4 - Rio

423 71 8
                                    

Sudah 4 hari Daffa tidak masuk sekolah. Alena mulai cemas dengan tingkah anehnya malam itu beberapa hari lalu.

"Ini payung lo. Sorry baru dibalikin gue suka lupa orangnya." ucap Rio membuyarkan lamunan Alena.

"Iya nggak apa apa kok."

Karena wajahnya terlihat sedih Rio mengajak Alena pergi nonton nanti sore karena ada film baru di bioskop. Dengan gugup Alena meng iyakan ajakannya.

Karena baru pertama kali Rio mengajaknya pergi, ia membongkar semua lemarinya demi menemukan pakaian yang cocok.

Tepat jam 4 sore Rio sudah berdiri didepan rumah Alena dengan mengandarai mobilnya. Rio mengenakan celana chino pendek berwarna hitam dan kaos polos berwarna putih membuatnya terlihat sexy.

Sedangkan Alena menggunakan celana jeans hitam dan kaos putih dengan cardigan pink yang membuat badannya terlihat lebih ramping. Mereka berdua pun memasuki mobil, tiba tiba ponsel Alena berbunyi
"Hallo..." suara dari ujung telefon yang sepertinya tidak asing untuknya.

"Daffa.. Kemana aja lo? kok nggak pernah masuk atau kasih kabar ke gue?" nada Alena sedikit khawatir.

"...."

"Gue?gu..gue lagi jalan sama Rio." ia melirik Rio yang sedang menyetir.

"..."

"Lo dirumah gue? tapi..." Daffa memutuskan telefon sebelum Alena menyelesaikan pembicaraannya.

To : Daffa
Lo baik baik aja Daf?

Ia mulai khawatir dan melihat ponselnya beberapa kali berharap Daffa membalas pesannya.

*****

"Lo nggak suka filmnya?" bisikan Rio.

"Suka kok." senyum Alena mamaksa.

Setelah selesai nonton Rio memutuskan makan di warung nasi goreng langganannya.

"Tumben perginya sama perempuan mas Rio?" ucap Bapak penjual nasi goreng.

Rio hanya tersenyum malu. beberapa menit kemudian pesanan datang dan mereka pun melahapnya. Selesai makan Rio mengantarkan Alena pulang. Namun Alena terkejut bahwa Daffa telah menunggunya didepan rumah.

"Hai Bro. Ngapain lo disini?" sapa Rio dengan senyum lebar.

Namun Daffa malah mengabaikan sapaan Rio dan menarik tangan Alena untuk memasukin mobilnya.

Dengan bingung Rio melihat Daffa "apa mereka pacaran? Astaga apa gue sedang mengencani pacar nya? Gue hanya mengajaknya nonton nggak lebih. Kenapa Daffa harus bersikap dingin" pikir Rio.

*****

"Daffa apa lo baik baik aja?" dengan takut ia bertanya. Namun Daffa tetap diam sepanjang perjalanan. Tiba tiba Daffa menghentikan mobilnya dipinggir pantai dan ia keluar mobilnya yang di ikutin Alena.

"Daffa..." belum selesai Alena berbicara, Daffa langsung memeluk Alena dengan erat.

"Jangan tanya kenapa. Gue mohon" ucap Daffa dengan lirih.

Setelah beberapa jam kemudian, Daffa bertanya kepada Alena "udah makan?"
Alena hanya menganggukan kepalanya.

"Gue lapar," Daffa menarik tangan Alena untuk pergi ke kursi belakang mobil dan mengambil beberapa kotak yang berisi ayam, sosis, keju, beberapa bumbu dapur dan teh.

"Mau ngapain?" tanya Alena penasaran.

Tanpa menjawab Daffa langsung membakar beberapa kayu yang dibawanya dan mulai membakar ayam yang telah dibumbui.

Setelah semua selesai dibakar mereka memakannya "mmmm...delicious. andai lo jadi suami gue pasti bakal makan enak setiap hari." Alena yang tiba tiba tersadar akan ucapannya dan langsung mengucapkan maaf atas omongannya itu. Daffa pun tertawa melihat tingkahnya.

Malam pun bertambah gelap namun tidak dengan mereka. Api dari kayu yang dibakar semakin berkobar dengan tawa mereka dan alunan musik dari ponsel Daffa.

*****

The Last SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang