16 - Berteman?

363 22 4
                                    

-Author POV-

Lagi lagi Alena kembali di titik masa lalu. Dia menangis mengingat betapa bodohnya dia selalu berlari. Dibuka sebuah surat berwarna kuning yg ditulis Daffa sebelum meninggal. ia meneteskan kembali matanya.

"Hai Alena! Apa kabar? Kalau lo udah baca ini surat itu artinya gue udah nggak ada didunia ini. Gue mau cerita kalau gue memiliki saudara kembar yang sebelumnya belum pernah gue ceritain. Namanya Adelardo Daffi, gue sayang banget sama dia. Suatu hari nanti lo pasti bakal ketemu sama Daffi! Karena kita kembar mungkin Daffi akan merasa kekosangan karena gue udah nggak ada didunia ini lagi. Oh iya Len terima kasih sudah menjadi sunshine di hidup gue. Len ini belum berakhir ini baru saja dimulai. Lo harus menjadi Alena yang kuat dan berani oke!!"

Ia membaca surat dari Daffa ketika masih hidup. Setelah menangis ia tertidur kerena lelah.

*****

Alena terbangun dari tidurnya cuacanya dingin sekali. Punggungnya sakit semua karena ia tidur disofa. Wajahnya pucat "Apa aku sakit?" Alena menyentuh dahinya. Badannya lemas ia jalan terhuyung huyung untuk mengambil air putih. Belum melangkah terlalu jauh dari sofa tubuhnya terjatuh kepalanya membentur meja sehingga berdarah.

Seperti biasa Melody menjemput Alena karena jalan rumah mereka satu jalur menuju butik. Beberapa kali Melody menekan bel rumah namun tidak ada jawaban. Melody sangat khawatir sehingga ia menelfon Daffi. Setelah beberapa menit kemudia Daffi datang dengan mobil spotnya. Tanpa basa basi Daffi mendobrak pintu. Ditemukan Alena tergeletak di lantai. Mereka langsung membawanya kerumah sakit.

*****

Alena membuka matanya perlahan cahaya masuk sedikit demi sedikit. Ia merasa sakit dibagian dahinya. "Len lo udah bangun? Dokter dokter!" seseorang memanggil dokter. "Suaranya tidak asing. Tapi siapa?" ia menebak asal suara karena penglihatannya masih buruk. Dokter datang lalu memerika motoriknya dan memberika beberapa obat yang disuntikkan.

"Hai?" dokter menyapa Alena.

"Hai dokter." ia membalasnya dengan senyum.

"Apa kamu sudah merasa lebih baik?"
"Sedikit dok. Tapi kemana orang yang memanggil dokter tadi?"

"Oh dia. Sus panggilkan orang tadi ya?"

"Baik dok." suster berjalan kearah pintu. Dan kembali dengan seseorang yang tidak asing.

"Daffi..." matanya membulat.

"Hai." sapa Daffi dengan senyum.

"Baiklah makanan ini kamu makan setelah itu obatnya diminum oke? Dan kamu! Kamu harus jagain pacar kamu ini buat makan yang teratur!" dokter menasehati Alena dan Daffi.

"Eee.. Iya dok" Daffi gerogi karena dikira berpacaran dengan Alena.

Dokter meninggalkan mereka berdua. Daffi membuka kotak makan yang disiapkan oleh Melody. "Kata Melody lo nggak suka makanan rumah sakit. Jadi dia bikinin pasta." Daffi perlahan memberika kotak makan. Setelah kotak makan dipegang oleh Alena, ia perlahan berjalan keluar.

"Daffi.." suara Alena menghentikan langkanya.

"Eh... Iya?" senyum diwajah Daffi mengembang.

"Gue rasa kita bisa memulai yg baru." ia melahap pasta secara perlahan.

Tanpa basa basi Daffi duduk disebelah Alena.

"Baiklah!" Daffi menujukan senyum lebar.

*****

Yey akhirnya setelah berhari hari dan berbulan bulan baru bisa update.

Kenapa lama banget? Lagi hobi sibuk sama kegiatan sekolah jadi lama bangetzzzz :v

Tungguin cerita selanjutnya ya.

The Last SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang