***
Fika mengangkat kepala nya dan menatap Iqbaal dengan serius seolah-olah anak ini mencoba membaca pikiran Iqbaal lewat tatapan mata nya.
Iqbaal yang ditatap seperti itu menjadi risih dan tanpa ia sadari, alis nya terangkat sebelah.
"Okay, kak Iqbaal." Fika mengecup pipi kiri Iqbaal dan berjalan-setengah berlari-menaiki anak tangga. Iqbaal menganga dibuat nya. Apa yang tadi Fika lakukan? Mengecup pipi kiri nya? Iqbaal serasa terbang melayang karena ia dikecup oleh seorang anak kecil yang menggemaskan.
***
Seorang gadis tengah berdiri dibalkon kamar nya saat malam hari. Wajah nya sengaja ia angkat keatas untuk melihat bintang yang bertaburan dilangit yang gelap itu. Walau tadi sempat hujan, tapi saat ini ada bintang dilangit sana walau hanya beberapa.
Aroma hujan yang khas masih tercium disini. Aroma dingin nya itu masuk kedalam hidung dan menggelitik bulu hidung (Namakamu). (Namakamu) bergidik saat merasakan angin malam menabrak kulit nya yang telanjang.
Aldi dan Iqbaal. kedua pria itu tinggal bersama nya kini untuk beberapa hari. Entah sampai kapan yang jelas tugas mereka saat ini adalah menemani dan melindungi diri nya karena saat ini (Namakamu) sudah kehilangan seseorang yang selama ini melindungi nya. Ali.
Kedua orang tua nya tidak tahu jika Ali meninggal. (Namakamu) sengaja tidak memberitahu kan nya dalam waktu dekat. Karena (Namakamu) tahu jika ia mengadukan hal ini pada ibu dan ayah nya, si ayah akan shock dan penyakit jantung nya kumat. Maka dari itu ia akan tetap berusaha merahasiakan kejadian yang telah terjadi di rumah nya kini.
Mulai hari ini, (Namakamu) harus menjalani hari-hari nya tanpa ditemani oleh kakak kesayangan nya. tanpa ditemani kakak yang menurut nya lucu itu. Dan dengan berat hati, (Namakamu) harus mengikhlaskan semua nya.
Fika. Entah mengapa tadi pagi ketika Iqbaal menjelaskan hasil outopsi Ali pada nya, pikiran (Namakamu) mengarah pada Fika. Pada anak kecil yang diduga telah membunuh Ali dan korban-korban sebelum nya. Semenjak kedatangan anak itu kerumah ini, semua nya menjadi ada yang mengganjal.
'Clek'
"Gue mau kasus ini selesai secepat nya! Sebelum korban nya makin banyak."
Suara itu berhasil membuat (Namakamu) menoleh. Iqbaal yang baru saja datang ke kamar nya segera naik ke atas kasur nya sembari menenteng sebuah laptop. (Namakamu) yakin itu adalah laptop milik Aldi yang dipinjam secara paksa oleh Iqbaal.
(Namakamu) melihat Iqbaal tengah terduduk dan menatap layar monior laptop Aldi dengan serius. Sementara Aldi? Pria itu hanya duduk terdiam di sofa kamar ini. Membiarkan laptop milik nya diotak-atik oleh Iqbaal.
"Lo mau nyelesein gimana? Cari di google? Emang ada?" (Namakamu) duduk tepat disamping Iqbaal dan mencoba mengintip apa yang tengah dilakukan Iqbaal pada laptop Aldi._.
"Gue penasaran sama dia. Hm, sama nama dia maksud nya," jawab Iqbaal tanpa menoleh ke (Namakamu). Pandangan nya masih setia pada layar laptop Aldi.
(Namakamu) menatap Aldi seolah-olah mengatakan bahwa dirinya tidak mengerti apa yang diucapkan Iqbaal. Aldi mengangkat kedua bahu nya pertanda ia juga tidak mengerti.
"Nama? Limnatis Nilofica. Emang ada yang aneh? Perasaan biasa aja, tuh." (Namakamu) mengambil satu boneka panda berukuran sedang dan memeluk nya erat. Merasakan halus nya bulu-bulu boneka itu saat bertabrakan dengan kulit milik nya.
"apa? Tunggu-tunggu. Limnatis Nilofica?" Aldi bangkit dari duduk nya dan berjalan menghampiri dirinya dan Iqbaal.
(Namakamu) mengangguk pelan. Ada apa? Mengapa Aldi jadi kaget ketika mendengar nama lengkap Fika? Ada yang salah?

KAMU SEDANG MEMBACA
NO NA ME
Terror~Dum da di da Da da da dum Da da da dum Da da da dum da da di dum Da di dum dum Da da da dum Da da da dum Da da da dum la da da di da dum~ PRIVATE STORY # 40 dalam horor # 205 dalam horor # 212 dalam horor # 218 dalam horor # 273 dalam horor