suara tawa Iqbaal mulai menghilang. Iqbaal mengacak-acak rambut dipuncak kepala (Namakamu) dan membenarkan posisi nya.
Hening ...
Tidak ada lagi diantara mereka yang berani bertanya atau sekedar mengatakan beberapa kata untuk mencairkan suasana. Mereka sama-sama terdiam menikmati dingin nya angin malam yang berhembus.
Iqbaal memejamkan matanya lagi.Merasakan angin yang menabrak kulit nya lembut. Merasakan juga kehadiran seorang gadis yang saat ini berdiri tegak disamping nya.
"Gimana luka lo?" pertanyaan itu membuat Iqbaal membuka kedua mata nya.
Iqbaal berdeham dan menoleh ke (Namakamu). Melihat wajah (Namakamu) yang polos saat malam itu.
"Lebih baik setelah diobatin sama lo."
(Namakamu) tersenyum.Ia tahu bahwa Iqbaal saat ini hanya bergurau, "Gue serius."
"Gue juga serius."
(Namakamu) menatap kedua bola mata hitam milik Iqbaal. Bola mata itu indah seolah-olah saat ini Iqbaal menatap nya dengan sebuah arti. (Namakamu) mencoba masuk dan mencari tahu apa makna dibalik tatapan Iqbaal saat ini. yeah, walau ia yakin ini adalah hal konyol."Hm..masuk, yuk? Kasian Aldi dikamar sendirian. Gue juga takut terjadi apa-apa sama dia." (Namakamu) memutar tubuh nya dan berniat meninggalkan tempat ini.
"Lo sayang Aldi?"
Langkah nya terhenti, padahal baru saja ia melangkah beberapa langkah. Pertanyaan Iqbaal itu tentu saja membuat
(Namakamu) terkejut karena tidak seperti biasa nya ia menanyakan tentang hal ini.
(Namakamu) memutar tubuh nya berniat menghadap Iqbaal, tapi kini pria itu sudah berada disamping nya."Gue sayang Aldi. Sayang lo juga." (Namakamu) menjawab pertanyaan Iqbaal dengan senyuman.
"Gue atau Aldi?" Iqbaal ternyata tidak menanggapi jawaban (Namakamu) barusan.
Kening (Namakamu) berkerut dalam saat mendengar Iqbaal tiba-tiba saja melontarkan pertanyaan yang diluar dugaan nya.
"Lo ngomong apa, sih?"
Iqbaal melangkah 1 langkah dan membuat jarak antara (Namakamu) dan dirinya semakin dekat. "Lo pilih gue atau Aldi?"
(Namakamu) terdiam. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Iqbaal yang satu ini."Apaan, sih? Jangan ngawur ah, Baal." (Namakamu) kembali melanjutkan langkah nya, tapi sayang langkah nya kembali terhenti karena kali ini Iqbaal mencekal pergelangan tangan nya.
(Namakamu) menatap Iqbaal dengan sedikit kesal. Apa sih maksud nya?
"Gue sayang sama lo."
(Namakamu) terdiam tak bergerak. Ia merasakan jantung nya berhenti berdegup dan paru-paru nya berhenti berfungsi.Apa yang dikatakan Iqbaal tadi? (Namakamu) tidak salah dengar, kan?
(Namakamu) tertawa dan melepas tangan Iqbaal yang mencekal tangan nya dengan mudah.
Ia tidak mau menanggapi serius ucapan Iqbaal."Iya gue tahu, kok. Lo sayang gue. Aldi sayang gue. dan gue sayang kalian berdua."
Iqbaal menunjukan ekspresi kesal nya.
Gadis ini tidak mengerti juga? Bagaimana cara nya agar (Namakamu) tahu bahwa Iqbaal memang menyayangi nya tulus? Mencintai nya dengan tulus?
Tanpa pikir panjang dan tanpa memikirkan resiko apa yang akan terjadi, Iqbaal menarik tangan (Namakamu) kuat. Membiarkan tidak adanya lagi jarak diantara wajah mereka.Tangan kiri Iqbaal ia gunakan untuk memegang pinggang ramping (Namakamu) dan tangan kanan nya menahan tengkuk (Namakamu) supaya gadis ini tidak mengacukan semua nya.
(Namakamu) hanya mampu diam menerima perlakukan lancang Iqbaal pada nya. Dalam hati nya tentu ia ingin berteriak dan berontak lalu menampar keras pipi Iqbaal. Tapi entah mengapa, sentuhan Iqbaal dibibir nya itu terasa lembut seakan mematikan seluruh sel saraf dan otot yang bekerja ditubuh nya saat ini.
Perlahan tapi pasti (Namakamu) mulai membalas apa yang dilakukan Iqbaal terhadap nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NO NA ME
Terror~Dum da di da Da da da dum Da da da dum Da da da dum da da di dum Da di dum dum Da da da dum Da da da dum Da da da dum la da da di da dum~ PRIVATE STORY # 40 dalam horor # 205 dalam horor # 212 dalam horor # 218 dalam horor # 273 dalam horor