11 - First Kiss

349 49 4
                                    

Daffi yang menggantikan posisi Daffa saudara kembarnya ternyata membuat Daffi sendiri jatuh cinta kepada Alena. Namun ia tau bahwa Alena adalah cinta pertama Daffa, tapi hati tidak bisa di bohingi.

"Alena! Gue lapar." Daffi memasang wajah imut dan mulai memanyunkan bibirnya.

"Gue baru sadar kalo lo bisa kaya anak kecil gini Daffa," Alena tersenyum dan membelikan Daffi beberapa sosis bakar. Mereka memakan sosis sambil berjalan, tangan Daffi berada dipinggang Alena dan ia tidak keberatan soal itu. Entahlah berpelukan dan berpegangan tangan tidak pernah di tolak olehnya seakan-akan sudah terbiasa.

*****

"Gue gugup Nahd, Acara wisuda bentar lagi dimulai." Alena meremas tangan Nahda.

"Aw, Udah enjoy aja. Itu Daffa, Daffaaa" Nahda berteriak dan melambaikan tangannya.

"Kalian udah pada siap?" tanya Daffi yang menggunaka tuxedo hitam yang membuat siapapun jatuh hati padanya.

"Lumayan," ucap Alena tidak peduli setelah melihat penampilan Daffi yang berada di depannya. Lalu Daffi berpegangan pada tangan Alena. Mereka siap berjalan di atas karpet merah menuju kursi. Lalu seorang MC menyerukan namanya "Alena Savita"

Alena berjalan diatas karpet merah menuju panggung. Ia mengenakan long dress berwana blush dengan belt berwara senada membuat kulit putihnya bersinar.
Setelah mengambil beberapa foto Alena turun dari panggung, setelah beberapa langkah menjauh dari panggung Daffi menarik tangannya dengan lembut dan membawanya ke belakang panggung. Mata mereka saling bertemu, kedua tangan Daffi melingkar pada pinggang Alena kemudian Daffi mengecup bibir Alena, ia hanya terdiam tidak membalas ciuman Daffi. Karena sadar bahwa Alena hanya terdiam Daffi menghentikan ciuman itu, "Maafin gue." ucap Daffi yang kemudian Alena hanya pergi meninggalkannya.

Jantungnya terasa dipompa dengan cepat hingga meledak, dahi Alena berkeringat ia sangat gugup bila mengingat kejadian itu, otaknya seperti mendidih. Sudah beberapa tegukan air putih ia minum untuk membuat gugupnya pergi namun tetap saja. Rasanya ia akan gila sekarang.

"Are you oke?" tanya Daffi.

"Haa? o...oke." ia yang kemudian langsung meninggalkannya.

*****

Alena merebakan tubuhnya diatas kasur besar dan lembut itu. Kejadian itu terus berputar putar seperti kaset rusak. Tubuhnya sangat lengket ia segera mandi, setelah selesai mandi ia merasa tenaganya dikuras habis hingga ia kelelahan dan tertidur.

Namun baru beberapa menit ia menutup mata, kejadian itu terus di ingatnya. "Ternyata seperti ini rasanya first kiss? Astaga Alena apa yang lo pikirin? ini udah jam 2 pagi dan lo belum tidur?" ucapnya pada diri sendiri dengan kesal. Setelah beberapa jam akhinya ia tertidur pulas dan terbangun jam 9 pagi.

"Pagi Mama" ucap Alena yang lebih mirip seperti zombie.

"Pagi sayang. Mau sarapan?"

"Alena cuma haus. Alena mau kembali tidur." ia melangkah kan kakinya ke dalam kamar.

*****

"Wisuda kemarin gimana?" tanya Daffa.

"Sukses." ucap Daffi acuh yang memainkan ponselnya.

"Maksud gue Alena,"

"Dia cantik di hari wisudanya."

"Apa dia bahagia?"

"Sudah pasti."

"Seharusnya gue nggak lakuin ini semua," mendengar itu Daffi menoleh dan memutar bola matanya. Daffa melanjutkan "Gue salah."

"Daffa, lo kenapa?" Daffa mengabaikan pertanyaan Daffi, ia berbaring lalu tidur walaupun dia berpura pura. Setelah beberapa menit Daffi meninggalkan rumah sakit ketika ia pergi tiba tiba Daffa metesekan air matanya.

****

The Last SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang