"Maa Alena pulang." ia menyapa Mamanya dengan lelah. Tapi bau roti kering selalu menyemangatinya ketika semua badan serasa lelah dan mulai goyah.
Setelah mandi ia langsung pergi ke dapur buat mengisi energi. "Betapa lezatnya roti kering buatan Mama. Ini yang buat Alena selalu kangen rumah" ucapnya sambil menggigit roti sedikit demi sedikit.
Bel rumah berbunyi. "Iya sebentar" jawab Mama dengan berlari kearah pintu. Setelah kembali Mama mengatakan bahwa seseorang mencari Alena.
Ia pun bergegas keluar dan tidak terpikirkan sama sekali bahwa Daffa akan mengunjungi rumahnya."Ngapain?" tanya Alena dengan nada acuh.
"Mau pinjem buku catetan lah!"
"Iya bentar."
"Nggak disuruh masuk nih?"
"cuma bentar ambil bukunya kok."
"Disini banyak banget nyamuknya."
"Yaudah cepetan masuk!"
"Pintu pagarnya?"
"Ih ribet amat." ia membuka pintu pagar dan langsung berbalik mengambil buku.
Setelah beberapa menit "Nih bukunya."
"Yaudah habis makan roti gue langsung pulang yaa."
Dengan cepat Alena melihat ke arah meja "Mama yang kasih?"
"Yup."
Dengan cemberut Alena melihat roti kering dilahapnya satu persatu.
"Lo suka sama Rio ya?" tanya Daffa saat melahap roti dengan santai. Alena melebarkan matanya setelah mendengar itu "Nggak kok!"
"Kalau lo suka nanti gue bantuin. Tapi kalau kaga mau yaa juga nggak masalah."
Dengan suara lirih ia mulai menggigit bibirnya "em..emang bisa?"
"Apa sih yang nggak bisa gue lakuin?"
"Caranya?"
"Besok ikut aja." Daffa mengakhiri pembicaraannya dan pulang.
*****
Keesokan harinya Alena sengaja bawa bekal buat Daffa karena dia niat mau bantuin Alena buat deket sama Rio
"Hari ini kita mau ngapain?""Kalo dikelas diem aja. Gue mau tidur!" jawab Daffa dengan malas.
Alena mulai cemberut "Ini ada kotak makan. Tapi kalau nggak mau nggak masalah kok."
"Mau. Baiklah pulang sekolah nanti kita nge gym."
"Nge gym?maksud lo, gue harus kurus gitu?" Daffa mengabaikannya dan meninggalkan kelas dengan membawa kotak makan.
Bel pulang pun berbunyi.
*****
Sampailah mereka di gym Dengan ragu ragu Alena berjalan dibelakang Daffa. "Itu Adit yang bakal bantuin lo." kata Daffa dengan mendorong Alena dengan pelan.
"Siapa ini?" tanya Adit yang menunjuk Alena.
"Nama gue Alena."
"Berat badan berapa?"
"Terakhir sih 72 kg." sambil meringis Alena mulai canggung.
"Yaudah ditimbang dulu. Beratnya 74 kg tapi nggak masalah kok kalau emang beneran diet nanti juga bakal kurus. Jadi jangan patah semangat ya Alena" Adit sambil menepuk pundak Alena.
Selesai nge-gym Alena merasa lapar dia memohon kepada Daffa agar membelikannya seporsi burger. Namun karena Daffa telah menentukan diet untuknya, ia dilarang memakan junkfood. Sehingga dengan terpaksa ia memakan nasi sebanyak 5 sendok teh dan telur rebus dengan beberapa sayur hijau. Karena Alena merasa sangat lapar ia pun melahap semua makanan walau lapar masih mengganggunya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Sunshine
RomanceDaffa adalah seorang yang merubah kehidupan Alena Savita dan tanpa sadar mereka saling jatuh cinta. Namun takdir berkata lain. Leukemia membuat kisah cinta mereka berlika liku. Adanya orang ke tiga di kota Paris yang beraroma romantis ini membuat Al...